c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

08 Juli 2025

19:14 WIB

Manfaatkan Pirolisis, Pemerintah Bakal Sulap Sampah Jadi BBM

Proses pirolisis berperan penting dalam pengolahan sampah menjadi bahan bakar substitusi.

Penulis: Yoseph Krishna

<p id="isPasted">Manfaatkan Pirolisis, Pemerintah Bakal Sulap Sampah Jadi BBM</p>
<p id="isPasted">Manfaatkan Pirolisis, Pemerintah Bakal Sulap Sampah Jadi BBM</p>

Foto udara tempat pengolahan sampah Landfill Mining dan RDF (Refuse Derived Fuel) Plant di TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (2/1/2023). Antara Foto/Fakhri Hermansyah

JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berniat mengolah gunungan sampah di Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, menjadi sumber energi.

Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengungkapkan ada 33,8 juta ton sampah yang menumpuk sepanjang tahun 2024 lalu. Persoalan sampah itu disebutnya menjadi masalah konservatif yang terjadi di Indonesia dari tahun ke tahun.

Dalam Sarasehan Nasional 'Mendorong Keberlanjutan Industri Hulu Minyak dan Gas untuk Kemandirian Energi', Yuliot menerangkan salah satu opsi pengelolaan sampah yang bakal dilakukan ialah dengan mengonversikannya menjadi bahan bakar substitusi.

"Juga bisa menghasilkan bahan bakar substitusi. Bahan bakar substitusi dari sampah plastik, itu bisa diolah kembali dengan teknologi pirolisis," tuturnya di Jakarta, Selasa (8/7).

Baca Juga: Bisakah Plastik Menjadi Bahan Bakar?

Proses pirolisis digadang-gadang menjadi cara yang paling inovatif dalam mengolah sampah. Pirolisis merupakan proses kimia yang memanaskan bahan organik pada suhu tinggi dalam lingkungan yang hampa udara.

Selama proses itu berjalan, bahan organik tersebut bakal terurai menjadi gas, cairan, dan residu padat yang kerap disebut biochar atau karbon aktif. Karena itu, pirolisis disebut bermanfaat untuk mengolah limbah organik menjadi produk yang punya nilai tambah.

Salah satu kegunaan dan manfaat proses pirolisis ialah pembuatan bahan bakar dari limbah organik seperti jerami atau sampah pertanian. Dalam hal ini, pirolisis mampu menghasilkan bahan bakar bio-olahan maupun bio-gasoline.

Di samping itu, terdapat manfaat lain seperti solusi inovatif dalam pengolahan sampah, pengurangan limbah organik secara signifikan, serta menekan emisi gas rumah kaca.

"Itu (sampah) bisa diolah kembali dengan teknologi pirolisis, 1 ton sampah bisa menghasilkan 400 liter bahan bakar terbarukan," jelas Yuliot.

Baca Juga: Pemerintah Komitmen Transformasi Pengelolaan Sampah Jadi Energi Bersih

Catatan Kementerian ESDM menunjukkan dari 33,8 juta ton timbunan sampah tahun 2024, sebanyak 59,9% atau 20,2 juta ton sudah terkelola, sedangkan 40,1% sisanya atau sekitar 13,6 juta ton masih belum bisa dikelola.

Berdasarkan sumbernya, rumah tangga menjadi yang paling dominan dengan porsi 50,81%, diikuti pasar 16,67%, kawasan 11,3%, perniagaan 11,01%, perkantoran 5,15%, fasilitas publik 3,53%, serta sumber lainnya 1,53%.

"Ini akan memperkuat energi, kedua dari sisi lingkugan dan juga kesehatan masyarakat itu sampah menjadi masalah. Dengan adanya kebijakan ini, akan menjadi tersolusikan," tandasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar