15 Februari 2022
09:22 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
Editor: Fin Harini
LAS VEGAS - Produk makanan dan minuman Indonesia semakin diminati pasar Amerika Serikat (AS). Ini terlihat saat Indonesia melalui ITPC mengikuti pameran Winter Fancy Food Show (WFFS) 2022 pada 6-8 Februari 2022 di Las Vegas, AS.
WFFS merupakan pameran tahunan yang diadakan Specialty Food Association. Pada pameran ini produk mamin Indonesia berhasil meraup potensi transaksi sebesar lebih dari Rp150 miliar.
Kepala ITPC Los Angeles Bayu Nugroho menilai, dibanding gelaran sebelumnya, penyelenggaraan pameran tahun ini memiliki skala yang lebih kecil. "Namun, Indonesia mampu meraup potensi transaksi yang menggembirakan,’’ ucapnya dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Senin (14/2).
Pameran ini menampilkan produk mamin yang mengedepankan orisinalitas asal etnis atau budaya, mempunyai proses pengolahan unik dengan bahan dasar spesifik, mempunyai pengemasan menarik, serta memiliki saluran distribusi dan penjualan spesifik.
Pada gelaran tahun ini, WFFS diikuti 876 peserta dari berbagai negara, di antaranya Indonesia, Amerika Serikat, Italia, Jepang, Prancis, Spanyol, dan Brasil. Pada pameran ini, Indonesia menampilkan sembilan perusahaan serta usaha kecil dan menengah (UKM).
Perusahaan tersebut antara lain Jans Enterprises Corp yang merupakan importir dan distributor mamin Indonesia. Jans Enterprises Corp menawarkan beragam produk mamin dengan label Jans ke pasar AS. Produk Jans di antaranya keripik singkong, keripik ubi, air kelapa, dan biskuit.
Perusahaan lainnya, Jawa Import Inc & FoodEx menampilkan berbagai produk makanan dengan bahan dasar unik dan inovatif, diantaranya berbagai macam sambal, bumbu jadi, teh celup herbal, dan buah.
Turut serta Atama Premier Foods merupakan perusahaan yang berpusat di Los Angeles, California. Perusahaan ini menawarkan berbagai macam makanan ringan dengan desain kemasan dan rasa yang telah disesuaikan dengan selera masyarakat AS, antara lain kue kering, keripik ubi, biskuit keju, dan kerupuk udang.
Selain itu, Indonesia juga memperkenalkan PT Suwe Ora Jamu Amertha yang memproduksi minuman herbal Indonesia. Perusahaan tersebut mempromosikan bahan-bahan alami dan menawarkan berbagai varian minuman tradisional jamu dalam bentuk teh celup herbal dan kemasan siap minum.
Pemerintah Sulawesi Utara turut hadir dengan memfasilitasi PT Awilton Nyiur Internasional. Perusahaan ini merupakan perusahaan makanan ringan yang berpusat di Bitung, Sulawesi Utara. Dengan produk utama berupa gula khas Sulawesi Utara yang terbuat dari bahan alami nira kelapa seperti gula kelapa, nektar kelapa, dan madu kelapa.
Produk tersebut telah siap untuk dipasarkan di pasar AS karena telah memiliki sertifikat United States Department of Agriculture (USDA) Organic.
Pada pameran ini, ITPC Los Angeles berkolaborasi dengan Bank Indonesia dalam mempromosikan produk UKM Indonesia yaitu Narata, Rumah Mocaf Indonesia, dan Tyu. Narata merupakan UKM binaan Bank Indonesia yang membawa produk keripik buah-buahan seperti pisang, nangka, dan salak.
Sedangkan, Rumah Mocaf Indonesia adalah UKM yang menjual produk-produk dari singkong. Mocaf sendiri merupakan kependekan dari Modified Cassava Flour yang mengolah tepung singkong dengan fermentasi mikroba atau enzimatis. Rumah Mocaf Indonesia membawa produk tepung tapioka serta kue kering rasa cokelat dan buah-buahan.
Sementara, Tyu menampilkan keripik buah mangga, nanas, dan buah naga dengan kemasan menarik sesuai dengan selera konsumen AS. Tyu mendapatkan potensi transaksi terbesar pada pameran ini dengan nilai melebihi Rp140 miliar.
Pasar Responsif
Pada pameran ini, Indonesia juga menampilkan produk minuman melalui PT Tong Tji Indonesia. Perusahaan ini menghadirkan produk teh dengan berbagai varian unggulan seperti melati, hitam, jeruk purut, hijau, hijau melati, dan teh jeruk lemon.
Menurut Bayu, pasar AS sangat responsif untuk produk makanan ringan yang menyehatkan. Lebih jauh, respons pembeli AS sangat besar terhadap produk mamin Indonesia. Hal ini menunjukkan, Indonesia memiliki daya saing serta pasar karena kualitas serta selera yang sesuai pasar AS.
Ia berharap, Indonesia bisa berpartisipasi di WFFS secara konsisten. Sehingga dapat membangun kepercayaan dan reputasi di mata buyer AS, sebagai pemasok yang menawarkan produk-produk yang unik, inovatif, dan berpotensi tinggi.
"Kami meyakini buyer AS tengah mencari pemasok baru yang bisa menyuplai dalam dengan jumlah yang besar, khususnya untuk produk mamin yang menyehatkan,” pungkas Bayu.
Pada 2021, ekspor makanan olahan Indonesia ke AS tercatat sebesar US$23,19 juta, naik 57,20% dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$14,75 juta.
Untuk produk minuman, pada 2021 ekspor Indonesia ke AS tercatat sebesar US$1,35 juta, naik 36,1% dibanding tahun sebelumnya yang tercatat US$986.210.