06 Maret 2025
13:03 WIB
Menteri PKP Tawarkan Relokasi Buat Korban Banjir Bekasi
Menteri PKP Maruarar Sirait mengajak diskusi masyarakat, apakah mereka punya keinginan direlokasi, karena banjir sering berulang
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (4/3/2025). ANTARA/Livia Kristianti
JAKARTA - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (Ara) berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, dalam menangani bencana banjir di Kota Bekasi, Jawa Barat. Salah satu hal yang ditawarkan Ara adalah relokasi hunian ke tempat yang lebih aman.
"Saya tadi sudah berkoordinasi dengan Bapak Kepala BNPB dan juga kepada Wali Kota. Kita coba bicara diskusi kita ajak ke masyarakat, apakah ada keinginan relokasi karena banjir ini sering terulang," ujar Ara dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (6/3).
Sayangnya, belum diketahui dengan jelas, apa bentuk relokasi yang dimaksud. Kementerian PKP juga belum menjelaskan lebih jauh hal ini.
Sebelumnya, Ara hanya menyatakan siap membantu para korban banjir yang saat ini terjadi di beberapa titik wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Bantuan yang diberikan, lanjutnya, sejalan dengan rekomendasi yang diberikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa malam, Maruarar menyebutkan, dalam kondisi kebencanaan BNPB pada dasarnya akan melakukan pemetaan terkait kebutuhan hunian. Jadi, apabila dibutuhkan relokasi dalam jumlah besar untuk korban bencana maka nantinya BNPB akan meminta Kementerian PKP untuk memenuhinya.
"Nanti biasanya kita akan rapat koordinasi berdasarkan hasil temuan dari BNPB. Kami pada dasarnya siap untuk bisa men-support di daerah-daerah bencana," kata Ara.
Meski begitu, apabila ternyata korban bencana yang direlokasi berjumlah kecil dan dirasakan masih bisa ditangani langsung oleh BNPB maka biasanya Kementerian PKP tidak dilibatkan untuk membantu relokasi. Ara mencontohkan salah satu bentuk kerja sama yang pernah dilakukan bersama BNPB ialah pada saat terjadinya bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Kementerian PKP menurut dia ikut terlibat karena jumlah korban yang perlu direlokasi berjumlah banyak dan tidak bisa hanya dilayani oleh BNPB. Hal serupa juga menurut Ara akan diterapkan dalam hal penanganan banjir di sejumlah titik Jabodetabek yang berlangsung sejak Selasa (4/3) dini hari.
"Nanti pemerintah daerah kalau memang dibutuhkan besar itu akan koordinasi, Pemerintah daerah, pemerintah pusat, Menko-nya Pak Pratikno yang nanganin. Nanti ada Menteri Keuangan, ada Menteri Sosial, ada Menteri PU, ada kami (Menteri PKP) juga untuk bisa bekerja sama," kata Ara.
Membagikan Bantuan
Sejauh ini, guna membantu para warga yang terdampak bencana, Menteri PKP juga membagikan sejumlah bantuan berupa mi instan, peralatan mandi, cairan pembersih lantai serta pakaian dalam dan kebutuhan obat-obatan untuk para orangtua dan anak-anak.
Menurut Ara, para pengungsi memerlukan bantuan secepat mungkin dari pemerintah agar bisa mengurangi beban, sekaligus memberikan rasa perlindungan dari rasa khawatir mengingat rumahnya terendam air cukup tinggi.
Berdasarkan data BNPB Kota Bekasi, jumlah warga terdampak bencana banjir di Kota Bekasi sebanyak 23.967 KK yang terdiri dari 61.223 jiwa. Sedangkan jumlah warga terdampak di Kecamatan Jatiasih sebanyak 5229 KK atau 16.733 jiwa.
Khusus jumlah pengungsi di Gudang BNPB Jatiasih, tercatat sebanyak 60 KK atau 263 jiwa. Selain di Gudang BNPB, lokasi pengungsian warga berada di Mushola Nurul Janah Kampung Pondok Benda dan Gereja Menara Kasih di Jalan Swatantra V, RT 04 RW 04 Jatirasa, Jatiasih.
“Keluarga Besar Kementerian PKP turut prihatin atas musibah banjir di Bekasi,semoga segera pulih kembali dan seluruh warga sehat, dapat terlayani dengan baik serta kembali ke rumah dengan aman,” kata Ara.
Untuk diketahui, Ara terjun ke lapangan guna bertemu dan berkoordinasi dengan Kepala BNPB, Walikota Bekasi dan jajaran untuk melakukan penanganan pasca bencana banjir bandang yang melanda Kota Bekasi, Jawa Barat. Ara juga menemui masyarakat Kota Bekasi di Kecamatan Jatiasih yang tertimpa bencana banjir.
Lokasi yang dikunjungi merupakan wilayah terdampak bencana banjir paling parah yakni Perumahan Pondok Gede Permai, Jatirasa, Jatiasih di Kota Bekasi, banjir setinggi 8 meter membuat rumah-rumah warga tenggelam dan membuat kegiatan warga lumpuh.
Ara bersama Walikota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono dan Kepala BNPB Mayor Jenderal Suharyanto juga melihat langsung kondisi para pengungsi di Kantor Logistik dan Peralatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jalan Pondok Gede Permai, Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi.
Pemprov DKI
Sejatinya, inisiasi relokasi tak hanya dilontarkan pemerintah pusat, sebelumnya Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno mempertimbangkan membangun rumah susun (rusun) di kawasan Kali Krukut segmen Jalan NIS, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
"Saya tanya, gimana Pak Sekda? Di daerah sini ada enggak lahan yang bisa dipakai untuk rumah susun," kata Rano yang akrab dikenal sebagai Bang Doel kepada wartawan di Jakarta Selatan, Jumat.
Bang Doel mengatakanl momen ini menjadi hari pertama dirinya turun bekerja di lapangan untuk melihat lokasi banjir di Jakarta. Adapun tentunya ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan terkait membangun rusun maupun relokasi. Salah satunya sosialisasi kepada masyarakat.
"Mudahkah bangun rumah susun? Mudah. Sulitnya apa? Sosialisasi masyarakat," ujarnya.
Terlebih, dia juga menemukan masih ada warga yang membangun dapur di atas kali. Padahal lokasi tersebut sudah dikeruk, sehingga disarankan tidak dibangun bangunan kembali.
Maka itu, pihaknya juga meminta camat untuk bisa memberikan sosialisasi kepada warga untuk bisa menjaga kali usai dikeruk. Dia berharap dengan adanya solusi mengatasi banjir, maka diharapkan mampu mengubah nasib masyarakat.
"Saya sangat yakin mereka juga sudah capek juga kan kalau tiap hari. Wuh tadi saya lihat banjir bisa dua meter," ujarnya.
Rano pada hari perdana pemerintahannya langsung ke lokasi banjir, tepatnya di kawasan Kali Krukut segmen Jalan NIS, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Pengerukan semua kali atau sungai untuk mencegah banjir di Jakarta menjadi tugas pertama Pramono Anung dan Rano Karno usai dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto.