c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

08 Mei 2023

20:45 WIB

KSSK: Upaya Stabilisasi Inflasi Pangan Saat HBKN 2023 Terkendali

Program tambahan bantuan pangan nasional juga mampu mengendalikan tekanan harga dan menjaga akses pangan pokok masyarakat sehingga turut mampu menjaga daya beli.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

KSSK: Upaya Stabilisasi Inflasi Pangan Saat HBKN 2023 Terkendali
KSSK: Upaya Stabilisasi Inflasi Pangan Saat HBKN 2023 Terkendali
Ilustrasi. Pedagang menata dagangannya di Pasar Tradisional Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (5/1/2023). Ant ara Foto/Umarul Faruq
JAKARTA - Upaya dalam stabilisasi harga pangan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Lebaran 2023 yang dilakukan Pemerintah berkoordinasi dengan BI terbukti cukup efektif dalam menurunkan inflasi pangan. Hal tersebut disampaikan pasca rapat koordinasi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).


Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, upaya stabilisasi antara lain dilaksanakan dengan melakukan pemantauan harga, memperkuat stok pasokan berbagai bahan pangan pokok, memastikan kelancaran distribusi pasokan, serta melakukan intervensi harga seperti melalui operasi pasar, gelar pangan murah serta fasilitasi distribusi bekerja sama dengan BUMN Pangan dan Asosiasi Pedagang Pangan.

"Program tambahan bantuan pangan nasional juga mampu mengendalikan tekanan harga dan menjaga akses pangan pokok masyarakat sehingga turut mampu menjaga daya beli," katanya saat konferensi pers, Senin (8/5).

Ia menuturkan, ke depan, inflasi diprakirakan tetap terkendali dimana inflasi inti diprakirakan terkendali dalam kisaran 3,0±1% di sisa tahun 2023 dan inflasi IHK dapat kembali ke dalam sasaran 3,0±1% lebih awal dari prakiraan sebelumnya.

Sebelumnya ia menjabarkan tekanan inflasi terus menurun, didukung oleh terjaganya pergerakan harga bahan pangan. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) turun menjadi 4,33% yoy pada April 2023 dari 5,51% yoy pada Desember 2022.

Inflasi inti terus melambat menjadi 2,83% yoy dipengaruhi ekspektasi inflasi dan imported inflation yang menurun, serta pasokan agregat yang memadai dalam merespons kenaikan permintaan.

"Sementara itu, inflasi volatile food tetap terkendali, sebesar 3,74% yoy," imbuhnya.

Ia menuturkan, berlanjutnya penurunan inflasi merupakan dampak positif kebijakan moneter BI yang pre-emptive dan forward looking, serta sinergi yang erat dalam pengendalian inflasi antara BI dan Pemerintah (Pusat dan Daerah), antara lain melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.


NPI Indonesia
Di satu sisi ia menyebutkan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap baik dan mendukung ketahanan eksternal. Menurutnya, transaksi berjalan triwulan I 2023 diprakirakan mencatat surplus ditopang surplus neraca perdagangan barang sebesar US$12,3 miliar, melanjutkan surplus selama 35 bulan berturut-turut.

Transaksi modal dan finansial diprakirakan juga mencatat surplus seiring aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio yang mencatat net inflows US$4,7 miliar.

"Aliran masuk modal asing pada investasi portofolio terus berlanjut pada 2023 yang hingga 28 April 2023 mencatat net inflows US$1,4 miliar," sebutnya.

Selain itu posisi cadangan devisa Indonesia akhir April 2023 juga tetap tinggi sebesar US$144,2 miliar, setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Dengan perkembangan tersebut, ia melihat NPI 2023 diprakirakan mencatat surplus, dengan transaksi berjalan dalam kisaran surplus 0,4% sampai dengan defisit 0,4% dari PDB.

"Sementara, neraca transaksi modal dan finansial diprakirakan mencatat surplus yang lebih tinggi didukung aliran masuk modal asing dalam bentuk PMA dan investasi portofolio," ujarnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar