c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

30 Juni 2025

11:40 WIB

Ketegangan Konflik Timteng Mereda, Rupiah Diprediksi Menguat

Nilai tukar rupiah menguat seiring respons positif pasar terhadap meredanya ketegangan di Timur Tengah, dengan adanya gencatan senjata antara Iran dengan rezim Israel.

Editor: Khairul Kahfi

<p>Ketegangan Konflik Timteng Mereda, Rupiah Diprediksi Menguat</p>
<p>Ketegangan Konflik Timteng Mereda, Rupiah Diprediksi Menguat</p>

Petugas menunjukkan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). Antara Foto/Muhammad Adimaja/aww

JAKARTA - Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra memperkirakan nilai tukar (kurs) rupiah menguat seiring respons positif pasar terhadap meredanya ketegangan di Timur Tengah dengan adanya gencatan senjata antara Iran dengan rezim Israel.

“Pasar masih menanggapi positif meredanya ketegangan di Timur Tengah dengan adanya gencatan senjata antara Israel dan Iran yang dimediasi oleh AS,” ujarnya melansir Antara di Jakarta, Senin (30/6).

Baca Juga: Rupiah Diprediksi Stabil Di Level Rp16.200 Per Dolar AS

Pada pagi ini, pasar saham regional Asia yang terlihat cukup positif menandakan nilai tukarnya menguat terhadap dolar AS. Hal ini mengindikasikan minat pasar terhadap risiko (risk on) yang cukup baik, antara lain dipengaruhi gencatan senjata Iran dengan rezim Israel.

Sentimen lainnya berasal dari kesepakatan dagang tercapai antara AS dengan China, sehingga memberikan sentimen positif ke pasar.

Di sisi lain, isu terkait persetujuan anggaran AS juga bisa menjadi tekanan bagi dolar AS karena perdebatan keras di Senat yang berpotensi membuat anggaran tertunda.

“Anggaran ini juga menambah utang AS sebesar US$3,3 triliun,” kata Ariston.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, kurs rupiah diprediksi menguat ke arah Rp16.150-16.120 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan Senin pagi (30/6) di Jakarta melemah sebesar 2 poin atau 0,01%, dari sebelumnya Rp16.195 menjadi Rp16.197 per dolar AS.

Melansir Bloomberg, pada penutupan perdagangan Minggu (29/6), Indeks Dolar AS (DXY) yang mengukur kinerja terhadap mata uang lainnya, termasuk EUR, JPY, GBP, CAD, CHF, dan SEK terpantau melemah ke level 97,19 poin, atau turun cukup dalam 0,22 persen poin dibandingkan penutupan sebelumnya yang berkisar 97,40 poin.

Adapun pergerakan DXY harian kemarin berkisar antara 97,12-97,29 poin, atau cenderung melemah dibanding sehari sebelumnya terhadap rentang level DXY dan mulai mendekati rentang bawah DXY dalam 52 pekan terakhir di kisaran 96,99-110,17 poin.

Di sisi lain, dolar AS yang dipantau pada pukul 10.26 WIB hari ini (30/6) terpantau bergerak menghijau terhadap mata uang rupiah sekitar 0,22% atau menguat sekitar Rp36. 

Sementara ini, rupiah ditransaksikan Rp16.230 per dolar AS, dengan proyeksi pergerakan harian sekitar Rp16.295-16.234 per dolar AS.

Peluang Konflik Kembali Terbuka
Mengutip Bloomberg, Iran mengatakan, pihaknya tetap skeptis bahwa gencatan senjata sementara yang ditengahi AS dengan Israel akan bertahan lama. Iran memperingatkan siap untuk menanggapi setiap agresi baru.

"Kami memiliki keraguan serius mengenai komitmen musuh terhadap kewajibannya, termasuk gencatan senjata. Kami siap memberikan tanggapan tegas jika agresi diulang," kata kepala staf angkatan bersenjata Iran, Abdolrahim Mousavi mengutip Kantor Berita Fars, Minggu (29/6).

Baca Juga: Rupiah Menguat Tajam Di Tengah Gencatan Senjata Iran-Israel

Pernyataan Mousavi disampaikan dalam panggilan telepon Minggu (29/6) dengan Menteri Pertahanan Saudi Khalid bin Salman, yang membahas gencatan senjata yang dimulai pada Selasa (24/6).

Serangan mendadak Israel pada Jumat (13/6) telah menewaskan beberapa tokoh militer dan nuklir senior Iran, termasuk pendahulu Mousavi, mengguncang pasar global dan meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Selain lokasi militer dan nuklir, serangan itu juga menghantam wilayah sipil di Teheran dan kota-kota lainnya. Pemerintahan Presiden AS Donald Trump kemudian bergabung dalam serangan itu, mengebom tiga fasilitas nuklir utama yang diklaim telah melenyapkan infrastruktur atom Iran.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar