c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

02 Januari 2023

19:56 WIB

Kemendag Optimistis Kinerja Perdagangan 2023 Tumbuh Positif

Kementerian Perdagangan optimistis kinerja perdagangan 2023 tumbuh positif.

Penulis: Khairul Kahfi

Kemendag Optimistis Kinerja Perdagangan 2023 Tumbuh Positif
Kemendag Optimistis Kinerja Perdagangan 2023 Tumbuh Positif
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat Konferensi Pers Catatan Awal Tahun 2023, Jakarta, Senin (2/1). Dok. Kemendag

JAKARTA – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan optimistis sektor perdagangan Indonesia akan kembali mendulang pertumbuhan positif pada 2023 ini. 

Meski penuh tantangan dan dinamika ekonomi global, capaian sektor perdagangan sepanjang 2022 dinilai telah memberi optimisme untuk menyambut tahun baru ini.

Menurutnya, Indonesia patut bersyukur karena sektor perdagangannya masih bisa mencatatkan banyak capaian positif selama 2022. Mengingat, pertumbuhan ini terjadi di tengah situasi perekonomian dan perdagangan yang penuh tantangan, bahkan diwarnai dengan berbagai krisis.

“Mulai dari krisis pangan, krisis energi, krisis keuangan, dan krisis geopolitik; kita patut bersyukur karena masih bisa mencatatkan banyak capaian positif pada sektor perdagangan Indonesia,” ucapnya dalam konferensi pers yang diselenggarakan secara hibrida, Jakarta, Senin (2/1).

Meski begitu, Zulhas selaku Menteri Perdagangan menyadari masih ada banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. 

“Untuk itu, kita harus tetap optimis menyambut 2023. Kuncinya adalah kolaborasi dan kerja sama,” paparnya.

Baca Juga: Mendag Zulhas: Eksportir Jadi Pelopor Indonesia Maju 2045

Dia menyampaikan dan berjanji, Kemendag akan bersikap proaktif, responsif, dan antisipatif terhadap dinamika perekonomian dan perdagangan global yang penuh ketidakpastian. Dengan mengeluarkan berbagai strategi kebijakan. 

Beberapa di antaranya adalah mendukung peningkatan nilai tambah produk yang diperdagangkan melalui hilirisasi industri; transisi perdagangan hijau; ekspansi dan penetrasi ke pasar ekspor nontradisional seperti Afrika, Asia Selatan, dan Timur Tengah; serta peningkatan akses pasar internasional melalui perjanjian perdagangan, pameran, maupun misi dagang.

Pada sektor perdagangan luar negeri, ia menyampaikan, ekspor telah berkontribusi sangat signifikan untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi Indonesia di 2022. Indonesia adalah salah satu dari sedikit negara yang tetap melanjutkan tren pemulihan ekonomi pada 2022. 

“Selama pemulihan, ekspor menjadi salah satu komponen utama pendorong pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya. 

Baca Juga: IK-CEPA Resmi Berlaku, "Jalan Tol" Perdagangan RI-Korsel Terbuka Luas

Bahkan, beberapa negara mitra dagang utama Indonesia seperti China , Amerika Serikat, dan Uni Eropa justru mengalami pelemahan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2022. Sejak kuartal IV/2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia berhasil terjaga di atas 5%. 

Meskipun sebelumnya pada kuartal II/2020 hingga kuartal I/2021 mengalami kontraksi atau minus, ekonomi Indonesia mampu bangkit dan pulih secara bertahap hingga tumbuh 5,72% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal III/2022. 

Untuk itu, Mendag juga menyampaikan target ekspor nonmigas 2023 pada posisi optimis. ”Pada 2023, ditargetkan ekspor nonmigas mencapai US$289,76 miliar,” ungkapnya.

Kontribusi Ekspor Indonesia
Kemendag mencatat, kontribusi ekspor barang dan jasa terus meningkat sejak kuartal II/2021 hingga kuartal III/2022, dari 20,46% menjadi 26,23% terhadap total produk domestik bruto (PDB). 

Pertumbuhan ekspor barang dan jasa juga tercatat dua kali menjadi yang tertinggi di 2022, yaitu pada kuartal I dan II dengan pertumbuhan 16,22% yoy dan 19,74% yoy.

Nilai ekspor non-migas sebagai pendorong kinerja ekspor total 2022, bahkan mencapai US$253,61 miliar pada Januari-November 2022. 

Adapun capaian ekspor 11 bulan awal ini sudah melampaui capaian keseluruhan 2021 yang sebesar US$219,25 miliar.

Kenaikan harga komoditas seperti nikel dan batu bara memang masih menjadi faktor utama sebagai dampak supercycle commodity era

“Pada Januari-November 2022 ekspor produk olahan nikel tumbuh sangat tinggi sebesar 398,39% yoy, diikuti batu bara sebesar 70,17% yoy,” ucapnya.

Meskipun terjadi pelemahan global, ungkapnya, selama periode tersebut ekspor produk manufaktur Indonesia masih tetap tumbuh. 

Seperti pengapalan besi baja tumbuh 37,11% yoy, alas kaki tumbuh 29,27% yoy, serta kendaraan dan bagiannya tumbuh 27,29% yoy.

Secara keseluruhan, capaian kinerja ekspor yang lebih tinggi dari impor menjadikan neraca perdagangan Indonesia tetap surplus selama 31 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. 

Pada Januari-November 2022 surplus sudah mencapai US$50,59 miliar. 

“Angka tersebut menjadi rekor sejarah baru Indonesia karena melampaui rekor tertinggi sebelumnya di tahun 2006  dengan nilai surplus US$39,73 miliar,” sebutnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar