12 April 2023
10:48 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Bank Indonesia menjalin kerja sama dengan Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan Bank of Thailand (BOT) melakukan eksplorasi potensi konektivitas pembayaran berbasis fast payment di kawasan Asia Tenggara.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan, kerja sama ini merupakan wujud komitmen untuk memperkuat konektivitas sistem pembayaran lintas batas.
Nantinya, kelima bank sentral tersebut akan menggandeng Bank for International Settlements (BIS) dalam menjajaki potensi konektivitas pembayaran berbasis fast payment di kawasan melalui pelaksanaan Proyek Nexus.
“Kerja sama tersebut sekaligus menjadi kelanjutan dari Nota Kesepahaman (NK) Kerja Sama Konektivitas Pembayaran Kawasan, yang ditandatangani oleh kelima bank sentral pada 14 November 2022 silam,” jelasnya dalam keterangan resmi, Jakarta, Selasa (11/4).
Baca Juga: Jaga Stabilitas, ASEAN Komitmen Gunakan Mata Uang Lokal
BI mencatat, Proyek Nexus pada tahap awal merupakan sebuah kajian yang dilakukan oleh BIS dalam mewujudkan skema multilateral, untuk menghubungkan sistem pembayaran berbasis fast payment di berbagai negara (Proyek Nexus Tahap I).
Selanjutnya, BIS bersama BNM, MAS, dan Banca d'Italia melakukan kajian serta uji coba teknis konektivitas pembayaran berbasis fast payment (Proyek Nexus Tahap II).
Saat ini, BI bersama BIS, BNM, BSP, MAS, dan BOT akan melakukan kajian dan pendalaman terkait potensi konektivitas pembayaran berbasis fast payment. Meliputi skema organisasi dan tata kelola, model bisnis dan adopsi komersial, serta teknologi dan operasional (Proyek Nexus Tahap III).
“Tahap III sendiri direncanakan akan dilaksanakan mulai April 2023 hingga Maret 2024,” sebutnya.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan, keterlibatan BI dalam Proyek Nexus merupakan salah satu implementasi dari Nota Kesepahaman (NK) Kerja Sama Konektivitas Pembayaran Kawasan pada KTT G20 November 2022, dan jadi salah satu agenda prioritas jalur keuangan Keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023.
“Tahapan Proyek Nexus ini akan menjadi langkah strategis sekaligus upaya bersama untuk menjalin konektivitas sistem pembayaran yang lebih luas,” tegas Perry.
Hingga kini, BI terus berkomitmen untuk mewujudkan konektivitas sistem pembayaran yang lebih cepat, murah, mudah, transparan dan inklusif.
Perry berharap, pendalaman Proyek Nexus pada tahap ini dapat mewujudkan konektivitas sistem pembayaran lintas batas berbasis fast payment, sebagai infrastruktur sistem pembayaran untuk memfasilitasi pembayaran ritel yang dapat diakses setiap saat.
“Guna mendorong terwujudnya transaksi lintas batas yang lebih murah, mudah, aman, inklusif, dan transparan,” ungkapnya.
Baca Juga: BI: Tingkatkan Kewaspadaan Antisipasi Penyalahgunaan QRIS
Bank Indonesia meyakini, upaya yang sama dapat memberikan berbagai manfaat lain. Seperti akses sistem pembayaran lintas batas yang mampu menjangkau UMKM, memfasilitasi remitansi, termasuk untuk Pekerja Migran Indonesia (PMI), serta memudahkan transaksi bagi para wisatawan.
Sebelumnya, BI bersama dengan bank sentral negara kawasan telah menyepakati kerja sama pembayaran berbasis QR Code lintas negara (cross-border QR payment linkage). Pada 29 Agustus 2022, BI bersama BOT telah menyepakati implementasi kerja sama pembayaran berbasis QR Code lintas negara.
Pada saat bersamaan juga disepakati inisiasi kerja sama serupa antara Indonesia dan Singapura. Sementara dengan BNM, telah diluncurkan uji coba interkoneksi pembayaran antarnegara menggunakan QR Code antara Indonesia dan Malaysia pada 27 Januari 2022.