c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

23 Agustus 2025

14:28 WIB

Kejahatan Finansial Ancam Perbankan, OCBC Nilai Pembaruan KYC Diperlukan 

OBCC mengakui peran KYC semakin krusial di tengah maraknya kejahatan finansial. Pembaruan dan penyesuaian KYC pada perbankan patut terus dijalankan. 

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Kejahatan Finansial Ancam Perbankan, OCBC Nilai Pembaruan KYC Diperlukan&nbsp;</p>
<p id="isPasted">Kejahatan Finansial Ancam Perbankan, OCBC Nilai Pembaruan KYC Diperlukan&nbsp;</p>

Logo PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC). Sumber: OCBC

JAKARTA - Asissted Channel & Services Division Head PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC), Rudy Hamdani menegaskan bahwa penerapan prinsip Know Your Customer (KYC) dengan memanfaatkan teknologi semakin penting saat ini.

Alasannya, KYC menjadi benteng di tengah tantangan yang semakin kompleks dan kasus kejahatan yang makin beragam. Rudy pun menilai, pembaruan dan penyesuaian KYC pada perbankan patut terus dijalankan.

"Regulasi KYC yang ada saat ini sebenarnya sudah menjadi fondasi penting, namun melihat kompleksitas tantangan baru, mulai dari meningkatnya kasus penipuan, pergeseran perilaku transaksi digital, hingga perkembangan Artificial Intelligent (AI), maka pembaruan dan penyesuaian tetap dilakukan," ujar Rudy kepada Validnews, dikutip Sabtu (23/8).

Baca Juga: Mengukur Efektivitas KYC Mencegah Terindikasi Jadi Rekening Dormant

Beberapa pemanfaatan teknologi pada penerapan prinsip KYC antara lain teknologi identifikasi digital, verifikasi biometrik, hingga pembaruan berkala terhadap data nasabah agar tetap terjaga.

Peran KYC menurutnya selama ini berhasil memberikan kenyamanan nasabah, sekaligus melindungi perbankan dari risiko kredit dan pencucian uang. Sejumlah potensi kejahatan yang berhasil dicegah sejauh ini antara lain deteksi rekening fiktif, pemblokiran transaksi mencurigakan, hingga pencegahan penyalahgunaan rekening dormant.

Walau begitu, Rudy menuturkan, masih ada risiko lain yang bisa terjadi meskipun bank telah menerapkan KYC.

"Perlu diakui bahwa tidak semua risiko bisa dihapus sepenuhnya. Transaksi mencurigakan seperti frekuensi yang tidak wajar, aliran dana lintas negara tanpa dasar jelas, atau penggunaan rekening dengan profil nasabah yang tak sesuai masih bisa lolos," imbuh Rudy.

Oleh karena itu menurut Rudy, KYC perlu dilihat sebagai proses berkesinambungan bukan hanya tahapan awal saat membuka rekening. Penyaringan ulang secara berkala, kata dia, sangat membantu memperkuat pengawasan.

Melalui KYC ini, Rudy mengaku selain mampu menjadi benteng pertama dalam menjaga keberlangsungan bisnis, penerapan prinsip ini bagi industri perbankan mampu membangun kepercayaan publik, mengurangi potensi kerugian, dan memastikan stabilitas operasional jangka panjang.

Baca Juga: KYC Perbankan Sebagai Barikade Menelisik Judi Online

Lebih lanjut terkait pemblokiran rekening dormant yang sempat berlaku beberapa waktu lalu, Rudy mengakui momen tersebut sekaligus menjadi momen untuk validasi ulang rekening nasabah, baik individu maupun korporasi.

"KYC yang solid membantu bank dalam membedakan rekening dormant yang aman dan yang berisiko, sehingga langkah pengendalian dapat lebih proporsional," kata dia.

Selain itu juga menjadi peluang pihaknya untuk menawarkan layanan yang sesuai kebutuhan nasabah.

"Pada prinsipnya OCBC senantiasa berkomitmen untuk mematuhi ketentuan dan regulasi yang berlaku, termasuk kebijakan yang dikeluarkan oleh PPATK dan otoritas terkait lainnya. Hal tersebut sebagai bagian dari komitmen kami terhadap tata kelola yang baik, perlindungan nasabah, serta mendukung gerakan nasional pemerintah dalam melindungi masyarakat," tutup Rudy.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar