12 Desember 2022
12:22 WIB
JAKARTA - Trinity Entertainment Group (TEG) melalui unit bisnis Corporate Venture Capital (CVC) miliknya terus menambah portfolio partner. Melalui Trinity Ventures, grup perusahaan yang besar di industri label rekaman dan talent management ini, menjadi salah satu investor strategis di startup enabler UMKM Kuliner Wahyoo.
CEO Trinity Entertainment Group (TEG) Yonathan Nugroho menuturkan, keterlibatan perusahaannya di Wahyoo lebih dari penempatan dana investasi, tetapi juga dukungan pada promosi proyek-proyek yang akan datang.
“Skema pendanaan di CVC kami ada dua, pertama yang murni pendanaan, dan kedua, pendanaan disertai support business and management. Salah satunya yang kita lakukan bersama Wahyoo, yakni bekerja sama dengan artis kami, Rara dari Liga Dangdut Indonesia dan Aulia dari Dangdut Academy 4 untuk melahirkan private label Ayam Paduka,” kata Yonathan.
Untuk diketahui Wahyoo didirikan pada Agustus 2017. Motivasi awalnya membangun ekosistem digital Indonesia yang berfokus pada digitalisasi, dan meningkatkan operasi bisnis warung makan dengan skala kecil dan menengah yang melayani populasi kelas pekerja di Indonesia seperti warteg.
Wahyoo membantu para pemilik warung makan atau warteg untuk meningkatkan dan mendigitalkan operasional mereka, menawarkan layanan digital untuk menarik pelanggan.
Hal ini termasuk meningkatkan upaya pemasaran, menerapkan program loyalitas, memesan dan menerima bahan baku makanan, mengelola arus keuangan, hingga memberikan pelatihan dan pendidikan.
Wahyoo saat ini menjangkau wilayah Jadetabek. Tercatat ada 250 restoran kecil dari 27 ribu mitra yang telah bergabung dengan Wahyoo Kitchen Partners. Selain itu, kini Wahyoo juga tengah mengembangkan beberapa brand private label, salah satunya Ayam Paduka.
Outlet ini tersebar di Jabodetabek, Bandung dan Solo dengan jumlah outlet hampir 50 unit dan terus bertambah. CEO Wahyoo Peter Shearer menyebut, keputusan Wahyoo menambah model bisnis private label adalah memastikan UMKM ikut terlibat dan terdampak positif pada seluruh ekosistem kuliner yang tengah dibangun.
Peter pun mengaku menyambut baik masuknya TEG ke dalam ekosistem bisnis Wahyoo. Pihaknya menghargai visi dan value serta keseriusan TEG dalam membangun industri kuliner di Indonesia.
“Melalui kekuatan para talent Trinity, kami optimistis bisa sangat membantu jalannya promosi proyek private label Wahyoo ke depan. Bahkan, kami juga menerima respon positif dari para mitra kami, dimana mereka turut bangga bisa bekerja dengan para talent ternama,” ungkapnya.
Peter menambahkan, salah satu poin plus dalam kerjasama ini adalah kesempatan untuk mengajak artis-artis berkolaborasi melahirkan sebuah brand baru.
Rara dan Aulia kini merupakan Face Of The Brand dari Ayam Paduka. Keduanya tidak hanya bertindak untuk promosi, tetapi juga memiliki bisnis tersebut.
Peter menuturkan, saat ini adalah eranya kolaborasi. Kerjasama juga tak melulu harus di industri yang sejenis.
“Karena semua saling memberi akses untuk menambah value. Tantangannya adalah menyamakan visi bersama, untuk saling menyempurnakan bisnis model sehingga tercipta bisnis yang sustainable dan iklim usaha yang sehat,” tuturnya.
Peter memastikan, Wahyoo mempunyai kekuatan dari sisi bisnis model dan teknologi, sedangkan TEG punya kekuatan dari sisi marketing dan komersial. “Ini adalah kolaborasi sangat penting untuk kedua belah pihak, termasuk stakeholders mitra UMKM yang kami naungi,” serunya.
Dari sisi kinerja bisnis, Yonathan melihat, pertumbuhan Wahyoo secara year on year menunjukkan performa yang sangat baik, mencapai dua kali lipat dilihat dari jumlah mitra yang bergabung.
Hal inilah yang membuat Trinity Entertainment Group (TEG) optimistis, Wahyoo bisa menjadi partner strategis di dalam ekosistem entertainment yang tengah dibangun saat ini.
“Wahyoo punya visi yang sangat baik dan mencerminkan sustainability dalam pergerakan bisnisnya, yakni menjadi platform end-to-end bagi UMKM Kuliner yang terbesar di Indonesia,” kata Yonathan.
Dia mengaku, pihaknya intens berdiskusi untuk mengetahui revenue streams, risk mitigation, serta infrastruktur rantai supply yang dihadirkan Wahyoo.
“Selain itu, kami juga terkesan dengan kemauan founder Wahyoo untuk membuka diri pada kolaborasi lintas industri, sehingga kami yang notabene dari industri entertainment bisa saling bertukar insight tentang audience dan market,” ucap Yonathan.
Pendanaan Seri B
Sebelumnya, Wahyoo sendiri pertengahan November lalu mengumumkan perolehan pendanaan seri B sebesar $6,5 juta atau setara Rp102 miliar yang dipimpin oleh Eugene Asia Food Tech Fund-1. Eugene Asia Food Tech Fund-1 merupakan kendaraan investasi milik Eugene Investment & Securities dan NH Absolute Return Partners dari Korea Selatan.
Investor lainnya yang berpartisipasi dalam putaran ini, Global Brains dan Trinity Optima Plus (TOP+). Nama-nama ini melengkapi jajaran investor yang telah bergabung sebelumnya di Wahyoo, yaitu East Ventures, Indogen Capital, Arkblu Capital, dan Nitto Prima Ventura.
Dana segar yang diterima Wahyoo, sedianya akan digunakan untuk memperluas jaringan cloud kitchen dengan merekrut lebih banyak mitra restoran dan meluncurkan lebih banyak merek makanan label sendiri.
Wahyoo Kitchen Partner jadi merek dapur virtual milik Wahyoo yang sudah diinisiasi setahun belakangan.
Perusahaan akan memanfaatkan jaringan Eugene Investment dan jaringan selebritas TOP+ untuk mempromosikan merek makanannya ke konsumen. Bagi TOP+ ini bukan investasi pertamanya di startup teknologi.
Perusahaan label musik tersebut juga sebelumnya mengumumkan investasi dengan nilai dirahasiakan untuk perusahaan esports PT Generasi Tangguh Luar Biasa.
Sejauh ini Wahyoo, lewat unit Tajir Group, telah mengoperasikan tiga merek makanan label privat, yakni Bebek Goreng Bikin Tajir, Ayam Paduka, dan Bakso Bikin Tajir. Untuk Bebek Goreng Bikin Tajir, kini sudah hadir di 134 outlet yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Solo, Semarang, dan Bali. Sementara Ayam Paduka sudah ada di 42 outlet yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, dan Solo, dan Bakso Bikin Tajir sudah hadir di 18 outlet di Jabodetabek untuk sementara ini.
Menariknya, seluruh suplai produk ini sudah berupa pre-cook. Hal ini membuat, proses masak jadi lebih ringkas, maksimal lima menit agar lebih cepat sampai ke rumah konsumen.
Untuk bahan makanan disiapkan di pusat gudang Wahyoo di Daan Mogot, Jakarta Barat dekat kantor Wahyoo. Dari situ, proses pengiriman makanan akan dimulai sampai ke outlet.
Ke depannya, Wahyoo menyatakan akan perbanyak merek makanan yang dapat dijual oleh para mitra UMKM, setidaknya ada tambahan delapan sampai 10 merek baru. Variasi kulinernya berkisar dari martabak, nasi briyani, teh susu, soto, mie ayam, dan nasi goreng.