c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

07 Maret 2025

17:02 WIB

Mendag: Indonesia Lakukan Mitigasi Guna Menjaga Surplus Dengan AS

Kemendag telah melakukan pertemuan dengan Duta Besar AS untuk Indonesia untuk tetap menjaga hubungan baik antar negara. Indonesia memitigasi kebijakan dagang Presiden Donald Trump.

Editor: Khairul Kahfi

<p>Mendag: Indonesia Lakukan Mitigasi Guna Menjaga Surplus Dengan AS</p>
<p>Mendag: Indonesia Lakukan Mitigasi Guna Menjaga Surplus Dengan AS</p>

Mendag Budi Santoso menyebut Indonesia harus melakukan mitigasi terhadap kebijakan Presiden Donald Trump guna menjaga surplus perdagangan dengan AS, Jakarta, Jumat (7/3/2025). Antara/Maria Cicilia Galuh

JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyebut Indonesia harus melakukan mitigasi terhadap kebijakan Presiden Donald Trump guna menjaga surplus perdagangan dengan Amerika Serikat.

Budi mengatakan, dirinya telah melakukan pertemuan dengan Duta Besar (Dubes) AS untuk Indonesia Kamala Shirin Lakhdhir di kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Jumat (7/3).

Dalam pertemuan tersebut, Budi menyampaikan, keduanya sepakat untuk tetap menjaga hubungan baik agar tidak terkena dampak dari isu-isu negatif tentang Indonesia.

"Jadi, Dubes tadi juga ingin menyampaikan, juga sepakat bahwa harus ada hubungan baik. Jangan sampai kita kena dampak, mudah-mudahan sih enggak ya," ujar Budi di kantor Kemendag, Jakarta, Jumat (7/3) melansir Antara.

Baca Juga: CIPS: Indonesia Perlu Navigasi Ketidakpastian Kebijakan Dagang AS

Dia menyebut, salah satu langkah mitigasi yang bisa dilakukan Indonesia adalah dengan tidak membuat kebijakan yang dapat merugikan produk-produk ekspor tanah air di AS.

Selain itu, dalam waktu dekat akan diadakan pertemuan bisnis antara Indonesia dengan Amerika Serikat untuk menyamakan persepsi perdagangan.

Menurut Budi, upaya tersebut harus dilakukan guna menjaga surplus perdagangan dengan Amerika Serikat.

"Kita harus jaga pasar itu, caranya gimana? Caranya ya pasar Amerika yang masuk ke Indonesia dijaga, jangan kita juga bikin kebijakan yang tidak bagus buat mereka, sehingga produk-produk kita, akses pasar kita yang ke sana juga tidak diganggu," katanya.

Lebih lanjut, Budi mengatakan Indonesia dan Amerika Serikat optimistis bahwa kerja sama kedua negara tetap berjalan dengan baik dan hubungan dagang semakin bagus.

Sebelumnya, Trump mengusulkan kebijakan tarif 100% untuk negara anggota BRICS dan kenaikan tarif sebesar 60% pada produk China, yang berpotensi meningkatkan ketegangan geopolitik dan disrupsi rantai pasok global.

BPS mencatat, per Januari 2025, Indonesia masih mencetak surplus dagang dengan AS sebesar US$1,57 miliar. Capaian ini berasal dari kinerja ekspor Indonesia sebesar US$2,34 miliar dan kinerja impor sebesar US$763 juta.

Komoditas penyumbang surplus dagang Indonesia-AS disumbang dari Mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85) senilai US$286,2 juta; Pakaian dan aksesorisnya atau rajutan (HS 61) US$218,1 juta; dan Alas kaki (HS 64) US$200 juta.

Baca Juga: China Sumbang Defisit Terbesar Neraca Dagang RI, Imbas Perang Dagang Dengan AS?

Capaian neraca dagang AS itu terpantau menurun ketimbang bulan sebelumnya yang sempat mencapai US$1,75 miliar. Dengan capaian Januari 2025 juga, AS menempati urutan pertama sebagai negara penyumbang surplus dagang bagi Indonesia di awal 2025.

Sebelumnya, Menteri Keuangan AS Scott Bessent sempat menyorot keras kebijakan Indonesia yang tidak kunjung memberikan persetujuan produk terbaru Apple Inc di tanah air. Dia menilai, keputusan Indonesia menahan perizinan edar penjualan iPhone 16 sebagai bentuk hambatan perdagangan non tarif untuk produk AS.

Bahkan, dia menekankan, hambatan non tarif merupakan kebijakan berbahaya yang mengancam ekonomi AS. Hal ini pun dibuktikan pada studi yang sudah Presiden Donald Trump minta.

"Salah satu contohnya adalah di Indonesia, Apple tidak dapat menjual iPhone 16 karena mereka tidak memiliki cukup konten lokal (Tingkat Komponen Dalam Negeri/TKDN)," ucap Scott Bessent melansir Fox News, Kamis (13/2).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar