c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

31 Mei 2023

19:34 WIB

Kuartal I 2023, Laba PGE Tumbuh 49,3% Jadi Rp715 Miliar

PGE akan tetap fokus untuk memperkuat posisinya di sektor energi baru dan terbarukan (EBT), khususnya geothermal  

Kuartal I 2023, Laba PGE Tumbuh 49,3% Jadi Rp715 Miliar
Kuartal I 2023, Laba PGE Tumbuh 49,3% Jadi Rp715 Miliar
Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Lahendong, Kota Tomohon, Sulawesi Utara, Rabu (18/1/2023). Antara Foto/Olha Mulalinda

JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) membukukan laba bersih sebesar Rp715,4 miliar pada kuartal I-2023. Capaian ini meningkat 49,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp478,6 miliar.
 
“Saat ini PGE berada di posisi keuangan solid untuk terus tumbuh secara berkelanjutan. Hal ini dibuktikan dengan tingkat debt to equity ratio (DER) yang kuat, yaitu di kisaran 40%,” kata Direktur Keuangan PT PGE Tbk Nelwin Aldriansyah dalam keterangan diterima di Jakarta, Rabu (31/5).

Peningkatan laba bersih PGE diiringi dengan peningkatan pendapatan usaha sebesar 19% dengan laba kotor yang juga tumbuh sebesar 32,7%. Kinerja keuangan PGE, kata Nelwin, menunjukkan efisiensi operasional yang dilakukan perseroan yang akan berdampak pada pertumbuhan berkelanjutan.

“Pencapaian yang sangat baik ini tentunya akan menjadi pemacu kami untuk dapat terus tumbuh dan berkembang dalam menyediakan energi hijau bagi masyarakat Indonesia,” tuturnya.

Sejalan dengan peningkatan laba, nilai aset emiten bersandi PGEO itu naik menjadi Rp43,4 triliun. Peningkatan ini, kata Nelwin, mencerminkan upaya PGE dalam mengoptimalkan pengelolaan dan investasi aset, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan dan mendorong pemanfaatan potensi panas bumi di Indonesia.
 
PGE juga melunasi pinjaman jangka pendek (bridge loan) sebesar Rp6 triliun yang diraih dari penerbitan obligasi hijau yang berkontribusi terhadap pengurangan total utang Perseroan pada kuartal I-2023 menjadi Rp11,3 triliun.
 
“Hal ini menjadikan struktur permodalan PGE menjadi lebih ideal dan kuat,” ujar dia.
 
Ke depan, kata Nelwin, PGE akan tetap fokus untuk memperkuat posisinya di sektor energi baru dan terbarukan (EBT), khususnya geothermal. Serta memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan berkelanjutan Indonesia guna menyediakan akses ke energi bersih dan ramah lingkungan yang andal dan terjangkau.

Sekadar mengingatkan, emiten anak usaha Pertamina yang bergerak dalam sektor panas bumi ini, mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 49,7% secara tahunan pada 2022. Dalam laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit, PGE melaporkan capaian laba bersih 2022 senilai US$127,3 juta (Rp1,9 triliun), naik signifikan dari pencapaian 2021 senilai US$85 juta (Rp1,27 triliun).


 Energi panas bumi/ geothermal PT Pertamina Geotermal Energy (PGE). Antara Foto

 

Belanja Modal
Tahun ini, PGE menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$250 juta. Nelwin menyampaikan, anggaran belanja modal tahun 2023 naik 316,67% year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar US$60 juta.
 
“Penggunaan belanja modal pada 2023, diantaranya untuk pemeliharaan dan operasi wilayah kerja panas bumi yang sudah ada, pembangunan pembangkit listrik tambahan 55 mega watt (MW) di Wilayah Kerja (WK) Lumut Balai, dan pembangunan infrastruktur pendukung tambahan,” ujar Nelwin.
 
Dia mengatakan WK Lumut Balai Unit 2 yang saat ini sedang dalam tahap konstruksi, diharapkan dapat beroperasi secara komersial pada tahun 2024.
 
Entitas usaha PT Pertamina (Persero) di bawah Subholding Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) ini, menyiapkan investasi sebesar US$1,6 miliar dalam lima tahun ke depan. Dana ini dibutuhkan untuk mendukung peningkatan kapasitas terpasangnya yang dioperasikan sendiri sebesar 600 MW, dari 672MW pada 2022 menjadi 1.272MW pada tahun 2027.
 
“Kunci untuk mendukung pertumbuhan pendapatan perseroan adalah peningkatan dan pertumbuhan kapasitas terpasangnya. Untuk mendukung pertumbuhan kapasitas terpasang yang dioperasikan sendiri sebesar 600 MW itu, perseroan sudah merencanakan investasi baru, yang total nilainya US$1,6 miliar,” ucap Nelwin
 
ThinkGeoEnergy melaporkan, kapasitas terpasang panas bumi dunia mencapai 16.127 MW pada 2022. Amerika Serikat (AS) memiliki kapasitas terpasang terbesar 3.794 MW, disusul oleh Indonesia sebesar 2.356 MW, dan Filipina sebesar 1.935 MW.
 
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM mencatat realisasi kapasitas terpasang dari sumber energi baru terbarukan (EBT) mencapai 12.557 MW hingga 2022, lebih dari target sebesar 12.529 MW. Dari jumlah tersebut, 8.680 MW merupakan PLT EBT ongrid atau tersambung dengan jaringan listrik PLN, dan selebihnya atau 3.877 MW adalah PLT EBT offgrid.
 
Dari total kapasitas terpasang energi panas bumi sebanyak 2.356 MW tersebut, PGE saat ini mengelola 13 wilayah kerja panas bumi. Total kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW, yaitu 672 MW dikelola langsung dan 1.205 MW melalui operasi bersama atau joint operation contract.
 
Kapasitas PLTP 672 MW (own operation) tersebut dibangkitkan dari enam area, yaitu Kamojang, Jawa Barat 235 MW, Lahendong, Sulawesi Utara 120 MW, Ulubelu, Lampung 220 MW, Sibayak, Sumatera Utara 12 MW, Karaha, Jawa Barat 30 MW, dan Lumut Balai, Sumatera Selatan 55 MW.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar