24 Maret 2023
16:44 WIB
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Pasar kripto kembali mendapatkan sinyal bullish, setelah pada hari Kamis (23/3), Bitcoin (BTC) naik sebesar 3,87%. Membalik penurunan 3,07% dari hari Rabu (22/3), BTC berhasil tembus US$28.304. BTC masuk ke level US$28.000 untuk kedua kalinya dalam tiga sesi.
Tim Trader Tokocrypto menjelaskan sentimen pendorong rebound Bitcoin adalah pernyataan dari Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, yang menenangkan kegelisahan pasar dan meyakinkan investor bahwa deposito bank aman dan pembuat kebijakan memiliki alat untuk mengatasi krisis perbankan. Sebelumnya, kegelisahan investor atas sektor perbankan muncul kembali ketika The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin.
“Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, berperan dalam memberikan sesi bullish untuk Indeks saham AS, yang mendukung reli BTC. Indikator teknis Bitcoin tetap bullish, dengan US$30.000 masih terlihat sebagai target,” sebut Tim Trader Tokocrypto, Jumat (24/3), melalui siaran pers.
Berdasarkan data yang ditampilkan Coinglass pada tanggal Jumat (24/3), dalam 24 jam terakhir para trader yang melakukan transaksi di derivatif trading mengalami margin call/ liquidation call atau penjualan paksa aset kripto yang mereka miliki di derivatif trading akibat over leverage. Sebanyak 46.783 trader mengalami total kerugian sebesar US$202 juta.
Hal ini juga berdampak pada harga Bitcoin di spot trading yang mengalami penurunan sebesar 7,48% dalam waktu 3 jam dari harga US$28.937 turun ke harga US$26.718. Namun, BTC kembali mengalami pembalikan arah ke harga sebelum mengalami penurunan yang signifikan yaitu pada harga US$28.813. Hal ini mengingat banyaknya para trader yang mengalami likuidasi besar-besaran dalam 24 jam terakhir, baik long maupun short trading.
Selain pernyataan Yellen, surat hutang El Savador yang akan diluncurkan pada pertengahan Juni hingga September mendatang, memberikan salah satu sentimen positif untuk aset kripto seperti Bitcoin. Mengingat El Savador merupakan negara pertama yang melegalkan adanya Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah di negaranya.
Perilisan surat hutang ini akan menjadi salah satu eksperimen apakah aset kripto seperti Bitcoin layak untuk dijadikan sebagai aset cadangan negara atau tidak.
Baca Juga: Edukasi dan Literasi Kripto Dapat Tingkatkan Kepercayaan Masyarakat
Sentimen positif lainnya juga datang dari Paris Blockchain Week yang digelar pada 20-24 Maret 2023 dan dihadiri lebih dari 10.000 peserta, 400 media massa, 400 Pembicara dan 60% dari pembicara merupakan C-Level. Acara ini berlangsung pada Le Carrousel Du Louvre Paris. Banyak proyek aset kripto, startup dan VC yang datang ke acara tersebut.
Berdasarkan Bitcoin Fear and Greed Index, saat ini aset kripto menunjukan adanya sinyal kuat untuk bullish. Hal ini disebabkan karena beberapa sentimen positif serta index yang menunjukan kenaikan tanpa ada indikator menunjukan FOMO. Artinya kenaikan yang terjadi sekarang adalah kenaikan yang normal. Sehingga cocok untuk melakukan trading jangka pendek ataupun swing trading.
Tokocrypto menjelaskan, terdapat potensi Bitcoin untuk mengalami penguatan dan menembus resisten areanya pada harga US$33.000. Namun, sebelum mencapai di area tersebut, perlu adanya sideways atau membuat support baru untuk menjadi pijakan.
“Namun, adanya berita krisis perbankan kemungkinan besar akan membawa efek negatif dalam beberapa bulan mendatang. Begitu juga adanya hiperinflasi yang akan terjadi di Amerika Serikat,” imbuh Tokocyrpto.
Harga Ethereum
Di samping itu, altcoin mulai mengalami penguatan setelah kenaikan Bitcoin (BTC) berhenti dan sideways pada harga US$27.000 hingga US$29.000. Sideways ini memberikan sedikit “nafas” untuk altcoin menyusul kenaikan Bitcoin selama 3 bulan terakhir yang mengalami penguatan.
Sementara itu, berdasarkan CoinMarketCap, keseluruhan kapitalisasi pasar sebesar US$1,1 triliun. Berdasarkan data pada Jumat (24/3) dengan total kapitalisasi di atas US$1 triliun, jadi pertanda baik untuk aset kripto seperti Bitcoin, Ethereum (ETH), Cardano (ADA), Ripple (XRP).
Selama seminggu terakhir Bitcoin mengalami penguatan sebesar 16,29%, Ethereum 8,92%, BNB 6,23%, dan XRP 22,25%. Kenaikan ini dipicu adanya berita beberapa waktu lalu tentang bailout sejumlah bank Amerika serikat yang mengalami krisis, seperti Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank.
Baca Juga: Riset: Investor Kripto Indonesia Masuk 3 Besar Tingkat Stres Tinggi
Untuk saat ini Ethereum telah menembus area triangle pattern dan kemungkinan besar akan melanjutkan kenaikan dalam beberapa minggu ke depan hingga ke harga US$1.950 dan akan turun untuk menguji support pada harga US$1.600.
“Atau jika memang Bitcoin sedang mengalami bullish, maka ETH bisa saja mengalami kenaikan luar biasa. Hal ini juga didukung upgrade jaringan Proof Of Stake yang disebut Shanghai-Capella, atau Shapella milik Ethereum,” imbuhnya.
Sementara itu, XRP mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 32% selama satu hari diakibatkan Monica Long, President at Ripple menjadi salah satu pembicara di acara Paris Blockchain Week pada 23 Maret 2023. Monica menjelaskan tentang rencana dan pandangannya tentang perkembangan blockchain di dunia. Hal ini memberikan efek positif bagi pemegang koin XRP. Untuk saat ini XRP akan mengalami percobaan pengujian kembali support pada harga US$0,411 dan mencoba uji kembali resisten pada harga US$0,442.