25 Juni 2021
13:09 WIB
Editor: Fin Harini
JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi menunjuk Margo Yuwono sebagai Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) yang baru. Sebelumnya, Margo Yuwono merupakan Sekretaris utama BPS.
Penunjukkan Margo Yuwono sebagai nakhoda baru BPS dilakukan untuk menggantikan Kepala BPS sebelumnya Kecuk Suhariyanto yang memasuki masa pensiun.
Keputusan tersebut terutang pada Keputusan Presiden (Kepres) RI Nomor 79/TPA Tahun 2021 tentang Pemberhentian Dari Jabatan Pimpinan Tinggi Utama Dan Madya Dan Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Utama Di Lingkungan Badan Pusat Statistik.
Penetapan Keppres terkait pengangkatan Kepala BPS ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, yakni pada 28 Mei 2021. Namun, proses pelantikan baru bisa dilakukan pada Jumat, 25 Juni 2021.
"Menetapkan Keputusan Presiden Republik Indonesia tentang pemberhentian dari jabatan pimpinan tinggi utama dan madya dan pengangkatan pejabat pimpinan tinggi utama di lingkungan Badan Pusat Statistik," bunyi kutipan keputusan tersebut.
Adapun keputusan tersebut berisi pemberhentian dengan hormat Kepala BPS Kecuk Suhariyanto dan Sekretaris Utama BPS Margo Yuwono sekaligus mengangkat Margo Yuwono sebagai Kepala BPS.
Pelantikan dipimpin Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa yang sekaligus mengambil sumpah jabatan.
"Pada hari ini, Jumat tanggal 25 bulan Juli tahun 2021. Saya Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dengan ini secara resmi melantik saudara dalam jabatan baru di lingkungan BPS," katanya.
Sementara, Kepala BPS Margo Yuwono mengucap sumpahnya sebagai pimpinan lembaga statistik resmi pemerintah tersebut.
"Bahwa saya akan setia dan taat kepada undang-undang dasar negara Republik Indonesia tahun 1945. Serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi dharma bakti saya kepada bangsa dan negara," katanya.
Sekadar informasi, Kepala BPS sebelumnya yakni Kecuk Suhariyanto dilantik pada 2016. Saat itu ia menggantikan Suryamin yang memasuki masa pensiun. Saat itu, Kecuk dilantik oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro di Gedung Bappenas, Kamis (15/9).
Tantangan Kian Besar
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa berharap BPS terus meningkatkan kiprahnya dalam menghasilkan data yang berkualitas dan terpercaya.
Sebab, keberadaan data yang akurat objektif cepat dan kredibel di era digitalisasi saat ini jadi sangat penting di mana pemerintah harus mengambil kebijakan secara cepat dan tepat sasaran sejak tahap perencanaan pelaksanaan hingga pengawasan.
"Pada saat pandemi ini data yang berkualitas dan aktual disertai analisis yang baik sangat diperlukan, bukan hanya pemerintah tetapi juga oleh masyarakat luas termasuk dunia usaha," katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan tantangan BPS ke depan kian besar di mana tuntutan akan data yang berkualitas dan beragam semakin meningkat.
Tidak hanya itu, primary concern dari para responden juga menjadi tantangan yang perlu disikapi dengan responsif.
"Kasus kebocoran data atau jual beli data pribadi yang kita dengar dari media massa beberapa waktu lalu sangat meresahkan masyarakat. Meskipun hal ini tidak terjadi di BPS karena bukan domain dari BPS," ujar Suharso.
Namun, ia bilang, kejadian tersebut membuat masyarakat berpikir untuk ikut memberikan data-data yang terkait dengan data pribadi mereka.
"Karena itu, menjadi tantangan bagi BPS bagaimana hal ini disikapi secara responsif sehingga mampu meyakinkan para responden bahwa data yang mereka berikan kepada BPS terjamin kerahasiaan dan keamanannya," sambungnya.
Lebih jauh, Suharso menuturkan, big data dan kemajuan teknologi juga menjadi tantangan tersendiri BPS harus mampu memanfaatkan big data sebagai alternatif sumber data baru dan menghasilkan official statis dengan lebih cepat dan timelapse yang mendekati nol.
BPS, katanya, sebagai satu-satunya lembaga resmi penyedia statistik di Indonesia juga diharapkan terus mampu meningkatkan kinerjanya dengan begitu banyaknya produsen data di luar yang berlomba-lomba menghasilkan data yang akurat dan cepat.
"Data yang akurat dan timelapse yang relatif bisa nol dan cepat akan memberikan nilai tambah karena manfaat data sebagai dasar pengambilan keputusan kian diperlukan," ucap Suharso.
Selain itu, ia mengatakan pelaksanaan Sensus Penduduk 2020 tahun lalu yang dilakukan dengan menggunakan combine method memanfaatkan data dengan Ditjen Dukcapil sebagai basis data dasar juga merupakan bentuk sinergi yang sangat baik.
Untuk itu, ia mengharapkan hal-hal yang sudah baik dilanjutkan di masa yang akan datang.
"Kami percaya dengan kemampuan pengalaman dan integritas saudara akan mampu kami harap dapat dibuktikan melalui serangkaian tahapan dengan pekerjaan yang segera akan dijalankan untuk membawa BPS menjadi lembaga yang lebih maju dan bahkan berkelas," ujarnya.