13 Oktober 2023
08:39 WIB
Penulis: Erlinda Puspita
BOGOR - Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) Supomo melaporkan realisasi penyaluran pendanaan selama 2023 telah mencapai 69% dari total target Rp1,8 triliun atau sebesar Rp1,241 triliun.
Dari total realisasi penyaluran ini, sebanyak Rp762 miliar untuk pola pendanaan konvensional dan Rp479 miliar untuk pola pendanaan syariah yang semuanya diberikan kepada 160 mitra koperasi.
Supomo juga mengklaim, dalam penyaluran dana tersebut, seluruhnya menggunakan nontunai. Tujuannya untuk menghindari korupsi.
"Ternyata korupsi terbesarnya dari aliran cash. Jadi saya sampaikan, LPDB untuk penyaluran, semuanya cashless dengan bank," ujar Supomo dalam agenda Forum Group Discussion Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pengelolaan Dana Bergulir LPDB-KUMKM, Kamis (12/10).
Sementara itu, secara akumulasi sejak tahun 2008 sampai dengan 2023 penyaluran dana bergulir LPDB-KUMKM telah mencapai Rp17,07 triliun yang disalurkan kepada 3.275 mitra di seluruh Indonesia. Dari sisi jumlah penerima dana tahun 2008 sampai dengan 2023 telah mencapai 444.454 penerima.
Baca Juga: LPDB-KUMKM Genjot Penyaluran Dana Ke Koperasi Sektor Riil
Supomo juga mendorong agar para pelaku UMKM bisa bergabung dengan koperasi, karena lebih strategis. Hal ini juga memiliki kelebihan, yaitu bisa lebih mudah dan murah memperoleh permodalan.
"Dengan bergabung kepada koperasi, mereka dapat lebih mudah dan murah mendapatkan permodalan serta pembiayaan yang mudah dan ramah dari LPDB-KUMKM. UMKM juga bisa mengakses dana bergulir ini dengan lebih efisien," tutur Supomo.
Lebih lanjut, Supomo juga menambahkan bahwa saat ini LPDB-KUMKM terus mendorong peningkatan penyaluran pembiayaan pada sektor riil. Hal ini terlihat dari proporsi penyaluran dana bergulir berdasarkan sektor antara riil dan simpan pinjam.
Sektor riil di tahun 2019 (1,6%), 2020 (2,8%), 2021 (16,4%), 2022 (23,8%), dan 2023 (29,8%). Kemudian sektor simpan pinjam pada 2019 (98,4%), 2020 (97,2%), 2021 (83,6%), 2022 (76,2%), dan 2023 (70,2%).
"Alhamdulillah, penyaluran koperasi sektor riil dari tahun ke tahun terus bertumbuh, tercatat pada tahun 2020 mencapai Rp56,8 miliar, tahun 2021 mencapai Rp269 miliar, 2022 mencapai Rp443 miliar. Dan pada tahun 2023 ini yang masih berjalan sudah mencapai Rp322 miliar," kata Supomo.
Adapun penyaluran untuk sektor riil salah satunya untuk mendukung program ketahanan pangan dan pengendalian inflasi dari harga pangan.
Penyaluran ini, kata Supomo, dilakukan kepada koperasi-koperasi yang bergerak di sektor produktif.
Baca Juga: Ini Daftar Kebijakan KemenkopUKM Dukung Transformasi Digital UMKM
Sebagai contoh ialah di Brebes Jawa Tengah, LPDB-KUMKM mendukung ekosistem hilirisasi produk bawang merah yang selama ini menjadi penyebab inflasi pangan karena harga yang tidak terkendali, dan pasokan yang berlebihan saat masa panen raya.
"Kami terus meningkatkan porsi pembiayaan pada koperasi sektor riil, contohnya sudah ada yang terbaru di Brebes untuk komoditas bawang merah, kemudian ada juga di Subang, Jawa Barat untuk komoditas susu, kami membangun ekosistem produsen susu dengan peternak sapi perah lokal dan petani tebon jagung melalui koperasi," kata Supomo.
Menurut Supomo, dengan membangun ekosistem yang terintegrasi dan juga kolaborasi dengan berbagai pihak maka, program ketahanan pangan melalui koperasi bisa terus terbangun, dan diduplikasi ke berbagai daerah dengan komoditas unggulan berbeda-beda.