17 Juli 2023
18:10 WIB
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Perusahaan teknologi properti Lamudi Indonesia mengambil langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya di beberapa departemen, untuk memaksimalkan pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi bisnis.
Tidak disebutkan secara spesifik berapa jumlah karyawan yang terdampak, namun, melansir dari pernyataan resminya, Senin (17/7) upaya ini dilakukan dengan tujuan mencapai keberlanjutan bisnis jangka panjang perusahaan.
CEO Lamudi Indonesia, Mart Polman mengatakan pengambilan keputusan untuk melakukan restrukturisasi bukanlah hal yang mudah.
Namun, dia menilai hal ini penting bagi perusahaan agar dapat terus memberikan dan mengembangkan penawaran yang terbaik bagi pengembang, bank, maupun 30.000 agen properti yang bekerja sama dengannya.
Baca Juga: Minat Pembelian Properti Tahun Ini Diterawang Meningkat
"Dengan ini, Lamudi dapat terus menghadirkan layanan yang kompetitif sebagai perusahaan properti teknologi terdepan di Indonesia," ucap Mart Polman.
Tercatat, pada tahun 2022 lalu, merging Markets Property Group (EMPG) sebagai induk perusahaan Lamudi.co.id (Lamudi) yang berstatus unicorn dan berbasis di Uni Emirat Arab mengumumkan pendanaan investasi sebesar US$200 juta (Rp3,11 triliun).
Pendanaan ini merupakan peningkatan signifikan terhadap valuasi perusahaan dari tahun 2020. Selain itu, dalam dua tahun terakhir sejak diakuisisi oleh EMPG, Lamudi.co.id telah melakukan perekrutan dari 200 hingga 900 karyawan di kuartal empat tahun 2022.
Mart menyebutkan, bagi karyawan yang terdampak dalam restrukturisasi ini, pihaknya berkomitmen untuk memberikan dukungan terbaik, berupa dukungan finansial, kesehatan yang lebih dari yang diwajibkan oleh peraturan yang berlaku dan program outplacement untuk membantu karyawan menemukan pekerjaan berikutnya.
"Optimalisasi yang dilakukan kini bertujuan agar perusahaan dapat mempertahankan laju pertumbuhan yang tinggi," imbuhnya.
Baca Juga: Lamudi Gandeng AREBI Sebagai Mitra Strategis Berdayakan Agen Properti
Sebagai informasi, dalam dua tahun terakhir Lamudi telah mengalami pertumbuhan serta mencatat kenaikan jumlah pelanggan berbayar sebesar 185%. Selain itu, pihaknya juga mengalami peningkatan pendapatan sebesar 88%.
Lamudi Indonesia sendiri telah berdiri sejak Februari 2014 dan diakuisisi oleh Dubizzle Group (semula EMPG) pada tahun 2020.
Pada awal tahun 2022, Lamudi mengakuisisi bisnis properti OLX Indonesia di mana kedua platform ini melayani lebih dari 22 juta pengunjung dan menerima lebih dari 1,35 juta listings properti baru setiap bulannya.