c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

01 Agustus 2025

10:39 WIB

Laba Bersih PTBA Semester I/2025 Amblas 59%

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bukukan laba bersih Rp833,04 miliar sepanjang paruh pertama 2025, merosot 59% dari semester I/2024 yang tercatat sebesar Rp2,03 triliun.

Penulis: Yoseph Krishna

<p id="isPasted">Laba Bersih PTBA Semester I/2025 Amblas 59%</p>
<p id="isPasted">Laba Bersih PTBA Semester I/2025 Amblas 59%</p>

Alat berat membawa muatan batu bara di kawasan tambang airlaya milik PT Bukit Asam Tbk di Tanjung Enim, Muara Enim, Sumatra Selatan. Antara Foto/Nova Wahyudi

JAKARTA - Perusahaan tambang batu bara pelat merah PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan laba bersih di kisaran Rp833,04 miliar sepanjang semester pertama tahun ini.

Angka tersebut diketahui merosot 59% dari capaian laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, PTBA pada semester I/2024 mampu mencatat laba bersih sebesar Rp2,03 triliun.

Capaian laba itu diperoleh saat Anggota Holding BUMN Pertambangan PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) itu mencatat pendapatan sebesar Rp20,45 triliun sepanjang paruh pertama 2025, naik 4,12% dari Rp19,64 triliun periode yang sama tahun 2024.

Merosotnya laba bersih PT Bukit Asam Tbk tak lepas salah satunya dari peningkatan beban pokok pendapatan dari Rp16,23 triliun menjadi kisaran Rp18,2 triliun sepanjang semester I/2025.

Baca Juga: Dirjen Minerba Beberkan Penyebab Kegagalan Gasifikasi Batu Bara PTBA

Di samping itu, tekanan harga batu bara global turut menjadi tantangan bagi perusahaan sepanjang enam bulan pertama tahun ini.

Sebagaimana diketahui, indeks harga ICI-3 telah terkoreksi 14% secara tahunan dari US$75,89 per ton menjadi US$65,15 per ton. Sedangkan indeks Newcastle, mengalami penurunan 22% dari US$130,66 per ton menjadi US$102,51 per ton.

Kemudian, rata-rata harga jual yang dibukukan perusahaan mengalami penurunan 4% dibanding semester I/2025 menjadi Rp930 ribu per ton.

Baca Juga: Keberatan, Bos PTBA Minta Bea Keluar Batu Bara Ditunda

Corporate Secretary PTBA Niko Chandra mengungkapkan tekanan juga didapat perusahaan dari sisi naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) yang secara rata-rata mencapai Rp14.666 per liter dibandingkan rerata periode yang sama tahun 2024 Rp13.682 per liter.

"Peningkatan konsumsi BBM juga sejalan dengan bertambahnya volume produksi dan jarak angkut batu bara," ucap Niko lewat keterangan tertulis yang diterima, Jumat (1/8).

Menghadapi tekanan tersebut, PTBA disebut Niko bakal menerapkan strategi pemasaran yang adaptif, diversifikasi pasar, hingga pengelolaan portofolio pelanggan yang beragam.

"Ke depan, Perseroan akan terus mendorong efisiensi biaya, meningkatkan kinerja aset, serta memperluas portofolio usaha yang berkelanjutan," tandasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar