c

Selamat

Kamis, 2 Mei 2024

EKONOMI

25 Januari 2023

14:30 WIB

Mendag Minta Produk Indonesia Dimudahkan Masuk Pasar Arab Saudi

SFDA (BPOM Arab Saudi-red) berjanji untuk memfasilitasi dan memberi kemudahan bagi produk-produk di sektor pertanian, perikanan dan peternakan Indonesia untuk masuk ke pasar Arab Saudi

Editor: Faisal Rachman

Mendag Minta Produk Indonesia Dimudahkan Masuk Pasar Arab Saudi
Mendag Minta Produk Indonesia Dimudahkan Masuk Pasar Arab Saudi
Menteri Perdagangan Republik Indonesia Zulkifli Hasan saat melakukan pertemuan dengan Presiden Eksekutif SFDA Hisham bin Saad Al-Jadhey di Riyadh, Arab Saudi pada Selasa (24/1/2023). dok.Kemendag

JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meminta Saudi Food and Drug Authority (SFDA) memberikan fasilitas dan kemudahan akses kepada produk-produk Indonesia untuk masuk ke pasar Arab Saudi. Permintaan tersebut disampaikan Mendag Zulkifli dalam pertemuannya dengan Presiden Eksekutif SFDA Hisham bin Saad Al-Jadhey di Riyadh, Arab Saudi, pada Selasa (24/1) waktu setempat.

"Saya berharap SFDA dapat segera menindaklanjuti beberapa hal yang menjadi konsen Indonesia untuk mempermudah proses registrasi produk-produk Indonesia di Arab Saudi, sehingga produk-produk Indonesia dapat dikonsumsi oleh jamaah haji, khususnya jamah haji Indonesia," ujar Zulkifli melalui keterangan, Rabu (25/1).

Pertemuan keduanya bertujuan untuk memperkuat ekspor produk Indonesia ke Arab Saudi, serta menyelesaikan isu perdagangan yang berpotensi menghambat ekspor Indonesia ke Arab Saudi. 

Pada kesempatan itu, Zulkifli berharap agar SFDA dapat memberikan fasilitas dan kemudahan produk-produk Indonesia masuk ke pasar Arab Saudi.

Produk-produk yang dimaksud di antaranya, sejumlah produk pangan olahan, produk perikanan khususnya ikan budidaya, produk unggas dan daging. 

Permintaan kemudahan juga termasuk upaya mempercepat penyelesaian pembahasan kerja sama tentang jaminan kualitas produk halal.

Indonesia sendiri telah mengekspor produk unggas dan daging ke Jepang, Singapura, Timor Leste, Papua Nugini. Sementara itu, untuk produk perikanan telah dipasarkan ke Amerika, China, Jepang, Swiss, Norwegia, Islandia, dan beberapa negara lainnya.

"Saya meminta SFDA untuk segera melakukan pertemuan di tingkat teknis untuk mempercepat proses registrasi produk-produk Indonesia dan segera menyelesaikan pembahasan kerja sama di bidang halal. Sehingga produk-produk Indonesia khususnya produk di sektor pertanian dan perikanan Indonesia dapat segera diterima di pasar Arab Saudi," kata Zulkifli.

Zulkifli Hasan meyakini hubungan perdagangan bilateral antara Indonesia dan Arab Saudi akan semakin meningkat. Hal ini didukung dengan rencana pembentukan persetujuan dagang antara Indonesia dan Gulf Cooperation Council (GCC), di mana Arab Saudi sebagai salah satu negara anggota GCC.

Permintaan itupun ditanggapi positif Presiden Hisham. Menurutnya, Indonesia merupakan negara Muslim terbesar di dunia. Hubungan bilateral antara Indonesia dan Arab Saudi juga sudah terjalin sangat kuat.

Arab Saudi menurutnya juga telah menerapkan standar untuk beberapa produk tertentu. Dia pun percaya Indonesia memiliki produk- produk yang sangat berkualitas dan bisa diterima pasar Arab Saudi. 

SFDA, menurutnya akan berupaya memfasilitasi dan memberi kemudahan bagi Indonesia dalam upaya untuk masuk ke pasar Arab Saudi.

"Terkait dengan registrasi produk-produk Indonesia, khususnya produk perikanan, unggas dan daging serta kerja sama di bidang halal segera tindaklanjuti. Kami segera lakukan pertemuan di tingkat teknis dengan mitra di Indonesia untuk membahas percepatan proses registrasi. Termasuk terkait biaya, serta pembahasan terkait halal sehingga produk-produk Indonesia dapat segera masuk ke pasar Arab Saudi," lanjutnya.

Hisham berharap hubungan bilateral Indonesia dan Arab Saudi semakin kuat. Pasalnya, masih banyak potensi-potensi kedua negara yang dapat dikerjasamakan, baik di bidang perdagangan maupun investasi.


Nilai Dagang
Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah Muhammad Rivai Abbas meyakini, misi dagang Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan bakal meningkatkan nilai dagang antara Indonesia-Arab Saudi. Misi ini juga bakal mencairkan komunikasi bilateral bidang perdagangan.

"Selama ini masing-masing pihak enggan berkomunikasi. Ada keengganan atau malas dari masing-masing pihak untuk berkomunikasi intens pada high level atau komunikasi tingkat tinggi antarmenteri. Oleh karena itu, kunjungan ini menjadi ice breaking terhadap hubungan perdagangan kedua negara,” ujar Rivai.

Selama kunjungan itu, Rivai pun menyaksikan langsung Zulhas, sapaan akrab Zulkifli Hasan, diterima secara baik oleh Mendag Arab Saudi Majid bin Abdullah Al-Qasabi. Bahkan, dia memandang pertemuan antara Zulhas dan Majid seperti pertemuan di antara dua sahabat.

“Cair banget, luar biasa waktu pertemuan mereka berdua. Itu pertemuan antara dua sahabat gitu lah,” ujarnya.

Ke depannya, Rivai berharap hubungan baik antara Zulhas dan Majid dapat pula membuat perjanjian dagang antara Indonesia dan Arab Saudi yang sudah ditandatangani oleh kedua belah pihak segera terealisasi. “Mudah-mudahan,” ucapnya.

Kontrak Dagang
Pada lawatannya kali ini, Zulkifli juga menyaksikan secara langsung penandatanganan delapan kerja sama antara pelaku usaha Indonesia, dengan lima pelaku usaha Arab Saudi dengan nilai kontrak lebih dari US$155,7 juta atau sekitar Rp2,3 triliun. 

Penandatanganan terdiri atas kontrak dagang, perjanjian kerja sama, dan nota kesepahaman (MoU), yang dilakukan di Kantor Federation Saudi Chamber di Jeddah, Arab Saudi, Senin (23/1).
 
"Saya menyambut baik penandatangan kontrak dagang, perjanjian kerja sama, dan MoU antara pelaku usaha Indonesia dengan Arab Saudi. Diharapkan kerja sama ini akan terus berlanjut dengan transaksi dagang yang semakin besar dan dengan komoditas yang semakin banyak jenisnya," kata Zulkifli.
 
Dia mengatakan, pelaku usaha Indonesia akan mengekspor sejumlah komoditas ke Arab Saudi berupa bahan pangan, RBD palm olein, minyak goreng, produk ikan dan olahannya, daging, sayuran dan olahannya, buah-buahan, kakao, beras, rempah-rempah, mi telur, dan arang.
 
Dari penandatanganan delapan kerja sama tersebut, terdapat dua MoU yang dikhususkan untuk pemenuhan kebutuhan jamaah haji dan umrah.
 
"MoU khusus untuk pemenuhan kebutuhan jamaah haji ditujukan untuk komoditas ikan dan olahannya dalam berbagai kemasan, serta daging dan sayuran dalam berbagai jenis kemasan," ujar Mendag.
 
Dia menegaskan perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri akan selalu siap membantu para pelaku usaha dalam meningkatkan ekspor, termasuk mempromosikan produk dan memperluas pasar.
 
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi mengatakan, pihaknya akan terus berupaya meningkatkan ekspor ke negara mitra dagang strategis dan nontradisional.
 
"Peluang ekspor Indonesia ke Arab Saudi masih sangat terbuka lebar. Untuk itu kami mengajak para pelaku usaha untuk memanfaatkan peluang tersebut dengan optimal sehingga ekspor Indonesia ke Arab Saudi semakin meningkat," ujarnya.

Sementara itu, Atase Perdagangan Riyadh Gunawan juga mengatakan momen ini diharapkan dapat membuka peluang bagi Indonesia untuk semakin dikenal oleh masyarakat Arab Saudi.
 
"Kami akan terus mendorong lebih banyak kerja sama dengan pelaku usaha Arab Saudi untuk meningkatkan ekspor nonmigas," kata Gunawan.
 
Hal yang sama juga disampaikan Kepala ITPC Jeddah Muhammad Rivai Abbas. Menurutnya, potensi perdagangan antara Indonesia dan Arab Saudi dapat dimanfaatkan lebih optimal.
 
"Melalui penandatanganan kerja sama ini, diharapkan hubungan perdagangan dan ekonomi kedua negara akan semakin meningkat," ujarnya.
 
Sekadar informasi, pada Januari-November 2022 total perdagangan Indonesia-Arab Saudi mencapai US$7 miliar atau meningkat 45,42% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$4,8 miliar. Sementara itu total perdagangan kedua negara pada 2021 mencapai US$5,5 miliar.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar