22 Oktober 2025
18:47 WIB
Menperin: Industri Sektor IKM Pangan Berkontribusi Besar Untuk Perekonomian Nasional
Industri makanan dan minuman, termasuk IKM pangan, berkontribusi hingga US$4,4 miliar atau setara 23,44% dari total ekspor industri pengolahan nonmigas pada Juni 2025.
Penulis: Ahmad Farhan Faris
Ilustrasi IKM Pangan. Pekerja menyelesaikan pembuatan bakso dirumah produksinya Kampung Bantar, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (14/6). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan kontribusi industri kecil dan menengah (IKM) khususnya sektor makanan dan minuman sangat besar bagi perekonomian nasional. Tercatat, industri makanan dan minuman berkontribusi hingga US$4,4 miliar atau setara 23,44% dari total ekspor industri pengolahan nonmigas pada Juni 2025.
“Ini adalah subsektor terbesar kedua setelah industri logam dasar. Dukungan terhadap IKM pangan sangat penting mengingat subsektor ini memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional,” kata Agus melalui keterangan resminya pada Rabu (22/10).
Salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Perindustrian untuk mendukung IKM pangan melalui program fasilitasi dapur bersih, agar memenuhi standar keamanan pangan dan produksi higienis. Menurut Agus, kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha menjadi kunci untuk mewujudkan ekosistem industri yang produktif dan berdaya saing.
Baca Juga: Sulitnya IKM Mamin Penuhi Standar Keamanan Pangan
“Kami terus berupaya memastikan bahwa IKM pangan dapat tumbuh dan bertransformasi menuju industri yang lebih modern, higienis, dan kompetitif,” ujarnya.
Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian menggandeng PT Arwana Citramulia Tbk, dalam penandatanganan Nota Kesepahaman tentang fasilitasi keramik untuk pembuatan dapur bersih bagi sentra IKM pangan di Kabupaten Jembrana, Bali. Melalui kerja sama ini, diberikan bantuan 1.765 m² keramik yang diperuntukkan bagi sentra IKM tempe, tahu, garam konsumsi, serta aneka pangan.
Sejak 2013, perusahaan tersebut telah menyalurkan sekitar 40.000 m² keramik bagi sentra IKM pangan di berbagai daerah antara lain Banjarnegara, Purbalingga, Rote Ndao, Rejang Lebong, Purbalingga, Banyumas, Singkawang, dan Pacitan. Tahun 2025, penyaluran keramik juga diberikan untuk IKM pangan di Balikpapan, Sidoarjo, Rembang, Bandung Barat, serta Jembrana.
Baca Juga: Kemenperin Optimistis Industri Mamin Dalam Negeri Terus Tumbuh
Sedangkan, Direktur Jenderal IKMA, Reni Yanita mengatakan penggunaan material keramik ini sangat penting dalam mendukung cara produksi pangan olahan yang baik (CPPOB). Ia berharap fasilitasi ini dapat mempercepat IKM memenuhi standar keamanan pangan.
“Keramik membantu menciptakan lingkungan produksi yang bersih dan mudah dibersihkan sesuai dengan standar sanitasi. Dengan bantuan ini, kami ingin memastikan bahwa pelaku IKM mampu memenuhi standar CPPOB, meningkatkan produktivitas, dan memperluas pasar domestik maupun ekspor,” jelas Reni.
Sementara itu, Direktur Operasional PT Arwana Citramulia Tbk, Edy Suyanto mengatakan program ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan berbasis prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance).
“Kami percaya target pertumbuhan industri 8% sebagaimana dicanangkan dalam Asta Cita dapat tercapai melalui kolaborasi aktif antara pemerintah dan dunia usaha,” pungkasnya.