c

Selamat

Minggu, 19 Mei 2024

EKONOMI

11 Mei 2023

18:45 WIB

Layanan Sempat Terganggu, Dirut BSI Akui Ada Indikasi Serangan Siber

BSI mengakui ada indikasi serangan siber di sistem perbankannya. Asal tahu saja, Indonesia berada di peringkat 47 dari 175 negara dalam hal keamanan siber.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Rheza Alfian

Layanan Sempat Terganggu, Dirut BSI Akui Ada Indikasi Serangan Siber
Layanan Sempat Terganggu, Dirut BSI Akui Ada Indikasi Serangan Siber
Nasabah melakukan transaksi di mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di Gedung Wisma Mandiri I di Jakar ta, Kamis (11/5/2023). Antara Foto/M Risyal Hidayat

JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI mengalami gangguan layanan baik pada jaringan ATM, kantor cabang, hingga mobile banking sejak Senin (8/5) hingga beberapa hari setelahnya. 

Direktur Utama BSI Hery Gunardi buka suara dan memaparkan kabar terkini perihal gangguan layanan BSI. Ia pun mengakui adanya indikasi serangan siber di sistem perbankan BSI.

“Kami menemukan indikasi adanya dugaan serangan siber, sehingga kami perlu melakukan evaluasi dan temporary switch off beberapa channel untuk memastikan sistem kami aman,” kata Hery dalam Konferensi Pers di Gedung Wisma Mandiri 1, Jakarta, Kamis (11/5).

Terkait dugaan serangan siber tersebut, menurut Hery, perlu pembuktian lebih lanjut. "Terkait dengan dugaan adanya serangan siber, perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan juga digital forensic," tegasnya.

Oleh karena itu, pihaknya terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait baik regulator Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), pemegang saham, dan stakeholder termasuk lembaga pemerintah.

Baca Juga: Layanan BSI Di Aceh Terganggu, Bank Konvensional Kembali Dirindukan

Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa bank gabungan dari tiga syariah milik bank BUMN yaitu PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah ini telah melakukan upaya normalisasi layanan BSI.

Hery pun memastikan per hari ini, Kamis (11/5), seluruh layanan cabang BSI dan aplikasi BSI Mobile sudah kembali normal dan dapat kembali digunakan nasabah.

"Alhamdulillah pada hari ini, 11 Mei 2023, seluruh layanan cabang, ATM dan mobile banking sudah kembali normal," tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Hery kembali menyampaikan terima kasih kepada nasabah yang telah setia menggunakan layanan BSI, serta menyampaikan permohonan maaf atas kendala dan ketidaknyamanan yang dialami sehubungan dengan berlangsungnya proses pemeliharaan (maintenance) sistem di BSI.

Dirinya pun memastikan BSI berkomitmen memperkuat pertahanan siber perbankan. BSI juga senantiasa mengimbau nasabah untuk tetap waspada dan berhati-hati atas modus penipuan yang mengatasnamakan BSI.

Kronologi
Sebelumnya, BSI melakukan maintenance sistem pada Senin (8/5). Pada proses ini, perseroan membutuhkan waktu untuk melakukan penyesuaian, sehingga layanan tidak dapat diakses untuk sementara. Pada hari yang sama, ramai perbincangan terkait tidak bisa diaksesnya layanan BSI.

Hery menjelaskan, pada tanggal 9 Mei 2023, nasabah sudah bisa melakukan transaksi jaringan cabang dan ATM BSI yang tersebar di seluruh Indonesia. 

Malam harinya, secara bertahap layanan BSI Mobile sudah dapat diakses oleh nasabah dengan fitur-fitur dasar.

Kemudian, pada tanggal 10 Mei 2023 pagi hari, BSI Mobile sudah dapat digunakan untuk bertransaksi dengan fitur yang lebih lengkap. Hingga pada 11 Mei 2023, seluruh layanan cabang, ATM dan mobile banking diklaim sudah kembali normal.

“Proses normalisasi layanan BSI telah kami lakukan dengan baik. Tentunya prioritas utama kami adalah untuk meyakinkan dana dan data nasabah tetap aman di BSI," terang Hery.

Baca Juga: Sempat Eror, Layanan ATM BSI Kembali Pulih

Sekadar informasi, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat serangan siber di 2022 berjumlah 976.429.996 dengan anomali trafik paling banyak masih berasal dari aktivitas malware.

Aktivitas malware adalah serangan dari perangkat lunak yang dirancang mampu merusak sistem komputer atau jaringan komputer sehingga membahayakan pemilik perangkat.

Pada 2022, malware tercatat mendominasi dibanding dengan jenis serangan-serangan siber lainnya dengan total persentase 56,84%.

Di posisi kedua, kebocoran data atau information leak menjadi serangan siber terbanyak dengan persentase 14,75%.

Sementara itu, berdasarkan laporan terbaru National Cyber Security Index (NCSI) yang dikutip Validnews, Indonesia berada di peringkat 47 dari 175 negara dalam hal keamanan siber.

Pastikan Dana dan Data Nasabah Aman
Lebih lanjut, Hery memastikan dana dan data nasabah tetap aman meski BSI mengalami gangguan. 

"Prioritas utama meyakinkan dana dan data nasabah tetap aman. Alhamdulilah pada hari ini, layanan cabang, ATM dan mobile banking sudah kembali normal dan dapat digunakan oleh para nasabah untuk melakukan transaksi,” ujarnya.

BSI juga melakukan peningkatan kapasitas agar core banking dan critical channel bisa kembali dipulihkan dengan cepat, stabil sehingga layanan kepada nasabah dapat sepenuhnya normal.

“Hari ini tanggal 11 Mei, BSI Mobile sudah dapat digunakan untuk bertransaksi oleh nasabah dengan fitur yang lebih lengkap,” imbuhnya.  


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar