c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

22 Januari 2024

08:00 WIB

Mengenal Greenflation Yang Muncul di Debat Cawapres

Pertanyaan soal greenflation alias inflasi hijau ditanyakan Gibran pada Mahfud MD pada debat cawapres. Apa hubungannya dengan Yellow Jacket?

Editor: Fin Harini

Mengenal <i>Greenflation</i> Yang Muncul di Debat Cawapres
Mengenal <i>Greenflation</i> Yang Muncul di Debat Cawapres
Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menyampaikan pandangannya saat Debat Keempat Pilpres 2024 di JCC, Jakarta, Minggu (21/1). ANTARA FOTO//M Risyal Hidayat/Spt.

JAKARTA – Dalam debat keempat Pilpres 2024, calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, mengajukan pertanyaan soal bagaimana mengatasi greenflation alias inflasi hijau pada calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD.

Pertanyaan yang diajukan pada segmen keempat itu lantas dijawab Mahfud dengan menjelaskan soal ekonomi sirkular, sebagai bagian dari ekonomi hijau.

“Untuk mengatasi inflasi hijau, apa sih inflasi hijau? Kan ekonomi hijau. Ekonomi hijau itu adalah ekonomi sirkular, di mana sebuah proses pemanfaatan produk ekonomi, pangan misalnya, atau apa, produksi apapun diproduksi, kemudian dimanfaatkan, di-recycle, bukan dibuat," paparnya dalam debat yang ditayangkan secara langsung, Minggu (21/1).

Menanggapi jawaban tersebut, Gibran menilai jawaban Mahfud tidak menjawab soal inflasi hijau yang ia ajukan.

"Saya lagi nyari jawabannya Prof Mahfud, saya nyari di mana ini jawabannya? Kok gak ketemu jawabannya. Saya tanya masalah inflasi hijau, kok malah menjelaskan ekonomi hijau, Prof Mahfud yang namanya greenflation itu, inflasi hijau itu," kata Gibran.

Gibran lantas menyebut gerakan Yellow Jacket yang terjadi di Prancis beberapa waktu lalu, yang ia nilai berbahaya dan tak boleh terjadi di Indonesia.

"Intinya, transisi menuju energi hijau itu musti super hati-hati. Jangan sampai membebankan RnD (penelitian dan pengembangan) yang mahal, proses transisi yang mahal ini kepada masyarakat, pada rakyat kecil. Itu maksud saya inflasi hijau," imbuhnya.

Saat diminta tanggapan balik, Mahfud menyebut Gibran juga tidak menjelaskan soal inflasi hijau. Karena itu, ia menyatakan pertanyaan Gibran soal greenflation tak perlu dijawab.

"Saya juga ingin mencari tuh, jawabannya ngawur juga tuh. Gila ini, ngarang-ngarang ndak karuan, mengkait-kaitkan dengan sesuatu yang tidak ada. Begini loh, kalau akademisi itu, gampangnya kalau bertanya yang gitu-gitu itu recehan. Oleh sebab itu, itu tidak layak dijawab menurut saya," ujar Mahfud.

KPU telah menetapkan tiga pasangan capres-cawapres peserta Pilpres 2024 yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut 3.

Sebagai informasi, tema debat keempat meliputi energi, sumber daya alam, pangan, pajak karbon, lingkungan hidup, agraria, dan masyarakat adat.

Baca Juga: ESDM: Transisi Energi Bentuk Menjaga Daya Saing Produk Indonesia

Definisi Greenflation
Greenflation atau inflasi hijau merupakan singkatan dari dua kata yakni green (hijau) dan inflation (inflasi), yang berarti kenaikan tajam harga bahan baku dan energi sebagai bagian dari transisi menuju penggunaan energi ramah lingkungan.

Ungkapan greenflation mencerminkan pengertian bahwa kenaikan harga dapat bersifat jangka panjang, seiring dengan upaya negara-negara untuk memenuhi komitmen lingkungan mereka. Meningkatnya pengeluaran untuk teknologi bebas karbon menyebabkan kenaikan harga bahan-bahan yang strategis untuk infrastruktur tersebut.

Sementara itu, intensifikasi peraturan lingkungan hidup yang membatasi investasi pada proyek pertambangan yang berpolusi tinggi juga membatasi pasokan bahan baku. Pembatasan ini juga mengakibatkan kenaikan harga.

Oleh karena itu, transisi hijau menjadi lebih mahal karena penerapannya lebih luas oleh berbagai negara.

Baca Juga: Dilema Mengakselerasi Upaya Transisi Energi

Yellow Jacket
Sementara itu, gerakan Yellow Jackets adalah protes sebagian rakyat Prancis pada kebijakan kenaikan pajak bahan bakar yang diambil Presiden Emmanuel Macron pada November 2018 lalu. Kala itu, ribuan rakyat menggunakan rompi kuning turun ke jalan, hingga memantik huru hara di Paris.

Aktivis “Jaket Kuning” – yang namanya diambil dari rompi neon yang wajib dibawa oleh pengemudi di Prancis jika terjadi keadaan darurat di pinggir jalan – ingin Macron membatalkan kenaikan pajak.

Pengendara telah memblokir jalan raya di seluruh negeri sejak 17 November, mendirikan barikade dan mengerahkan truk-truk yang bergerak lambat. Dilansir dari NBC News, sekitar 280.000 orang melakukan protes di jalan-jalan di seluruh negeri pada hari itu.

Macron menyebut kenaikan pajak bahan bakar akan membantu mengurangi ketergantungan Prancis pada bahan bakar fosil. Dengan menaikkan harga bahan bakar diesel, pemerintah Prancis berharap dapat meyakinkan lebih banyak orang untuk membeli kendaraan yang tidak terlalu menimbulkan polusi.

Namun, masyarakat menilai kebijakan itu telah mendongkrak biaya hidup.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar