c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

03 November 2023

18:01 WIB

Menkeu Harap Beras Impor Redam Inflasi

Pemerintah menyiratkan untuk tidak segan menambah pasokan impor beras maupun komoditas pangan lainnya, agar harganya dapat terkendali di dalam negeri.

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

Menkeu Harap Beras Impor Redam Inflasi
Menkeu Harap Beras Impor Redam Inflasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat konferensi pers Hasil Rapat Berkala KSSK IV 2023 di Jaka rta, Jumat (3/11/2023). Antara Foto/Bayu Pratama S

JAKARTA - Menkeu Sri Mulyani berharap aliran dan pasokan pangan impor dapat meredam komponen inflasi bergejolak (volatile food) di Indonesia hari ini. Seperti diketahui, per Oktober 2023, inflasi volatile food menyentuh 5,54% (yoy) atau meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,62% (yoy).

Secara khusus, sambungnya, pemerintah telah mengambil tindakan untuk mengatasi inflasi pangan, terutama dari komoditas beras. “Dengan adanya pasokan dari impor beras diharapkan akan menurunkan (inflasi volatile food). (Beras impor) jumlahnya sangat memadai,” ujarnya menjawab pertanyaan dalam KSSK IV Tahun 2023, Jakarta, Jumat (3/11).  

Dirinya juga melaporkan, bahwa inflasi komponen harga diatur pemerintah (administered price) tetap terjaga stabil di level 2,12% (yoy) per Oktober 2023. Pemerintah juga akan terus mengendalikan harga melalui berbagai langkah, baik lewat subsidi, intervensi harga, dan pasokan dari barang yang mendapat tekanan.

Baca Juga: Bulog Kantongi Kontrak 1 Juta Ton Beras Perkuat Stok Hingga 2024

Pemerintah juga menyiratkan untuk tidak segan menambah pasokan impor beras maupun komoditas pangan lainnya, agar harganya dapat terkendali di dalam negeri.

“Kita akan menambah ketersediaan pasokan (pangan), terutama beras dari impor dan dari barang makanan yang memang memberikan sumbangan inflasi,” ucapnya. 

Secara akumulatif, BPS mendata selama Januari-Oktober 2023, inflasi umum nasional telah mencapai 1,80% (ytd). Adapun, komoditas beras telah menyumbang andil kepada inflasi umum secara dominan sebesar 0,49% (ytd).

Sumbangan beras pada inflasi lebih tinggi dibanding rokok kretek filter yang hanya memberikan andil 0,16% (ytd); bawang putih (0,07%), daging ayam ras (0,06%) rokok putih (0,06%), sewa rumah (0,06%), kontrak rumah (0,05%), emas perhiasan (0,05%), bahkan total 827 komoditas lainnya (0,80%). 

Bansos
Selain pengendalian gejolak inflasi pangan dari sisi pasokan, sambungnya, pemerintah juga telah memberikan bantuan dari sisi daya beli masyarakat atau demand. Upaya ini berupa penebalan bansos kepada masyarakat yang diterapkan hingga akhir tahun ini. 

Pemerintah memberikan bantuan sembako kepada 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), berupa 10kg/bulan selama September-Desember 2023. Lalu, pemerintah juga memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) bertajuk BLT El Nino kepada 18,8 juta KPM, sebesar Rp200 ribu/bulan untuk November-Desember 2023.

“Saat ini, pemerintah juga menjaga stabilitas harga pangan di luar beras, seperti jagung dan gula, melalui dana Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) dan berkolaborasi dengan pemda dan BI dalam forum TPIP/D,” paparnya.

Secara umum, Menkeu menilai, inflasi Oktober 2023 sebesar 2,56% (yoy) masih terbilang rendah, meski sedikit naik dari inflasi September 2,28% (yoy). Adapun, inflasi inti masih lanjut melambat sekitar 1,91% (yoy), turun dari bulan sebelumnya yang sekitar 2% (yoy).  

“Inflasi merupakan faktor yang dimonitor secara sangat ketat oleh pemerintah. Seperti yang kita identifikasi, (inflasi) akibat volatile food karena dampak El Nino dan mungkin juga dari geopolitik,” ujarnya.

Baca Juga: 3.500 Ton Beras Impor Asal Kamboja Tiba di Jateng

Dirinya menginformasikan, Kemenkeu bersama Kemendagri juga akan kembali menyalurkan penghargaan kepada daerah-daerah yang mampu mengendalikan inflasi. “Senin (6/11) saya bersama Mendagri akan memberi reward kepada derah yang mampu mengendalikan inflasi. Ini reward ke-3 kali pada 2023 ini,” ungkapnya. 

Gubernur BI Perry Warjiyo meyakini, inflasi Indonesia masih akan tetap terkendali. BI memperkirakan inflasi di akhir 2023 sekitar 3%. Hal ini pun sudah memasukan faktor kenaikan harga pangan yang biasanya terjadi pada akhir tahun.

“Tapi, GNPIP semakin digencarkan, Menkeu juga sudah menyediakan insentif maupun ketersediaan pasokan dan distribusi beras, itu lebih dari cukup,” jelas Perry.

Soal pelambatan inflasi inti saat ini, pihaknya akan terus hati-hati dengan risiko ke depan (forward looking), seperti pangan, energi dan imported inflation. Dirinya kembali menyampaikan target inflasi 2024 di rentang 2,5 plus-minus 1%.

“Kita bersama pemerintah pusat-daerah memastikan inflasi tahun depan tidak lebih dari 3,5%. Perkiraan-perkiraan kami bersama Menkeu, (inflasi 2024) 2,8%… tapi kita mewaspadai sejumlah risiko dan responsnya tentu akan dipantau dari waktu ke waktu, agar akhirnya sasaran inflasi tercapai,” katanya. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar