21 Februari 2025
11:13 WIB
Penulis: Erlinda Puspita
Editor: Khairul Kahfi
Ilustrasi - pasar-pasar ternak di tanah air dipadati pembeli yang mencari hewan untuk upacara kurban menjelang Hari Raya Iduladha 2024. Antara
JAKARTA - Kementan memastikan akan terus mengejar vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak. Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan Agung Suganda melaporkan, pihaknya sejak awal tahun telah menyalurkan 1,4 juta dosis vaksin PMK ke berbagai provinsi untuk mendukung Bulan Vaksinasi PMK Februari 2025.
"Distribusi ini menjadi langkah strategis dalam pengendalian PMK agar tidak kembali merebak," kata Agung dalam keterangan resmi, Jakarta, Kamis (20/2).
Dia mengklaim, saat ini jumlah ternak yang terinfeksi terus menurun di berbagai daerah yang terjangkit kasus PMK. Bahkan sejumlah daerah melaporkan nihil kasus, sedangkan wilayah lain mencatat angka infeksi yang semakin berkurang.
Baca Juga: Meski Ada Impor, Pemerintah Pastikan Harga Daging Sapi Tak Makin Anjlok
Dari data Ditjen PKH Kementan, jumlah kasus PMK di awal pekan Januari 2025 mencapai 2.412 kasus. Saat ini jumlahnya turun, tercatat di pekan ketiga Februari 2025 menjadi 182 kasus.
"Kita tidak boleh lengah, pengawasan lalu lintas ternak harus tetap diperketat, dan vaksinasi akan terus kami tingkatkan," lanjutnya.
Menurutnya, Provinsi Jawa Timur merupakan wilayah endemis, namun saat ini terlihat mulai pulih. Agung menilai, capaian ini bisa terjadi karena program vaksinasi yang efektif dalam menekan peningkatan jumlah kasus.
Misalnya, pemerintah daerah di Lamongan menggelar vaksinasi serentak sebagai upaya pencegahan. Lalu di Kota Kediri, vaksinasi masif dilakukan sejak tahun lalu dan berhasil menekan angka kasus, dengan target rampung sebelum April 2025.
"Perkembangannya cukup baik, tapi vaksinasi harus tetap berjalan," tutur Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri, M. Ridwan.
Baca Juga: Pemda DIY Temukan 948 Hewan Ternak Terinfeksi PMK
Menurut Dirjen Agung, vaksinasi secara rinci juga dilakukan di Mojokerto dengan penyaluran sebanyak 38 ribu dosis vaksin telah diberikan, sehingga target nol kasus pada Ramadan bisa tercapai.
Kemudian di Treggalek, vaksinasi terus digalakkan untuk mengendalikan PMK. Pada saat yang sama, pasar hewan khusus kambing dan domba kembali dibuka.
Begitu pun di pasar hewan di Tikung dan Babat, Lamongan resmi dibuka kembali. Di Jombang, 10 pasar hewan dibuka setelah tren kasus PMK melandai.
Lebih lanjut, Provinsi Aceh juga melaporkan telah berhasil mengendalikan PMK. Pj. Gubernur Aceh Achmad Marzuki mengonfirmasi bahwa sudah tidak adanya laporan kejadian PMK baru selama tiga minggu terakhir. Keberhasilan ini tak luput dari vaksinasi yang masif dan pengawasan ketat terhadap pergerakan ternak.
Agung menambahkan, kasus PMK di Jawa Tengah pun terus menurun. Di Boyolali, misalnya, tren kasus menunjukkan penurunan.
Di Blora, pasar hewan kembali dibuka setelah sebelumnya ditutup akibat lonjakan kasus. Sementara itu di Sragen, meski kasus menurun, namun pasar hewan masih belum diizinkan beroperasi.
Baca Juga: Tangkal Wabah Ternak, Kementan RI Bentuk Satgas PMK Nasional
Agung pun memperingatkan, meski jumlah kasus terus menurun, pemerintah daerah dan peternak harus tetap waspada dan tidak lengah, serta vaksinasi harus terus digalakkan.
Sementara itu di pasar hewan Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta kembali beroperasi setelah ditutup akibat lonjakan kasus.
"Kami membuka pasar kembali karena kasus PMK sudah melandai," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan Bantul Imawan Eko Handriyanto.
Direktur Kesehatan Hewan Kementan Imron Suandy mengungkapkan, pihaknya akan mendorong kolaborasi dengan pemerintah daerah dan swasta untuk terus menekan jumlah kasus.
"Di samping menyalurkan vaksin PMK dari Kementan, kami juga mendorong partisipasi pemerintah daerah dan sektor swasta untuk pengadaan dan operationalisasi vaksin sebagai bentuk tanggung jawab bersama pengendalian dan penanggulangan PMK," tutup Imron.