c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

15 September 2023

20:35 WIB

Menteri ESDM Beberkan Upaya Optimalisasi Potensi EBT

Negara-negara Asia Tenggara diberkahi oleh potensi EBT yang melimpah untuk menjalani proses transisi energi.

Penulis: Yoseph Krishna

Menteri ESDM Beberkan Upaya Optimalisasi Potensi EBT
Menteri ESDM Beberkan Upaya Optimalisasi Potensi EBT
Menteri ESDM Arifin Tasrif saat ditemui di sela PYC International Energy Conference di Jakarta, Jumat (15/9). ValidNewsID/Yoseph Krishna

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan pemerintah Indonesia telah mengembangkan peta jalan transisi energi dalam rangka mencapai Net Zero Emission (NZE) tahun 2060 atau lebih cepat.

Pada peta jalan itu, pemerintah akan mengembangkan 700 GW potensi energi terbarukan dalam bauran energi yang antara lain berasal dari tenaga surya, air, laut, panas bumi, serta nuklir.

Rencana tersebut tak lepas dari berkah yang didapati negara-negara Asia Tenggara dalam bentuk sumber daya energi yang beragam dan berlimpah, khususnya sumber energi terbarukan dengan potensi total mencapai lebih dari 17.000 GW.

"Sebagian besar berasal dari tenaga surya 15.602 GW dan tenaga angin 1.225 GW. Sementara cadangan gas sekitar 130 TCF, terutama dari Indonesia 44 TCF, Malaysia 32 TCF, dan Vietnam 22,8 TCF," ungkap Arifin saat memberikan sambutan pada Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) International Energy Conference di Jakarta, Jumat (15/9).

Baca Juga: ESDM: Potensi EBT Indonesia 3.687 Giga Watt

Untuk itu, pemerintah punya rencana membangun super grid dalam rangka mengoptimalkan potensi energi terbarukan sekaligus menjaga stabilitas dan keamanan sistem kelistrikan. Menurut Arifin, Super Grid ke depan akan membuka peluang agar terhubung ke ASEAN Power Grid.

"Di sisi permintaan, kami menerapkan beberapa strategi seperti elektrifikasi di industri, penetrasi kendaraan listrik, pemanfaatan hidrogen, pengembangan jaringan gas kota, dan efisiensi energi," sambungnya.

Arifin menuturkan negara-negara Asia Tenggara dengan potensi sumber daya EBT yang besar sejatinya sudah melakukan upaya terbaik dalam menjalani proses transisi energi guna mencapai NZE.

Kendati demikian, ia tak menampik harus ada akses ke teknologi rendah karbon dan dukungan finansial dengan bunga rendah serta pembiayaan berkelanjutan yang mudah diakses guna mempercepat transisi energi tersebut.

"Saya mendorong kerja sama yang berkelanjutan dari negara-negara ASEAN dan seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan kemitraan yang inklusif dalam mempercepat transisi energi, meningkatkan ketahanan energi, dan meningkatkan konektivitas," kata Arifin.

Baca Juga: PLN NP Berkomitmen Bangun 6,3 GW Pembangkit EBT

Lebih lanjut, Menteri Arifin menjelaskan percepatan transisi energi akan berdampak pada meningkatnya kebutuhan terhadap mineral-mineral penting. Dalam hal ini, Indonesia memiliki cadangan mineral yang cukup besar, seperti bauksit, nikel, tembaga, hingga timah.

Sumber-sumber mineral penting itu bisa digunakan sebagai sumber daya untuk teknologi energi bersih seperti solar PV, Battery Energy Storage System (BESS), smart grid, serta kendaraan listrik. Kini, Indonesia ia sebut tengah mengembangkan pengolahan, pemurnian, dan manufaktur hilir pada industri berbasis mineral.

"Sehingga Indonesia menyambut baik kolaborasi bersama dengan negara-negara anggota ASEAN dan negara-negara lain di bidang-bidang ini untuk mengamankan rantai pasokan global," tandas Arifin Tasrif.



KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar