c

Selamat

Sabtu, 20 April 2024

EKONOMI

01 Oktober 2021

10:04 WIB

Kelapa Sawit Indonesia Makin Diminati di Mesir

Importir berharap kenaikan harga komoditas ini tidak memengaruhi suplai dari produsen Indonesia, bahkan investasi baru tengah dibicarakan

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

Kelapa Sawit Indonesia Makin Diminati di Mesir
Kelapa Sawit Indonesia Makin Diminati di Mesir
Seorang pekerja mengangkut Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dari dalam rakit di Desa Rantau Bais, Rokan Hilir, Riau, Senin (8/3/2021). ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid

KAIRO – Atase Perdagangan Kairo lrman Adi Punrvanto Moefthi mengungkapkan, saat ini Mesir terus meningkatkan permintaan minyak kelapa sawit dari Indonesia. Hal ini diungkapnya saat mendampingi Dubes RI untuk Mesir Lutfi Rauf dalam pertemuan dengan General Manager Gulf Arabian Co Osama El Manharawy di Sharqia, Mesir. 

Permintaan yang menguat beriringan dengan kenaikan konsumsi masyarakat Mesir dan negara sekitar untuk minyak kelapa sawit Indonesia. 

“Gulf Arabian Co mengharapkan dukungan KBRI Kairo agar Indonesia dapat menambah suplai minyak kelapa sawit menjadi 20.000 MT/bulan atau senilai US$22,5 juta untuk memenuhi permintaan konsumen pasar Mesir dan negara sekitar," terangnya kepada pers, Jakarta, Kamis (30/9).

Sebelumnya, Irman sebut, permintaan perusahaan ini hanya sebesar 15.000 MT/bulan atau senilai US$16,88 juta.

Menurutnya, kenaikan permintaan tersebut didukung berbagai aspek. Di antaranya, dampak pandemi covid-19 yang masih berlangsung berupa kebijakan penguncian sementara alias lockdown, yang mengakibatkan terjadinya pelemahan produksi di negara penghasil sawit dan minyak nabati lainnya.

“Tingginya permintaan minyak kelapa sawit juga disebabkan perspektif positif masyarakat Mesir. Selain harga yang lebih kompetitif dibanding minyak nabati lainnya, minyak kelapa sawit Indonesia dikenal memiliki gizi tinggi,” ujar Irman.

Ia menambahkan, harga komoditas minyak kelapa sawit di dunia terus berangsur naik. Sejalan dengan permintaan pasar ekspor dari sejumlah negara tujuan, termasuk Mesir.

Irman juga menyebutkan, Gurl Arabian Co berharap kenaikan harga komoditas ini tidak memengaruhi suplai dari produsen Indonesia. Perusahaan yang mengimpor minyak kelapa sawit dari Indonesia sejak 2010 ini juga membuka peluang untuk memperluas produksi minyak kelapa sawit. 

"(Entah) dengan skema bisnis penanaman modal di Indonesia atau pembukaan perusahaan patungan (joint venture) di Mesir,” pungkas Irman.

Berdasarkan data BPS per Juli 2021, kinerja perdagangan Indonesia untuk produk minyak kelapa sawit dan turunannya tercatat sebesar US$542,52 juta. 

Torehan itu naik 52,85% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$356,89 juta. Sementara secara kumulatif Januari-Juli 2021, total volume ekspor komoditas ini tercatat sebesar 539 ribu MT.

Bea Keluar Naik
Sebelumnya, Kemendag menginformasikan harga referensi produk crude palm oil (CPO) untuk penetapan bea keluar (BK) periode Oktober 2021 adalah US$1.196,60/MT. Harga referensi tersebut meningkat US$11,34 atau 0,96% dari periode September 2021, yang sebesar US$1.185,05/MT.

Penetapan ini tercantum dalam Permendag 56/021 tentang Penetapan Harga Patokan Ekspor (HPE) atas Produk Pertanian dan Kehutanan yang Dikenakan Bea Keluar.

“Saat ini harga referensi CPO telah jauh melampaui threshold US$750/MT. Untuk itu, pemerintah mengenakan BK CPO sebesar USD 166/MT untuk periode Oktober 2021,” kata Plt Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Indrasari Wisnu Wardhana, Rabu (29/9).

BK CPO untuk Oktober 2021 merujuk pada Kolom 10 Lampiran I Huruf C Permenkeu 166/PMK.010/2020 sebesar US$166/MT. Nilai tersebut tidak berubah dari BK CPO untuk periode September 2021.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar