c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

26 Agustus 2024

17:25 WIB

Kementan: Produksi Beras Agustus-Oktober 2024 Surplus Terbesar Dalam 10 tahun Terakhir

Produksi beras Agustus-Oktober 2024 surplus tertinggi dalam musim kemarau 10 tahun ke belakang. Surplus tersebut diklaim sebagai keberhasilan refocusing anggaran untuk oplah, pompa, dan benih unggul.

Penulis: Erlinda Puspita

<p>Kementan: Produksi Beras Agustus-Oktober 2024 Surplus Terbesar Dalam 10 tahun Terakhir</p>
<p>Kementan: Produksi Beras Agustus-Oktober 2024 Surplus Terbesar Dalam 10 tahun Terakhir</p>

Sejumlah pekerja memanen padi saat musim panen raya di persawahan Desa Sirnoboyo, Kebonagung, Pacitan, Jatim, beberapa waktu lalu. Antara Foto/Siswowidodo

JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyatakan produksi beras nasional dalam tiga bulan ke depan diperkirakan akan alami surplus, meski di tengah musim kemarau. Bahkan dia mengklaim produksi September 2024 menjadi yang tertinggi dalam sepuluh tahun ke belakang di musim kemarau. 

Berdasarkan catatan Kerangka Sampel Area (KSA) BPS produksi beras Januari-Oktober 2024 yang disampaikan Amran, yaitu Agustus mencapai 2.849.615 ton, September mencapai 2.872. 858 ton, dan Oktober 2.591.105 ton. Ini artinya, masing-masing bulan alami surplus sebesar 32.673 ton, 356.329 ton, dan 396.604 ton. 

"Yang bisa kita syukuri pada bulan September ini tertinggi dalam lima tahun bahkan sepuluh tahun di musim kering. Ini hasil dari refocusing anggaran, kita fokus pada optimalisasi lahan (oplah), pompa, dan benih unggul yang kita berikan secara gratis pada petani, yang dulunya mau tanam sekali jadi dua kali," ungkap Amran dalam Rapat Kerja Komisi IV DPR RI dengan Kementerian Pertanian (Kementan), Senin (26/8). 

Sementara itu, terkait produksi beras periode Agustus-Oktober sejak tahun 2019 hingga 2023 yaitu, bulan Agustus (2019) sebesar 3.214.937 ton, (2020) 3.326.741 ton, (2021) 2.399.479 ton, (2022) 2.350.981 ton, (2023) 2.523.942 ton. Lalu September (2019) 2.429.487 ton, (2020) 3.145.711 ton, (2021) 2.463.453 ton, (2022) 2.500.041 ton, (2023) 2.516.529 ton. 

Baca Juga: Sebagian Besar Harga Pangan Alami Penurunan Harga

Kemudian produksi beras untuk bulan Oktober yaitu (2019) 1.899.709 ton, (2020) 2.443.591 ton, (2021) 2.302.463 ton, (2022) 2.383.083 ton, dan (2023) 2.194.502 ton. 

Menurut Amran, dengan adanya surplus produksi beras ini, maka Indonesia berpotensi memperoleh tambahan produksi dengan nilai mencapai Rp10 triliun dibandingkan tahun lalu. Potensi ini didapat jika harga pasar beras di produsen berkisar Rp10.000 per kg.

Seperti diketahui, Amran mengaku pihaknya melakukan empat langkah untuk mengejar peningkatan produksi padi di 2024, pertama adalah mengembalikan alokasi pupuk bersubsidi menjadi 9,55 juta ton dan dapat diakses menggunakan KTP. 

Baca Juga: Harga Beras Masih Mahal Di Tengah Potensi Kenaikan Produksi

Kedua, pompanisasi air sungai untuk lahan sawah tadah hujan. 

Ketiga optimalisasi lahan rawa, dan keempat yaitu integrasi padi gogo dengan kelapa sawit atau kelapa pada Tanaman Belum Maksimal (TBM). 

Adapun relokasi anggaran yang dilakukan Kementan pada anggaran 2024 ini kata Amran sebesar Rp7,1 triliun dari total anggaran 2024 sebesar Rp14,7 triliun. 

"Kami sudah refocusing anggaran. Anggaran yang dulunya diperuntukkan untuk bangunan, diperuntukkan sebagian untuk perjalanan dinas, diperuntukkan untuk acara seminar, kemudian biaya yang tidak penting dulu, kami cabut, refocusing. Kemudian kami belikan benih, pompa, alat mesin pertanian untuk petani," kata Amran dikutip dari Antara

Lebih lanjut, anggaran Kementan 2024 sebesar Rp14,7 triliun terbagi untuk per Eselon I yaitu, Sekretariat Jenderal (Sekjen) Rp1,5 triliun, Inspektorat Jenderal (Irjen) sebesar Rp124 miliar, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan senilai Rp3 triliun, Direktorat Jenderal Hortikultura senilai Rp1 triliun, dan Direktorat Jenderal Perkebunan sebesar Rp1 triliun. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar