c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

29 Oktober 2025

15:55 WIB

Kemenperin Ungkap Sagu Sebagai Bahan Baku Etanol Termurah E10

Kemenperin mengidentifikasi sagu menjadi bahan baku paling terjangkau untuk menghasilkan etanol untuk campuran bioetanol. Etanol dari sagu lebih murah ketimbang Jagung yang lebih mahal.

Penulis: Ahmad Farhan Faris

<p>Kemenperin Ungkap Sagu Sebagai Bahan Baku Etanol Termurah E10</p>
<p>Kemenperin Ungkap Sagu Sebagai Bahan Baku Etanol Termurah E10</p>

Plt Dirjen Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika mengungkapkan sagu jadi bahan baku termurah untuk mendukung bioetanol untuk kendaraan, Jakarta, Rabu (29/10). Validnews/Ahmad Farhan Faris

JAKARTA - Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika mengatakan, sagu menjadi bahan baku paling terjangkau untuk menghasilkan etanol sebagai campuran olahan menjadi bioetanol.

“Kalau dari nilai bahan bakunya, ya itu memang sagu yang paling murah untuk bahan baku menjadi etanol saat ini,” kata Putu di Kantor Kemenperin, Jakarta, Rabu (29/10).

Baca Juga: Bahlil Kulik Peluang Optimalisasi Etanol Dan Metanol Dari Kebun Tebu Merauke

Info saja, sejauh ini pemerintah baru menyiapkan singkong, tebu dan jagung untuk menyuplai bahan baku etanol. Adapun, Putu menyampaikan, jagung sebagai bahan baku pembentuk etanol cenderung lebih mahal.

“Memang yang kedua (termurah) itu cassava (singkong). Kalau yang jagung itu memang sudah agak mahal. Sehingga nanti opsinya dibuka, mana yang paling bagus. Nah, itu yang didorong,” ujarnya.

Selain itu, Putu menilai, pengolahan tebu juga bisa menjadi salah satu bahan baku potensial untuk bioetanol. Asalkan, pengolahan tebu ini diperoleh dari program swasembada gula yang digagas pemerintah.

“Nah, tebu juga. Ini kan di swasembada gula, itu molasesnya akan meningkat hasilnya. Sehingga ini juga akan sangat potensial untuk masuk ke biofuel (bahan bakar dari bahan organik),” jelas dia.

Baca Juga: Bahlil: Etanol Jadi Instrumen Tekan Ketergantungan Impor BBM 23 Juta KL

Saat ini, Putu mengatakan, pemerintah sedang mengerjakan swasembada gula di Merauke dan daerah lain seperti, Blitar, Jawa Timur dan Tegal, Jawa Tengah.

“Kita sudah bisa swasembada gula yang sedang dikerjakan di Merauke, di Blitar Jawa Timur juga peningkatan penanamannya sangat luas. Sekarang ada di Tegal dan sekitarnya, ada investasi untuk pabrik gula,” imbuhnya.

Lokasi Strategis Pembangunan Pabrik Etanol
Putu menyampaikan, pembangunan pabrik etanol berbasis tebu paling strategis saat ini berada di Jawa Timur, karena bahan baku utama berupa molases cukup banyak di sana. Begitu pula di Merauke, apabila program swasembada tebu dapat tercapai.

Pihaknya pun siap berkoordinasi dengan BRIN untuk mengoptimalisasi etanol berbasis tebu. Di sisi lain, Kemenperin juga mengidentifikasi, lokasi pabrik etanol berbasis sagu dapat didirikan di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, sampai Papua.

Baca Juga: Toyota Investasi Pabrik Etanol Di RI? BKPM: Brasil Juga

Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika di Kantor Kementerian Perindustrian pada Rabu (29/10)

Putu mengatakan, Kemenperin juga sedang memilah biomassa dari tandan kosong kelapa sawit untuk diolah menjadi etanol. Fraksinasi tandan kosong kelapa sawit dibidik dapat menghasilkan semi-selulosa untuk menjadi bahan baku bioetanol.

“Kita sedang memilahkan dari biomassa. Biomassa-nya itu tandan kosong kelapa sawit, itu difraksinasi, dipilah-pilahkan. Itu nanti bisa menjadi bioetanol, bisa semi-selulosa. Jadi banyaklah bahan-bahan yang bisa dihasilkan,” ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan, Presiden Prabowo Subianto menyetujui mandatori campuran etanol 10% untuk BBM (E10), dalam rangka mengurangi emisi karbon dan ketergantungan terhadap impor BBM.

Bahlil akan memandatorikan atau mewajibkan penggunaan E10 pada 2027, dan dibutuhkan bahan baku etanol sebesar 1,4 juta kiloliter (KL). Ia mengupayakan agar kebutuhan akan etanol dapat dipenuhi oleh pabrik di dalam negeri tanpa impor.

Oleh karena itu, pemerintah akan memberi insentif bagi perusahaan yang membangun pabrik etanol di Indonesia guna mendukung rencana mandatori bioetanol 10 persen (E10) pada 2027.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar