c

Selamat

Selasa, 7 Mei 2024

EKONOMI

24 Januari 2023

18:02 WIB

Lebihi Target, Realisasi Investasi 2022 Capai Rp1.207,2 Triliun

Realisasi investasi 2022 melebihi target, yakni mencapai Rp1.207,2 triliun. Pada kuartal IV/2022 Indonesia mampu mencatat realisasi investasi sebesar Rp314,8 triliun.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Editor: Rheza Alfian

Lebihi Target, Realisasi Investasi 2022 Capai Rp1.207,2 Triliun
Lebihi Target, Realisasi Investasi 2022 Capai Rp1.207,2 Triliun
Ilustrasi realisasi investasi. Gedung BNI Life di Jakarta, Rabu (18/1/2023). ValidNewsID/Fikhri Fathoni

JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan realisasi investasi di Indonesia sepanjang 2022 melebihi target yaitu senilai Rp1.207,2 triliun. 

Pada kuartal IV/2022 Indonesia mampu mencatat realisasi investasi sebesar Rp314,8 triliun. Sebagai catatan, jumlah ini tidak termasuk hulu migas, perbankan, lembaga keuangan non-bank, asuransi, sewa guna usaha, industri rumah tangga, dan usaha mikro dan usaha kecil.

"Secara qtq (kuartalan .red) pertumbuhan antar kuartal ketiga dan keempat itu tumbuh 2,3%, namun secara yoy (tahunan .red) angka itu tumbuh sekitar 30,3% jadi bayangkan pertumbuhan investasi kita itu tumbuh sebesar itu," katanya dalam konferensi pers, Selasa (24/1).

Baca Juga: Jokowi Minta Daerah Selesaikan Dua Masalah Investasi

Sepanjang tahun, penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp654,4 triliun, atau 54,2% dari porsi seluruh investasi yang ada. PMA naik 44,2% yoy.

Sedangkan, penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp552,8 triliun, atau 45,8% dari seluruh investasi yang masuk. PMDN tumbuh 23,6% yoy.

Dirincikan, dibandingkan dengan penyerapan tenaga kerja yang dilaporkan sebelumnya, pada kuartal keempat ini penyerapan tenaga kerja sudah sebesar 339.879 orang pada kuartal IV/2022.

Bahlil menerangkan, pada kuartal IV/2022, PMA tumbuh signifikan, yakni 55,6% atau sekitar Rp175,2 triliun.

"Tumbuhnya cukup besar sekali. Kita jadi salah satu negara yang pertumbuhan PMAnya tertinggi di mana, itu qtq itu tumbuh 3,7% tapi secara yoy dibandingkan tahun 2021 yaitu sebesar 43,3%. Ini adalah progres kerja kita semua yang tidak main-main karena saya bersyukur kepada rakyat Indonesia juga bisa menjaga stabilitas opini politik yang tidak terlalu berlebihan sehingga investasi kita bagus," terangnya.

Baca Juga: Bahlil-Tony Blair Bahas Potensi Investasi IKN

Kemudian pada PMDN, Bahlil menjelaskan total investasi dalam negeri tumbuh 44,4% atau senilai Rp139,6 triliun. Angka tersebut naik berdasarkan kuartalan sebesar 0,5% dan secara tahunan sebesar 17%. 

Untuk pertumbuhan investasi antar pulau Jawa, ia menyampaikan investasi di luar pulau jawa sudah lebih besar ketimbang di Jawa dengan persentasenya di Jawa sebesar 47,8% atau setara 150,6 triliun, tumbuh secara 32,1% yoy dan luar Jawa 52,2% atau setara Rp164,2 triliun, tumbuh 28,7% yoy.

"Ini juga mencerminkan bahwa konsistensi pemerintah lewat arahan presiden untuk membangun Indonesia sentris betul-betul terjaga dan juga dalam konteks realisasi investasi. Karena kita tahu bahwa Investasi adalah instrumen untuk tetapkan kawasan pertumbuhan ekonomi baru dan sekaligus sebagai faktor penentu dalam rangka pencipta lapangan kerja," ujarnya. 

Lima Sektor besar PMA dan PMDN Kuartal IV
Untuk sektor yang berperan besar dalam pertumbuhan investasi ini, Bahlil menguraikan ada lima jenis sektor yang mempengaruhi. Di urutan pertama ada pertambangan dengan nilai sebesar Rp39,8 triliun. Ia menjelaskan sektor ini terkait dengan Freeport dan beberapa investasi yang di Gresik.

Urutan kedua ada industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya. Bahlil menuturkan meski punya nilai yang besar namun sektor ini hanya menyumbang Rp39,4 triliun. Di urutan ketiga ada transportasi gudang dan telekomunikasi, sektor ini punya nilai sebesar Rp36,8 triliun.

Di urutan keempat ada industri kimia dan Farmasi dengan nilai Rp33,5 triliun dan urutan kalima ada perumahan kawasan industri dan perkantoran senilai Rp28,9 triliun.

"Kelima sektor ini mempunyai korelasi yang bagus. Jika Indonesia melakukan penetrasi pada sektor-sektor industri hilirisasi, maka dampak terhadap pertumbuhan ekonomi itu akan sangat besar," ujarnya.

Secara rinci, PMDN dan PMA sama sama memiliki lima sektor unggulan. Untuk PMDN sendiri di urutan pertama ada sektor perumahan, kawasan industri dan perkotaan senilai Rp18,4 triliun (13,2%), Industri makanan Rp17 triliun (12,2%), pertambangan Rp16 triliun (11,4%), dan konstruksi Rp12,4 triliun (8,9%).

Sedangkan lima sektor unggulan PMA terdapat industri logam dasar, barang logam, bukan mesin peralatannya senilai US$2,5 miliar (20,4%), industri kimia dan farmasi US$1,8 miliar (14,7%), pertambangan US$1,7 miliar (13,6), transportasi, gudang dan telekomunikasi US$1,5 miliar (12,4%), dan perumahan, kawasan industri dan perkantoran US$0,7 miliar (6%).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar