05 September 2023
14:02 WIB
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
JAKARTA - Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha melihat bulan September secara historis merupakan bulan yang menantang bagi Bitcoin karena harganya cenderung menurun. Melemahnya harga Bitcoin di September ini memberikan peluang investor aset kripto untuk melakukan strategi Buy The Dip.
“Kami melihat adanya potensi hal ini akan kembali terulang, didukung dengan potensi melunaknya sikap The Fed terhadap kenaikan suku bunga acuan dan mengingat fakta bahwa kita mendekati tahun yang besar di tahun 2024 yaitu Bitcoin Halving,” kata Panji dalam pernyataan tertulis, Selasa (5/9).
Memasuki awal pekan bulan September, pergerakan harga Bitcoin cenderung mengalami penurunan terbatas dengan berupaya bertahan di atas level support di angka US$25.000.
Melihat data Coinglass, Bitcoin telah ditutup turun sekitar 11,29% pada Agustus 2023, sedikit lebih baik dibandingkan penurunan 13,88% pada Agustus 2022. Data Coinglass mencatat harga Bitcoin pada September cenderung mengalami penurunan dengan rata-rata 5,64% dalam periode 2013-2022.
“Sayangnya, secara historis harga Bitcoin juga tidak terlihat terlalu cerah untuk bulan September. Sejarah menunjukkan bahwa Bitcoin cenderung bearish di setiap bulan September sejak dari 2013-2022,” kata Panji.
Menurut Panji, pergerakan harga Bitcoin di bulan Oktober dan November dari 2013 hingga 2022 cenderung positif dengan rata-rata kenaikan 22,34% di September dan 50,61% di Oktober.
Dari pergerakan harga Bitcoin di bulan September, Panji menyarankan untuk memantau dengan cermat kisaran US$23.800 hingga US$24.500 sebagai zona potensial untuk masuk selanjutnya jika BTC gagal bertahan di atas US$25.000 sepanjang September 2023 ini. Sementara itu, area resistance terdekat berada di US$26.800 dan selanjutnya di angka US$28.300.
Baca Juga: Bappebti: Indonesia Punya Pondasi Kokoh Kembangkan Blockchain
Pada Selasa (5/9) per pukul 09.00 WIB pagi ini, Bitcoin diperdagangkan seharga US$25.777 melemah sekitar 0,79% dalam 24 jam terakhir.
Sementara, kapitalisasi pasar Bitcoin masih kokoh bertahan diatas US$500 miliar. Di sisi lain, total kapitalisasi pasar aset kripto saat ini masih bertahan diatas US$1 triliun, tepatnya di angka US$1,020 triliun.
Mayoritas koin kripto juga bergerak negatif sejak Kamis (31/8) setelah Securities and Exchange Commission (SEC memutuskan untuk menunda pengambilan keputusan terkait proposal ETF Bitcoin Spot.
Keputusan ini memberikan SEC waktu tambahan sekitar 45 hari untuk meninjau proposal ETF Bitcoin Spot yang diajukan oleh keenam perusahaan, yaitu BlackRock, Fidelity, Invesco/Galaxy, VanEck, WisdomTree, dan Bitwise.
“Hal ini akan memberikan waktu lebih panjang kepada SEC untuk mempertimbangkan adanya perubahan peraturan dan melakukan penilaian terhadap berbagai potensi risiko dan peluang yang akan timbul dari hadirnya ETF Bitcoin ini,” kata Panji.
Melemahnya kripto juga terjadi di tengah masih bervariasinya data tenaga kerja AS. Tingkat pengangguran AS secara mengejutkan melesat menjadi 3,8% pada Agustus. Angka ini jauh di atas ekspektasi pasar yakni 3,5% ataupun pada Juli yang tercatat 3,5%.
Meski angka pengangguran naik, tetapi penciptaan lapangan kerja non-pertanian (NFP) naik menjadi 187.000 pada Agustus. Angka ini lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar sebesar 170.000 ataupun NFP pada Juli sebesar 157.000.
Sementara dari laporan inflasi Personal Consumer Expenditure (PCE) yang mengalami kenaikan menjadi 3,3% (yoy) pada Juli 2023, dari 3% pada Juni.
“Kenaikan PCE menimbulkan kekhawatiran bank sentral AS sulit melunak terhadap kebijakan moneternya. Namun, di tengah masih variasinya data ekonomi AS, pasar pun tetap memperkirakan bahwa The Fed akan menahan suku bunga acuannya pada pertemuan bulan ini," kata Panji.
Baca Juga: Wamendag Kawal Transisi Pengawasan Bursa Kripto ke OJK
The Fed sendiri menggelar pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang dijadwalkan pada 19-20 September ini. CME Fedwatch menunjukkan 93% investor yakin The Fed akan menahan suku bunga acuan di 5,25%-5,5% dalam pertemuan September.
Sementara, sebanyak 7% memperkirakan The Fed masih akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Salah satu data sebagai petunjuk terkait perubahan suku bunga acuan AS, pelaku pasar akan mencermati rilis data Consumer Price Index (CPI) atau data inflasi AS untuk Agustus yang akan dijadwalkan pada 13 September.
Pekan lalu, Bitcoin sempat mengalami kenaikan harga di rentang USD 26.000 - 28.000 menyusul berita positif dari Grayscale, sebuah perusahaan pengelola aset digital, yang telah mencapai kemenangan hukum melawan SEC pada Selasa (29/8).
Pengadilan Banding Distrik Columbia AS membatalkan penolakan SEC terhadap proposal Grayscale untuk mengkonversi GBTC menjadi ETF Bitcoin Spot.
“Meskipun kemenangan ini tidak secara otomatis mengubah GBTC menjadi ETF Bitcoin Spot, namun merupakan langkah signifikan menuju persetujuan dari SEC,” kata Panji.