c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

11 September 2025

08:11 WIB

Menkeu Purbaya Bandingkan Kondisi Ekonomi Era SBY-Prabowo

Purbaya mengatakan kondisi ekonomi di era Prabowo bisa lebih parah dibanding kepemimpinan SBY dan Jokowi akibat kesalahan mengambil kebijakan fiskal dan moneter.

Penulis: Siti Nur Arifa

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Menkeu Purbaya Bandingkan Kondisi Ekonomi Era SBY-Prabowo</p>
<p id="isPasted">Menkeu Purbaya Bandingkan Kondisi Ekonomi Era SBY-Prabowo</p>

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. ValidNewsID/Peksi Cahyo

JAKARTA – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, kondisi perekonomian era Presiden Prabowo Subianto bisa lebih rendah dibanding dua presiden sebelumnya yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo, apabila pemerintah salah mengambil langkah kebijakan fiskal dan moneter.

Kondisi tersebut, menurut Purbaya sudah terlihat di awal masa kepemimpinan Prabowo akibat anggaran belanja pemerintah yang terlambat, sehingga menyebabkan minimnya perputaran uang yang beredar di masyarakat.

“Zaman Pak Prabowo juga bisa sama, ini sekarang masih baru, kalau pemerintahnya masih lambat belanja dan mencekik perekonomian juga dari sisi lain dan komentarnya juga sama, maka akan lebih buruk dibanding dua zaman sebelumnya, (karena) dua mesin (fiskal dan moneter) mati,” kata Purbaya dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR di Gedung Parlemen, Rabu (10/9).

Sebab itu, Purbaya mengaku fokusnya sebagai Menteri Keuangan ke depan adalah menghidupkan kembali baik kebijakan moneter dan fiskal. Adapun langkah pertama yang akan dijalankan adalah dengan memindahkan kas negara sebesar Rp200 triliun yang tertahan di BI, untuk disimpan ke rekening pemerintah di perbankan untuk disalurkan ke sektor swasta atau melalui kredit.

“Saya sudah lapor ke Presiden ‘Pak saya akan taruh uang ke perekonomian’, berapa? Saya sekarang punya Rp425 triliun di BI cash, besok saya taruh Rp200 triliun,” tambahnya.

Beberkan Kondisi Ekonomi Sebelumnya
Sebagai catatan, ekonomi Indonesia pernah mencapai pertumbuhan rata-rata 6% di era kepemimpinan SBY, namun cenderung menurun di kisaran 5% setelah berganti kepemimpinan Jokowi.

Detailnya, angka pertumbuhan di atas 6% pernah tercapai di tahun 2007 (6,34%), 2008 (6,01%), 2010 (6,22%), 2011 (6,17%), dan 2012 (6,03%). Sementara itu di kepemimpinan Jokowi, pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi di tahun 2022 yang hanya mencapai kisaran 5,31%.

Pernah ikut andil memberi masukkan terkait ranah fiskal di era kepemimpinan dua Presiden tersebut, Menkeu Purbaya membeberkan detail kondisi perekonomian yang terjadi. Menurutnya, pertumbuhan uang di era SBY cukup tinggi diikuti pertumbuhan kredit yang juga meningkat.

“Pertumbuhan uangnya di zaman Pak SBY rata-rata tumbuh 17% lebih, akibatnya uang di sistem cukup, kredit tumbuh berapa? 22%, Jadi pada waktu zaman Pak SBY, walaupun dia enggak bangun infrastruktur habis-habisan, sektor swasta yang hidup yang menjalankan ekonomi,” urai Purbaya.

Kondisi berbeda, menurutnya terjadi di era Jokowi, di mana perputaran uang justru merosot ke level 7%, bahkan anjlok ke 0% mendekati masa krisis.

Hal tersebut, salah satunya dilatarbelakangi oleh kas negara yang dialihkan untuk pembangunan infrastruktur cukup masif. Sementara di lain sisi, kebijakan fiskal untuk 90% perekonomian yang dijalankan oleh permintaan domestik cenderung lambat.

“2020 saya diminta bantuan (Jokowi) saya kaget, karena mesin ekonomi kita pincang, hanya pemerintah yang jalan sedangkan yang 90% (permintaan domestik) berhenti atau diperlambat,” imbuh Purbaya.

Karena itu, Purbaya mengaku berupaya untuk menghidupkan kembali perekonomian dengan mengacu pada prinsip dasar moneter, di mana keuangan negara didorong agar mengalir ke perbankan untuk dimanfaatkan pihak swasta dan mengalir ke sektor riil.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar