c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

28 Juli 2023

20:22 WIB

Konversi Motor Listrik Gerakkan Roda Perekonomian

Konversi motor listrik mendorong pembangunan infrastruktur pendukung, trutama pembangkit listrik EBT.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

Konversi Motor Listrik Gerakkan Roda Perekonomian
Konversi Motor Listrik Gerakkan Roda Perekonomian
Sosialisasi Gelar Konversi Motor Listrik di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (28/7). ValidNewsID/Yoseph Krishna

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meyakini bahwa konversi sepeda motor konvensional menjadi sepeda motor listrik bisa menggerakkan roda perekonomian bangsa.

Pasalnya, konversi motor listrik yang menjadi bagian dari pembentukan ekosistem electric vehicle akan diikuti pembangunan infrastruktur pendukung. Terutama untuk jaringan stasiun pengisian baterai kendaraan listrik. Hal tersebut ia katakan menjadi ceruk bisnis baru bagi PT PLN (Persero) sebagai penyedia listrik negara.

"Nilai yang tercatat bisa Rp900 triliun-Rp1.000 triliun, contohnya dari pembangunan jaringan pengisian kendaraan listrik, itu PLN bisa nambah berapa puluh GW lagi. Kapasitas yang diharapkan ialah dari pembangkit EBT," ujar Menteri Arifin dalam konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (28/7).

Baca Juga: PLN Beri Pelatihan Konversi Motor Listrik Ke Siswa SMK

Dia pun berharap instalasi pengisian baterai EV berasal dari pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT). Dalam hal ini, solar panel akan menjadi andalan dengan dukungan pendanaan yang diberikan oleh pemerintah.

"Masyarakat bisa pasang solar panel ke atap-atapnya sendiri untuk kurangi demand PLN," imbuhnya.

Menurut dia, penghematan yang dihasilkan dari kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) bisa mencapai 50% apabila dibandingkan pengeluaran kendaraan berbasis bahan bakar minyak.

"Untuk itu, Indonesia juga akan memiliki industri motor listrik sendiri, ada enterpreneur kita yang mengembangkan. Ini juga bisa mendorong optimalisasi talenta," tegas dia.

Lebih lanjut, Arifin Tasrif menjabarkan bahwa proses konversi sepeda motor listrik pada dasarnya menjadi bagian dari upaya menekan emisi gas rumah kaca (GRK) guna mewujudkan target Net Zero Emissions (NZE) tahun 2060 atau lebih cepat.

Pasalnya, jumlah sepeda motor yang mengaspal di Indonesia saat ini mencapai lebih dari 120 juta unit. Angka itu ia sebut terus tumbuh 5%-6% setiap tahunnya.

"Konsumsi 1 liter (bensin) per hari itu ekuivalen dengan 650 crude oil per hari. Kalau US$80, berarti kita bakar US$480 juta per hari. Emisinya menghasilkan 2,5 kg (per unit), jadi kalau 120 juta berarti sekitar 300 juta kg emisi per hari," jabar Arifin.

Baca Juga: ESDM Sebut Konversi Kendaraan Listrik Bentuk Konkret Transisi Energi

Pada kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendukung penuh kegiatan konversi sepeda motor berbahan bakar minyak menjadi motor listrik. Sepaham dengan Arifin Tasrif, Menhub meyakini bahwa sepeda motor merupakan game changer dalam percepatan ekosistem kendaraan listrik.

Dengan jumlah unit yang lebih dari 120 juta, Budi Karya meyakini proses konversi mudah dilakukan karena kebutuhannya banyak. Tinggal bagaimana meyakinkan masyarakat agar mereka mau menikmati operational expenditure (opex) yang lebih rendah.

"Misalnya pengemudi ojol, kalau pakai kendaraan listrik, opex-nya turun separuh. Ini musti kita pikirkan dan semoga bisa menjadi kekuatan kita," tandas Budi Karya Sumadi. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar