c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

26 Juni 2025

17:42 WIB

Menteri Perdagangan Sebut Konflik Timur Tengah Tak Pengaruhi Ekspor RI

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengklaim konflik di kawasan Timur Tengah antara Israel dan Iran sampai saat ini tak pengaruhi kinerja ekspor Indonesia.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Menteri Perdagangan Sebut Konflik Timur Tengah Tak Pengaruhi Ekspor RI</p>
<p id="isPasted">Menteri Perdagangan Sebut Konflik Timur Tengah Tak Pengaruhi Ekspor RI</p>

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso saat ditemui usai agenda Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Ditjen PEN dan GAHC, Kamis (26/6). ValidNewsID/Erlinda PW

JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyebut, hingga saat ini konflik di kawasan Timur Tengah antara Israel-Iran tidak mempengaruhi produktivitas ekspor Indonesia. Ia pun berharap dampak buruk dari konflik tersebut tidak terjadi.

"Selama ini belum ada ini (pengaruh negatif) ya. Mudah-mudahan sih nggak akan ada masalah ya. Karena kalau kita lihat trennya naik terus kok semuanya," ujar Budi saat ditemui usai agenda Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Ditjen PEN dan GAHC, Kamis (26/6).

Menurutnya, selama ini penurunan nilai ekspor Indonesia terjadi imbas adanya perang dagang yang sempat memanas beberapa waktu lalu di April 2025.

Sebelumnya, Budi menyatakan penerapan kebijakan tarif impor oleh Amerika Serikat (AS) memiliki andil besar terhadap penurunan capaian surplus neraca dagang Indonesia pada April 2025. Selain itu, di momen yang sama juga terjadi libur lebaran.

Baca Juga: Melejit 13,5%, Kemendag: Ekspor Halal Ke Australia Kuartal I/2025 Capai Rp2,53 T

Budi menilai, kondisi serupa juga terjadi di beberapa negara lainnya di kawasan Asean.

"Setelah kami cek juga di beberapa negara seperti di Malaysia, Filipina, Vietnam, kita analisa yang pertama kemarin kan awal April masih libur lebaran, jadi masih banyak libur, maka ekspor berkurang. Yang kedua ini banyak terkait kebijakan Trump," ucap Budi, Rabu (4/6).

Merujuk laporan Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca dagang RI pada April 2025 merosot tajam 96,3% dibandingkan bulan sebelumnya, dari US$4,33 miliar menjadi hanya US$160 juta. Angka ini menjadi capaian surplus dagang Indonesia terendah dalam 60 bulan terakhir.

Budi mengindentifikasi juga, penurunan surplus tersebut utamanya karena nilai ekspor Indonesia selama April cenderung menurun dibandingkan Maret 2025, yakni dari US$23,25 miliar turun menjadi US$20,74 miliar.

Baca Juga: Deklarasi BRICS, Perluas Pasar Ekspor Indonesia Dan Dukung Industri Keberlanjutan

Sedangkan, impor cenderung meningkat 8,8% (mtm), dari US$18,92 miliar menjadi US$20,59 miliar di April 2025. Budi menjelaskan hal tersebut terjadi karena Indonesia masih banyak mengimpor barang-barang sebagai bahan baku penolong industri.

"Impor kita kan meningkat ya, karena kita impor bahan-bahan penolong, kemudian barang modal yang meningkat," imbuhnya.

Kenaikan impor bahan penolong dan barang modal tersebut pun dia klaim sebagai bentuk tumbuhnya perekonomian nasional. Lantaran produksi di dalam negeri terus berjalan seiring dengan kenaikan permintaan.

Budi pun berharap perbaikan surplus neraca dagang bisa terjadi dan mulai naik pada Juni 2025.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar