c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

EKONOMI

09 September 2025

12:13 WIB

Menperin Optimistis Industri Alat Kesehatan Jadi Penyumbang PDB Nasional

Kementerian Perindustrian juga mendorong penguatan pasar dalam negeri industri alat kesehatan dengan mendorong belanja produk dalam negeri melalui program P3DN.

Penulis: Ahmad Farhan Faris

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Menperin Optimistis Industri Alat Kesehatan Jadi Penyumbang PDB Nasional</p>
<p id="isPasted">Menperin Optimistis Industri Alat Kesehatan Jadi Penyumbang PDB Nasional</p>

Ilustrasi ventilator medis. Shutterstock/Lorenzo Photo Projects

JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri alat kesehatan merupakan salah satu sektor prioritas yang akan terus dikembangkan karena berpotensi menjadi penyumbang besar terhadap perekonomian nasional.

Karena itu, ia mengaku Kemenperin berkomitmen untuk memperkuat industri alat kesehatan (alkes) dalam negeri, agar berdaya saing dan mampu memenuhi kebutuhan nasional maupun pasar global.

“Industri alat kesehatan diharapkan berkontribusi besar dalam PDB nasional dalam beberapa tahun mendatang,” kata Agus melalui keterangannya pada Selasa (9/9).

Agus optimistis pelaku industri alat kesehatan dalam negeri yang penuh semangat bergotong royong dan berinovasi dapat mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, yakni menjadi bangsa kompetitif, mandiri dan berdaulat di bidang teknologi kesehatan.

“Inisiatif seperti ini bukan hanya tentang produksi alat, tetapi tentang menyelamatkan nyawa, memperkuat sistem kesehatan nasional, dan membangun ketahanan ekonomi di tengah tantangan global seperti perubahan iklim dan pandemi,” ujarnya.

Kementerian Perindustrian mengapresiasi sinergi PT. Graha Teknomedika dan Mindray Medical International Limited, untuk memproduksi sejumlah alat kesehatan yang inovatif. Alat kesehatan yang dihasilkan yaitu dua jenis ventilator (SV300 dan SV800), serta tiga tipe mesin anesthesia yaitu WATO EX-35, EX-65 PRO, dan A8.

Baca Juga: Kemenkes Dorong Alkes Indonesia Ke Pasar Dunia

Sementara Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kementerian Perindustrian, Solehan mengatakan Kementerian Perindustrian terus mendukung pengembangan industri alat kesehatan berteknologi tinggi, seperti ventilator dan mesin anestesi melalui berbagai strategi yang komprehensif dan berkelanjutan.

Menurut dia, salah satu fokus utamanya pengembangan sumber daya manusia industri melalui program pelatihan sesuai dengan kebutuhan industri alat kesehatan, baik di bidang pengembangan desain, proses produksi, material analysis, pengujian/testing, maupun transformasi industri 4.0. Dengan demikian, tercipta tenaga kerja yang kompeten dan siap menghadapi tantangan global.

“Produksi ventilator dan mesin anesthesia ini selaras dengan roadmap Making Indonesia 4.0 yang menempatkan sektor alat kesehatan sebagai pilar transformasi menuju ekonomi berbasis teknologi tinggi,” jelas Solehan.

Kata dia, kolaborasi dengan mitra strategis ini menjadi salah satu kunci percepatan inovasi integrasi teknologi global dengan kapasitas produksi lokal, sehingga dapat menghasilkan produk berstandar internasional.

“Melalui kerja sama riset, transfer teknologi hingga pengembangan kapasitas produksi, industri kita akan mampu melahirkan produk-produk alkes modern sesuai kebutuhan pasar. Ini menjadi langkah awal yang baik menuju kemajuan industri alat kesehatan nasional yang mandiri dan berdaya saing, demi kesejahteraan masyarakat Indonesia,” imbuhnya.

Kurangi Ketergantungan Impor
Karena, kata dia, pandemi covid-19 menjadi pelajaran berharga tentang kerentanan rantai pasok global. Sebab, ventilator dan mesin anestesi sebagai alat vital untuk perawatan intensif sempat jadi barang langka sehingga bergantung pada impor.

“Dengan hadirnya produksi dari dalam negeri, kita tidak hanya mengurangi ketergantungan impor, tetapi juga menciptakan multiplier effect ekonomi yang luar biasa berupa penciptaan lapangan kerja baru di sektor manufaktur, peningkatan kapasitas R&D domestik, dan potensi ekspor ke pasar regional ASEAN maupun global,” kata Solehan.

Selain itu, Kementerian Perindustrian juga mendorong penguatan pasar dalam negeri dengan mendorong belanja produk dalam negeri melalui program P3DN (Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri), serta memperkuat rantai pasok industri dalam negeri dengan membina industri komponen dan bahan baku agar tercipta ekosistem industri yang terintegrasi.

Berdasarkan data perdagangan, kata dia, nilai ekspor mesin anestesi dalam kelompok instrumen dan peralatan elektro bedah atau elektromedis melonjak signfikan dari US$354.000 pada tahun 2022 menjadi US$5,84 juta pada 2024.

Baca Juga: Diikuti 12 Negara, Indo Healthcare Gakeslab Expo 2025 Bakal Digelar

“Sementara itu, untuk nilai ekspor ventilator sebesar US$10,37juta tahun 2024. Hal ini mencerminkan komitmen kuat untuk mempercepat kemandirian industri alat kesehatan di Indonesia,” imbuhnya.

Dengan demikian, Solehan menekankan Kementerian Perindustrian bertekad untuk memacu pengembangan industri alat kesehatan di dalam negeri melalui berbagai pemberian insentif, seperti fasilitas pajak berupa tax holiday, tax allowance, dan super deduction tax, serta promosi investasi terutama untuk produk alat kesehatan yang belum diproduksi di dalam negeri.

“Mari kita manfaatkan momentum ini untuk mendorong lebih banyak investasi langsung (foreign direct investment/FDI) yang berfokus pada transfer teknologi, serta pengembangan SDM melalui pelatihan vokasi yang relevan dengan Industri 4.0 seperti otomatisasi dan AI dalam perangkat medis,” pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar