c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

26 April 2025

13:02 WIB

Kemendag Dorong Sektor Jasa Waralaba Ikuti Business Matching

Pemerintah mendorong pelaku jasa waralaba terutama sektor jasa untuk mengikuti business matching Kemendag untuk meningkatkan penjualan di pasar global.

Penulis: Erlinda Puspita

<p id="isPasted">Kemendag Dorong Sektor Jasa Waralaba Ikuti <em>Business Matching</em></p>
<p id="isPasted">Kemendag Dorong Sektor Jasa Waralaba Ikuti <em>Business Matching</em></p>

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso. Sumber:Kemendag

JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mendorong pelaku usaha waralaba untuk mengikuti business matching yang digelar Kementerian Perdagangan. Upaya tersebut salah satunya dengan meminta Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) untuk menjajaki business matching Kementerian Perdagangan (Kemendag) mulai Mei 2025 mendatang.

Busan, sapaan Budi Santoso, menyebut business matching memiliki manfaat bagi pelaku usaha waralaba untuk mencari peluang pasar yang lebih luas di mancanegara. Sektor jasa waralaba juga memiliki peluang lebih besar untuk dikenal, karena selama ini business matching Kemendag masih didominasi sektor barang.

"Sampai sekarang belum ada waralaba yang ikut serta dalam business matching Kemendag. Sektor jasa harus kita galakkan ekspornya. Jadi kalau bisa, di bawah AFI, mulai Mei 2025 ini agar ada waralaba yang ikut serta," ucap Budi dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (26/4).

Baca Juga: Kemendag Dorong Peningkatan Perdagangan Waralaba dan Lisensi Indonesia

Business matching menjadi salah satu program prioritas untuk Perluasan Pasar Ekspor. Pelaku usaha bisa menghubungi perwakilan perdagangan Indonesia (Perwadag) di 33 negara akreditasi, yaitu Atase Perdagangan dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC).

Para pelaku usaha yang ingin ekspor bisa mempresentasikan komoditas-komoditas mereka kepada Perwadag melalui sesi pitching, lalu Perwadag akan menggelar sesi business matching yang mempertemukan para pelaku usaha dengan calon pembeli di negara tujuan ekspor.

Ia menyampaikan, jumlah wirausaha di suatu negara memiliki peran penting dalam upaya memperkuat fondasi ekonomi nasional. Saat ini, rasio kewirausahaan Indonesia masih di 3,4% dari total angkatan kerja. Jumlah tersebut menurut Budi, masih jauh lebih rendah dari rasio kewirausahaan Malaysia dan Thailand yang ada di kisaran 4%, Singapura di 8,7%, dan Amerika Serikat (AS) di angka 12%.

"Rasio kewirausahaan kita harus 10 sampai 12%. Waralaba ini menjadi salah satu cara untuk meningkatkan rasio kewirausahaan. Kita tidak memulai dari nol, karena melalui waralaba, manajemen dan berbagai hal terkait sudah berjalan dengan baik. Pemerintah bersama AFI berkomitmen untuk terus menumbuhkan waralaba di dalam negeri dan untuk tujuan ekspor," tegas Budi.

Ekspansi Ke Luar Negeri
Busan pun mengaku Kemendag berkomitmen mendukung pengembangan kewirausahaan nasional. Waralaba bisa menjadi salah satu pendorong utamanya. Waralaba dapat memberikan akses lebih mudah untuk memulai usaha, menawarkan sistem bisnis yang terstandardisasi, serta menghadirkan dukungan berkelanjutan dari pemberi waralaba.

Data Kemendag mencatat pada 2024, sektor waralaba telah menyerap hampir 98 ribu tenaga kerja, mencatatkan omzet hingga Rp143,25 triliun, dan mengelola lebih dari 48 ribu gerai, baik milik sendiri maupun yang diwaralabakan.

Beberapa waralaba nasional telah ekspansi ke luar negeri. Misalnya, Alfamart, Ayam Gepuk Pak Gembus, Kebab Turki Babarafi, Taman Sari Royal Heritage Spa, dan Roti Ropi.

Baca Juga: Kemendag: Bisnis Waralaba Naik 5%

Sementara itu, Ketua Umum AFI Anang Sukandar menyampaikan, asosiasi waralaba ingin mendorong usaha-usaha waralaba lokal. Di negara-negara seperti Amerika Serikat, Australia, Malaysia, dan Singapura, sekitar 55% usaha waralaba bergerak di sektor makanan dan minuman (mamin).

Karakteristik ini, menurut Anang, menunjukkan peluang yang besar bagi Indonesia untuk memasuki pasar waralaba di tingkat global.

“Kalau kita lihat, Indonesia berpeluang sekali untuk mengembangkan bisnis waralaba. Ada sepuluh jenis masakan Indonesia yang khas, saya kira itu bisa dikembangkan. Saya kira, peluang kita cukup banyak. Saya imbau para pengusaha untuk menekuni bidang-bidang yang memang bisa dikembangkan,” kata Anang.  


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar