14 Oktober 2024
18:46 WIB
MenkopUKM Sebut Rasio Wirausaha Harus Tumbuh 4%
Pertumbuhan rasio wirausaha hingga 4% menjadi syarat Indonesia bisa berubah menjadi negara maju.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Fin Harini
Ilustrasi wirausaha. Perajin merapikan busana untuk dipajang di Galeri KUWAT, Karawang, Jawa Barat. ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar
JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) mengatakan, salah satunya syarat Indonesia bisa jadi negara maju adalah dengan mencapai rasio minimum pengusaha atau wirausaha sebesar 4% dari populasi.
Untuk mencapai target ini, Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop UKM, Siti Azizah, mendorong pelaku usaha untuk menjadi wirausaha, yakni dengan mempersiapkan rencana bisnisnya dengan matang dan tidak terpaksa karena tidak mendapat pekerjaan formal.
"Tentunya mereka sudah punya business plan, di mana pengusaha wirausaha ini nantinya diharapkan bisa mengembangkan usahanya. Dan bisa menimbulkan ekonomi-ekonomi baru," ujar Azizah dalam konferensi pers di Kantor Kemenkop UKM, Jakarta, Senin (14/10).
Pemerintah, lanjutnya, tengah mendorong agar pengusaha UMKM mulai merambah ke sektor riil. Dengan cara ini ia yakin bisa menciptakan lapangan kerja lebih luas.
Baca Juga: Rasio Kewirausahaan Indonesia Turun Ke 3,35%
Sayangnya, jika dibandingkan dengan negara tetangga Azizah menyebut Indonesia masih saat ini masih jauh tertinggal. Dia mencontohkan beberapa negara seperti Singapura dan Malaysia yang sudah jauh berada di atas Indonesia.
"Kalau dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia sudah jauh di atas kita. Kalau di US itu sudah 12% dari populasi angkatan kerja mereka itu wirausaha. Artinya, memang mereka sudah menciptakan lapangan kerja lebih besar dari para wirausaha itu. Itu yang kita harapkan," terangnya.
Di samping itu, hitung-hitungan KemenkopUKM saat ini jumlah UMKM di Indonesia sudah di atas 60 juta pelaku, di antaranya baru ada sekitar 4,9 juta wirausaha.
Untuk mencapai 4% rasio kewirausahaan, maka masih membutuhkan sekitar 800.000 pengusaha baru.
"Untuk menaikannya jadi 4%, kita bisa melihat bahwa kita membutuhkan kurang lebih 800.000. Nah itu yang saya punya optimisme, kalau kita bekerja dengan sungguh-sungguh dan semua kementerian bergabung, Insyaallah akan tercapai," terang Azizah.
Baca Juga: Menuju Indonesia Emas 2045, Rasio Kewirausahaan Mesti 12%
Dari sisi pendidikan, pihaknya juga tengah mendorong terciptanya wirausaha dari kalangan terdidik yakni dengan menyasar mahasiswa dan mahasiswi yang berada di bangku kuliah.
"Kita itu melihat pada wirausaha harusnya sudah diciptakan pada saat mereka di bangku sekolah. Kenapa begitu? Karena pada saat itu sudah bisa ditumbuhkan untuk menjadi wirausaha. Itu sebabnya kami selama 3 tahun terakhir bersama pak menteri terus mengunjungi universitas/perguruan tinggi, supaya mereka mengubah juga pola mereka," terang dia.
Dia menyebut beberapa Universitas seperti Bina Nusantara, Prasetya Mulya mereka memiliki tugas akhir berupa business plan agar mereka memiliki gambaran untuk memulai usaha nantinya.
"Ini adalah perubahan menuju hal baik. Supaya nanti teman-teman di universitas/perguruan tinggi sudah bisa mendidik para mahasiswa sejak dini untuk mengerti kewirausahaan. Yang kita harapkan nantinya kalau mereka sudah lulus, seperti yang pak Menteri sampaikan juga, jangan bikin skripsi, tapi bikinnya business plan," imbuhnya.