c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

14 Agustus 2025

15:43 WIB

Kejar Target 100 GW PLTS, Bahlil Sambangi Markas Trina Solar Di Tiongkok

Investasi dan transfer teknologi dari Trina Solar memegang peran kunci dalam mewujudkan target kapasitas PLTS 100 GW.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Kejar Target 100 GW PLTS, Bahlil Sambangi Markas Trina Solar Di Tiongkok</p>
<p id="isPasted">Kejar Target 100 GW PLTS, Bahlil Sambangi Markas Trina Solar Di Tiongkok</p>

Teknisi memeriksa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap di Gedung Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (29/4/2025). Antara Foto/Asprilla Dwi Adha.

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menggelar pertemuan dengan perusahaan produsen Solar Photo Voltaik (PV) Trina Solar di tengah rangkaian kunjungan kerja ke Tiongkok.

Pertemuan itu dilakukan sebagai langkah awal mewujudkan program prioritas pemerintah, yakni proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 100 GW.

Salah satu yang menjadi fokus perbincangan, ialah penguatan kerja sama dengan PT Trina Mas Agra Indonesia (TMAI), yakni perusahaan patungan antara Trina Solar dan mitra lokal yang beroperasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Jawa Tengah.

TMAI sendiri sudah terbentuk sejak 2023 sebagai pabrik terintegrasi tier-1 pertama di Indonesia yang memproduksi sel dan modul surya. Dengan teknologi terkini, termasuk i-TOPCon N-type, TMAI pada tahap awal memiliki kapasitas 1 Gigawatt peak (GWp) per tahun dan direncanakan untuk ekspansi sampai 3 GWp dalam 2-3 tahun mendatang.

Baca Juga: Pemerintah Susun Regulasi Pengembangan PLTS Di Desa

Dilansir dari Antara, teknologi i-TOPCon N-type merupakan inovasi Trina Solar yang diluncurkan pada pertengahan Juni 2023. Teknologi ini memungkinkan efisiensi hingga 26% dalam produksi massal dan daya panel surya sebesar 700 W+. Laman resmi Trina Solar menerangkan, N-type dibuat menggunakan fosfor.  

Secara tradisional, produsen telah membuat panel surya dengan sel Tipe-P yang menggunakan boron. Namun, penambahan boron ke oksigen dapat menyebabkan sel surya kehilangan kemurniannya, yang berdampak negatif pada efisiensinya. Boron juga rentan terdegradasi oleh cahaya. Sebaliknya, kedua hal tersebut tidak terjadi pada fosfor

Menteri Bahlil optimis kehadiran TMAI ke depan bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor komponen industri energi di Indonesia, mempercepat hilirisasi industri, hingga menciptakan ekosistem dan rantai pasok energi surya di dalam negeri.

Perluasan Kerja Sama
Sedangkan dari pertemuan dengan Trina Solar, Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) itu berharap ada potensi kerja sama yang lebih luas untuk mengoptimalkan rantai pasok dan ekosistem energi surya di Indonesia.

"Peningkatan kapasitas produksi sel dan modul surya dengan TMAI juga dapat dilakukan untuk mendukung dan mempercepat ekspansi demi memenuhi kebutuhan energi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor," imbuh Bahlil lewat keterangan tertulis, Kamis (14/8).

Bahlil menilai, kerja sama juga bisa diperluas dengan pemanfaatan dan transfer teknologi terbaru yang lebih canggih, diikuti pengembangan solusi energi terintegrasi yang dilakukan lewat riset dan pengembangan, manufaktur, pengembangan proyek, sistem berbasis Internet of Things (IoT), sampai penyimpanan energi (Battery Energy Storage System/BESS).

Baca Juga: AESI: Potensi PLTS RI Lahan Bekas Tambang Terganjal Jarak Ke Jaringan Listrik

Pasalnya, Indonesia punya sekitar 3.294 GWp potensi energi surya dan baru termanfaatkan sekitar 912 MW sampai akhir 2024 lalu. Dari potensi itu, Menteri Bahlil meyakini ada peluang bagi Indonesia untuk menjadi salah satu pemimpin agenda transisi energi regional maupun global.

Karena itu, harus ada optimalisasi dalam perencanaan penyediaan tenaga listrik yang lebih bersih dan tetap andal. Pemerintah pun membidik kapasitas terpasang PLTS 100 GW, termasuk inisiatif lewat skema Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih. Menteri Bahlil menilai investasi dan transfer teknologi memegang peran vital dalam pencapaian target tersebut.

"Kita tahu potensi energi surya Indonesia mencapai ribuan gigawatt, maka perlu dilakukan penjajakan kerja sama dengan perusahaan produsen Solar PV agar potensi energi surya yang besar ini dapat dioptimalkan untuk mencapai ketahanan dan swasembada energi," tandasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar