22 September 2025
12:27 WIB
Kuatkan Industri, RI-Turki Kerja Sama di 14 Sektor
Indonesia-Turki memperkuat kerja sama komprehensif di sektor industri sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi. Kedua negara segera menyusun roadmap memperkuat kolaborasi jangka panjang berbagai sektor.
Penulis: Ahmad Farhan Faris
Editor: Khairul Kahfi
Menperin RI Agus Gumiwang Kartasasmita berjabat tangan dengan Menteri Perindustrian dan Teknologi Turki Mehmet Fatih Kacir di Istanbul, Turki, Sabtu (20/9/2025). Dok Kemenperin
ISTANBUL - Indonesia dan Turki memperkuat kerja sama komprehensif di sektor industri sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi. Komitmen ini disampaikan Menperin RI Agus Gumiwang Kartasasmita saat pertemuan bilateral dengan Menteri Perindustrian dan Teknologi Turki Mehmet Fatih Kacir.
“Indonesia akan segera menyusun roadmap kerja sama industri Indonesia-Turki sebagai panduan strategis untuk memperkuat kolaborasi jangka panjang di berbagai sektor,” katanya melalui keterangan tertulis, Jakarta, dikutip Senin (22/9).
Baca Juga: Pemerintah Bidik Kinerja Perdagangan RI-Turki US$10 Miliar Di 2025
Adapun komitmen dilakukan di sela kegiatan 12th Annual Teknofest Aerospace and Technology Festival di Bandara Internasional Ataturk, Istanbul. Festival teknologi kedirgantaraan ini dihadiri jutaan pengunjung dari kalangan pemerintah, pelaku usaha hingga akademisi.
“Pertemuan ini sekaligus menindaklanjuti rangkaian interaksi intensif antara Indonesia dan Turki dalam dua tahun terakhir,” ujarnya.
Selain itu, pertemuan tersebut juga menghasilkan 12 nota kesepahaman antarpemerintah di berbagai sektor, seperti industri pertahanan, energi, kesehatan, pendidikan tinggi, perdagangan, hingga perindustrian.
Khusus bidang industri, kedua negara menyepakati pembentukan Joint Committee for Industrial Cooperation yang mencakup 14 sektor strategis, mulai dari teknologi baterai, kendaraan listrik, tekstil hingga industri halal.
Baca Juga: Prabowo Sebut RI Dan Turki Harus Jadi Kekuatan Dunia Islam
Terdapat 10 kesepakatan antarperusahaan seperti kerja sama antara Pertamina Hulu Energi dan TPAO di sektor migas, kerja sama PT PAL Indonesia dengan TAIS Shipyard untuk pembangunan frigat kelas Istanbul. Serta joint venture antara perusahaan Indonesia dengan Baykar dan Roketsan untuk pendirian fasilitas produksi drone tempur.
Sejak kunjungan ke Turki pada Juni 2024, Agus menyebut sejumlah perusahaan besar seperti Sanko Holding, Arcelik (KOC Holding) dan Kordsa (Sabanci Holding) menunjukkan minat besar untuk berinvestasi di Indonesia.
Sebagai informasi, Sanko Holding telah memulai investasi budi daya tuna di Biak, Papua. Untuk itu, Agus berharap, Sanko memperluas investasinya ke sektor hilirisasi, termasuk pengolahan tuna dan industri pendukung.
“Seperti galangan kapal, bahkan terbuka peluang investasi pada proyek energi terbarukan di bidang PLTA,” ujarnya.
Baca Juga: Menperin Dorong Hubungan RI-Turki di Bidang EV Hingga Industri Halal
Sementara itu, Arcelik merupakan produsen peralatan rumah tangga terbesar kedua di dunia, telah bekerja sama dengan mitra lokal untuk memproduksi mesin cuci di Indonesia. Rencananya, Arcelik akan memperluas produksi lemari es serta pendingin udara.
“Momentum kerja sama Indonesia dan Turki juga diperkuat melalui pertemuan High-Level Strategic Cooperation Council (HLSC) pada Februari 2025, ketika Presiden RI dan Presiden Turki menandatangani Joint Statement memperingati 75 tahun hubungan diplomatik,” jelas dia.
Selanjutnya, Kordsa sudah beroperasi di Bogor yang produksi bahan baku ban tengah membangun riset sejak 2023, dan akan mengembangkan produk komposit, airbag dan penguat struktur bangunan dengan tujuan ekspor. Agus mengusulkan agar perusahan ini mengajukan insentif fiskal berupa super tax deduction untuk litbang.
Baca Juga: Pemerintah Ajak 150 Ribu Pengusaha Turki Berinvestasi Di RI
Untuk diketahui, Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan kerja ke Turki pada April 2025, dengan fokus pada investasi di sektor strategis, khususnya baterai kendaraan listrik, energi terbarukan, industri pertahanan, dan tekstil kelas atas.
Kunjungan tersebut juga menghasilkan kesepakatan kolaborasi produksi vaksin serta kerja sama pengembangan drone, misil, dan komunikasi militer. Dari sisi bisnis, perusahaan Indonesia seperti Asia Pacific Rayon berhasil menandatangani kontrak ekspor dengan mitra Turki untuk serat viscose senilai jutaan dolar.
Pada April 2025, Menperin RI menerima courtesy call dari Duta Besar Turki untuk Indonesia, yang menyepakati penyelenggaraan 1st Joint Committee Meeting pada Juni 2025.