c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

27 Juni 2024

20:46 WIB

Kementan Gandeng Startup Luncurkan Proyek Pengembangan Hortikultura

Kementan berupaya meningkatkan produktivitas kualitas dan rantai nilai produk hortikultura di Indonesia. Salah satunya dengan bekerja sama startup pertanian berkelanjutan dan pelacakan rantai pasok.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Kementan Gandeng <em>Startup</em> Luncurkan Proyek Pengembangan Hortikultura</p>
<p id="isPasted">Kementan Gandeng <em>Startup</em> Luncurkan Proyek Pengembangan Hortikultura</p>

Perluas potensi ekspor hortikultura lewat program HDDAP (Horticulture Development Dryland Area Project) Penjual menjajakan pisang di Pasar Gedang, Lumajang, Jawa Timur, Senin (3/6/2024). Sumber: AntaraFoto/Irfan Sumanjaya

JAKARTA - Direktorat Jenderal Hortikulutra Kementerian Pertanian (Kementan) bersama KOLTIVA, sebuah startup di Indonesia dalam bidang pertanian berkelanjutan dan pelacakan rantai pasok, meluncurkan proyek Pengembangan Hortikultura di Lahan Kering (Horticulture Development Dryland Area Project/ HDDAP).

“Tujuannya, untuk meningkatkan produktivitas, kualitas, dan rantai nilai produk hortikultura di Indonesia di tujuh provinsi dan 13 kabupaten,” kata CEO dan Co-Founder KOLTIVA, Manfred Borer dalam keterangan resminya, Kamis (27/6).

Adapun tujuh provinsi yang dimaksud adalah Sumatra Utara, Jawa Barat, Bali, NTT, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Proyek HDDAP ini rencananya akan berlangsung di tahun ini hingga 2028 mendatang.

Pada 20-22 Mei lalu, Kementan bersama KOLTIVA melakukan kunjungan lapangan ke tujuh provinsi tersebut untuk memantau implementsi proyek HDDAP. Harapannya, program ini bisa mengoptimalkan lebih dari 10 ribu hektare lahan kering menjadi lahan budidaya hortikultura, dengan bantuan teknologi KoltiTrace MIS. Teknologi ini nantinya dapat meningkatkan ketertelusuran dan pengelolaan pertanian.

KoltiTrace adalah sebuah Sistem Informasi Manajemen (MIS) yang dirancang untuk memantau dan mengelola proyek-proyek agrikultur dengan lebih efektif. Selain memastikan transparansi dalam rantai pasok, sistem ini juga mendukung pengambilan keputusan strategis melalui dashboard canggih.

Baca Juga: Tiga Startup Pertanian Raih Pahlawan Digital 2023

Sebagai bagian dari komitmen ini, KOLTIVA memperkenalkan KoltiTrace pada sistem ini. Misalnya, terdapat berbagai fitur seperti Geo Location & Mapping Features yang memungkinkan Kementan untuk memantau operasional, membuat keputusan berbasis data, mengoptimalkan biaya, dan meningkatkan hasil dengan sistem pelacakan yang terbukti, serta manajemen rantai pasokan produsen.

Sistem ini memungkinkan pengguna untuk memverifikasi pelacakan produsen dan mengakses dashboard KPI yang komprehensif, disesuaikan dengan perjanjian dan kebijakan privasi, serta masih banyak lagi fitur lainnya.

Dengan pendekatan ini, KOLTIVA dapat menunjukkan bahwa praktik budidaya dan aktivitas ekonomi di sektor pertanian dapat menjadi lebih berkelanjutan dan layak dibiayai. Sehingga, KOLTIVA dapat mendorong transformasi sektor hortikultura menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan inklusif.

Dalam kunjungan tersebut, pengawas kecamatan, ketua komponen, Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT), Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), dan tim sekretariat mengikuti pelatihan penggunaan Aplikasi Mobile KoltiTrace MIS.

Pelatihan ini mencakup pencatatan data rinci tentang produsen dan lahan mereka, penggunaan antarmuka dan fitur aplikasi, serta praktik langsung di lokasi produksi. Data yang dikumpulkan mencakup latar belakang keluarga hingga proses monitoring dan evaluasi, dengan tujuan memperkuat kapasitas produsen dalam memanfaatkan lahan kering secara efisien.

Transformasi Pertanian
Pada acara peluncuran di Surabaya akhir bulan lalu, ditegaskan bahwa program HDDAP akan berlangsung selama lima tahun, dengan tujuan memberikan manfaat substansial bagi produsen, termasuk pada pemberdayaan perempuan. Program ini mencakup modernisasi pertanian, kolaborasi antara produsen dan sektor swasta, stimulasi permintaan pasar, dan peningkatan kapasitas bisnis kelompok produsen.

Proyek HDDAP tidak hanya berfokus pada transformasi pertanian melalui digitalisasi, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi kehidupan produsen dengan memberikan bantuan langsung berupa sarana produksi pertanian dan peningkatan keterampilan.

Baca Juga: Jepang Anggap Harga Produk Hortikultura Indonesia Masih Mahal

Melalui program ini, produsen menerima dukungan penting seperti pupuk, peralatan pertanian, dan sarana produksi lainnya, memungkinkan mereka untuk mengoptimalkan praktik pertanian dan meningkatkan hasil panen, yang pada akhirnya berkontribusi pada kesejahteraan ekonomi mereka.

"Pemetaan rantai pasokan dalam KoltiTrace MIS merupakan hal yang krusial bagi sektor hortikultura. Sistem ini memberdayakan pelaku industri untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan dalam produksi dan distribusi," kata Manfred.

Dengan sistem KoltiTrace MIS, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas upaya pembangunan hortikultura, memperkuat kolaborasi antara semua pemangku kepentingan, dan memastikan optimalisasi sumber daya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar