c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

26 Mei 2023

20:25 WIB

Kinerja Perbankan Domestik Diyakini Stabil dan Terjaga

Kinerja industri perbankan domestik tetap terjaga, baik dari sisi permodalan, likuiditas dan fungsi intermediasi.

Penulis: Khairul Kahfi

Kinerja Perbankan Domestik Diyakini Stabil dan Terjaga
Kinerja Perbankan Domestik Diyakini Stabil dan Terjaga
Ilustrasi perbankan. Menara Bank BCA yang berada di kawasan Thamrin, Jakarta, Senin (22/5/2023). ValidNewsID/Fikhri Fathoni

JAKARTA – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menilai, sejauh ini kinerja perbankan di dalam negeri tetap stabil dan terjaga dengan baik. Secara khusus, kinerja yang relatif masih positif tersebut terjadi pasca berakhirnya masa relaksasi restrukturisasi kredit di dalam negeri.

Meski begitu, LPS mengaku akan tetap mencermati dan memantau potensi risiko penurunan kinerja akibat dampak tren global.

“Kinerja industri perbankan (domestik) tetap terjaga, baik dari sisi permodalan, likuiditas dan fungsi intermediasi,” papar Ketua LPS Purbaya Yudhi Sadewa di Jakarta, Jumat (26/5).

Ia menyebut, capaian positif ini ditunjukkan dengan rasio permodalan (KPMM) industri yang terjaga di level 24,69% pada periode Maret 2023. LPS menyampaikan, KPMM menurun terbatas secara bulanan sebesar 126 basis poin (bps) yang dipengaruhi oleh pembayaran dividen.

Sementara itu, likuiditas perbankan juga relatif tetap terjaga dengan rasio AL/DPK sebesar 26,58% pada April 2023. Sementara itu, kinerja intermediasi perbankan pun terus membaik. 

Baca Juga: LPS Pertahankan Tingkat Bunga Penjaminan Mei-September 2023

Purbaya menyampaikan, kredit perbankan tumbuh sebesar 8,08% (yoy) atau setara Rp6.465 triliun pada April 2023. Di bulan yang sama Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 6,82% (yoy) atau Rp7.997 triliun.

“Pertumbuhan intermediasi tetap positif, meski cenderung melambat. Efek hari kerja (pada momen) puasa dan lebaran yang lebih pendek, serta seasonal kebutuhan cash,” sebutnya dalam paparan.

Meningkatnya kinerja intermediasi juga diikuti dengan terjaganya aspek pengelolaan kredit, terutama usai diberlakukannya restrukturisasi kredit targeted.

Rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) Gross pada periode April 2023 berada pada level yang terkendali yaitu sebesar 2,53%. Sedangkan rasio pinjaman berisiko atau Loan at Risk (LaR) menurun ke level 13,88%. 

“Rasio restrukturisasi terus melandai yang berdampak pada penurunan rasio LaR,” ungkapnya.

Ke depan, pihaknya juga akan terus menjaga Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN), agar coverage-nya terhadap potensi risiko kredit dalam posisi memadai.

Baca Juga: Asbisindo: Perbankan Syariah Masih Hadapi Beberapa Tantangan

Lebih jauh, Purbaya juga menekankan, LPS terus memantau pergerakan suku bunga simpanan perbankan nasional, baik yang berdenominasi Rupiah maupun valuta asing. Berkaitan dalam tahap transisi penyesuaian arah kebijakan moneter di tengah kondisi likuiditas yang longgar dan tren peningkatan permintaan kredit. 

Suku bunga pasar simpanan (SBP) untuk simpanan Rupiah terpantau naik secara terbatas sebesar 12 bps menjadi sebesar 3,24% pada periode observasi 10 April hingga 15 Mei 2023

“Hal ini menunjukkan perbankan masih dalam tahap transisi penyesuaian arah kebijakan moneter di tengah kondisi likuiditas yang longgar dan tren peningkatan permintaan kredit,” jelasnya.

Selanjutnya, SBP simpanan valas di periode observasi yang sama terpantau naik sebesar 3 bps menjadi sebesar 1,61% jika dibandingkan periode penetapan Tingkat Bunga Penjaminan bulan Februari 2023.

“Kenaikan SBP valas relatif terbatas dipengaruhi kondisi likuiditas domestik yang membaik, meskipun kebijakan suku bunga The Fed potensial dipertahankan higher for longer untuk menekan inflasi,” tambahnya. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar