18 Maret 2025
20:45 WIB
Kemenperin Bantah Smelter Nikel PT GNI Tutup Dan Masih Ekspor
Kemenperin menjamin smelter nikel asal China, PT GNI tidak tutup pabrik, serta masih melakukan ekspor.
Penulis: Aurora K MÂ Simanjuntak
Editor: Khairul Kahfi
Dirjen ILMATE Kemenperin Setia Diarta. ValidnewsID/Aurora KM Simanjuntak
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menepis kabar yang menyebut smelter nikel asal China, PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI) di Sulawesi Tengah sedang terancam tutup pabrik.
Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Setia Diarta menjamin, operasional smelter PT GNI sekarang berjalan seperti biasa, bahkan masih melakukan ekspor ke negara lain.
"Tidak tutup, PT GNI masih proses (operasional) dan melakukan ekspor," ujarnya kepada Validnews, Jakarta, Selasa (18/3).
Baca Juga: PT GNI Terancam Tutup, Danantara Bisa Jadi Penyelamat?
Setia juga mengungkapkan, manajemen smelter asal China tersebut tidak berencana menutup lini produksi yang berlokasi di Indonesia dalam waktu dekat ini.
"Info dari manajemen pabrik, tidak ada (wacana untuk tutup pabrik dalam waktu dekat)," tegas Dirjen ILMATE.
Sebagai informasi, melansir Bloomberg, PT GNI dilaporkan telah memangkas produksi nikel dan hampir tutup total. Ini terjadi beberapa bulan setelah perusahaan induknya di China mengalami bangkrut.
PT Gunbuster Nickel Industry yang berafiliasi dengan raksasa baja tahan karat Jiangsu Delong Nickel Industry Co yang bangkrut, menunda pembayaran kepada pemasok energi lokal dan tidak dapat memperoleh bijih nikel. Pabrik peleburan tersebut kemungkinan akan segera menghentikan produksi jika situasi terus berlanjut.
Sementara itu, Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza turut menanggapi kabar PT GNI yang terancam tutup. Menurutnya, persoalan yang dihadapi pabrik smelter nikel di Indonesia itu karena polemik yang terjadi di negara asal PT GNI, yaitu China.
"Itu ada problem di negara asalnya," ujar Wamenperin Faisol singkat saat ditemui di Kantor Kemenperin, Selasa (18/3).
Ketika ditanya mengenai dampak yang terjadi apabila industri pemurnian nikel itu tutup, Wamenperin pun mengisyaratkan, pemerintah akan melakukan langkah yang diperlukan. Seperti proses pengambilalihan atau takeover.
Sejalan dengan itu, dia meminta supaya masyarakat dan pelaku industri terkait untuk menunggu perkembangan konkret dari PT GNI.
"Pasti akan ada takeover, tunggu saja," tutup Faisol.
Baca Juga: Sukseskan Agenda Hilirisasi, Pengamat Dorong Danantara Akuisisi Saham PT GNI
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira menilai, BPI Danantara bisa memainkan peran strategis untuk menyukseskan agenda hilirisasi dan mewujudkan ketahanan energi nasional.
Bhima menerangkan, salah satu peluang yang paling mudah dan bisa langsung dikerjakan oleh BPI Danantara adalah pengambilalihan atau akuisisi saham PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) yang terancam bangkrut.
Akuisisi saham PT GNI menjadi hal yang paling wajar dikarenakan perusahaan itu tengah di ujung tanduk sebagai imbas dari peluang bangkrutnya perusahaan induk di Tiongkok, yakni Jiangsu Delong Nickel Industry Co.
Dirinya mengungkapkan, ada sekitar 10 ribu pekerja PT GNI yang terancam di-PHK. Sehingga, Danantara bisa mendorong investor domestik, maupun Holding BUMN Pertambangan MIND ID yang notabene menjadi Anggota Danantara untuk mengakuisisi saham PT GNI.