c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

16 Januari 2025

10:42 WIB

Kemenkeu: RI Berhasil Pertahankan Surplus Dagang Lima Tahun Beruntun

Capaian surplus dagang 2024 sebesar US$31,04 miliar lanjutkan tren positif RI selama lima tahun beruntun. Meski surplus, capaian positif neraca dagang ini cenderung menurun dibandingkan capaian 2023.

Editor: Khairul Kahfi

<p>Kemenkeu: RI Berhasil Pertahankan Surplus Dagang Lima Tahun Beruntun</p>
<p>Kemenkeu: RI Berhasil Pertahankan Surplus Dagang Lima Tahun Beruntun</p>

Suasana aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (15/4/2021). Antara Foto/Akbar Nugroho Gumay/rwa

JAKARTA - Kepala BKF Kemenkeu Febrio Kacaribu menyampaikan, capaian surplus dagang 2024 merupakan kelanjutan tren positif perekonomian RI selama lima tahun berturut-turut. Surplus perdagangan pada 2024 mencapai US$31,04 miliar, lebih rendah dibandingkan capaian 2023 sebesar US$36,89 miliar.

"Surplus perdagangan yang kita capai untuk tahun kelima ini mencerminkan ketahanan yang baik dari perekonomian Indonesia," jelasnya dalam keterangan pers, Jakarta, Kamis (16/1).

Meski surplus, Febrio mengakui, capaian positif neraca dagang di 2024 menurun. Walaupun sisi volume perdagangan ekspor maupun impor Indonesia menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.

Kemenkeu menilai, volume perdagangan internasional RI masih mencerminkan cukup kuatnya dampak moderasi harga komoditas global sepanjang 2024.

"Penurunan nilai surplus terutama disebabkan oleh tren moderasi harga komoditas global pada tahun 2024,” ungkapnya.

Ekspor Indonesia pada 2024 juga mencatatkan kinerja positif. Total nilai ekspor tercatat mencapai US$264,70 miliar, meningkat sebesar 2,29% dibandingkan tahun 2023. Selain itu, volume ekspor juga tercatat meningkat 5,37% (yoy). 

Baca Juga: Desember 2024, Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Kian Susut

Peningkatan kinerja ekspor tersebut utamanya didorong oleh ekspor nonmigas, khususnya dari sektor industri pengolahan, yang memberikan kontribusi signifikan sebesar 74,25% terhadap total ekspor tahun 2024. 

"Besarnya kontribusi industri pengolahan ini mencerminkan geliat positif industri manufaktur," terangnya. 

Sementara itu, komoditas ekspor unggulan sepanjang 2024 didominasi oleh Bahan bakar mineral (HS27), Lemak dan minyak nabati (HS15), dan Besi dan baja (HS72), dengan share masing-masing sebesar 15,94%, 10,78% dan 10,37% terhadap total ekspor nonmigas Indonesia. 

Kemudian, Tiongkok masih menjadi tujuan utama ekspor Indonesia dengan share 26,40%, diikuti Amerika Serikat dan Jepang masing-masing dengan share 11,22% dan 6,59%. 

Sejalan dengan itu, kinerja impor Indonesia di 2024 juga tercatat mengalami peningkatan baik secara nilai sebesar 11,07% (yoy) maupun volume sebesar 3,37% (yoy).

Nilai impor Indonesia 2024 tercatat sebesar US$233,66 miliar. Utamanya disumbang oleh impor bahan baku/penolong dan barang modal dengan kontribusi sebesar 90,28% dari total impor sepanjang tahun. 

Tingginya kontribusi impor baku/penolong dan barang modal juga sejalan dengan aktivitas ekspor yang menunjukkan peningkatan pada sektor industri pengolahan. Hal ini mencerminkan kinerja industri manufaktur dalam negeri yang cukup terjaga sepanjang 2024. 

"Adapun menurut komoditas, impor mesin/perlengkapan elektrik dan mesin/peralatan mekanis tercatat tumbuh, sedangkan komoditas besi dan baja tercatat mengalami kontraksi," sebutnya. 

Baca Juga: Ekspor Nonmigas Desember 2024 Turun, Begini Kondisi Ekspor CPO Dan Biji-Besi

Dengan semua capaian ini, Febrio menyampaikan, tren positif neraca perdagangan yang berlanjut sepanjang 2024 menjadi kabar baik di awal tahun ini, mencerminkan perekonomian Indonesia yang tetap solid. Capaian ini juga memperkuat optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi sebesar 5% dapat tercapai pada 2024. 

Ke depan, pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong keberlanjutan hilirisasi sumber daya alam, meningkatkan daya saing produk ekspor nasional, serta memperluas diversifikasi mitra dagang utama.

“Langkah-langkah ini sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah tan-tangan dan ketidakpastian global yang semakin kompleks,” paparnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menyampaikan, capaian surplus dagang 2024 cukup positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut. 

"Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas lain guna meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan," jelas Denny, Rabu (15/1).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar