c

Selamat

Sabtu, 18 Mei 2024

EKONOMI

05 Juli 2023

08:00 WIB

Kadin Indonesia Jajaki Perluasan Kerja Sama Ekonomi Dengan Australia

Kadin Indonesia menyebut penjajakan untuk menghubungkan lebih banyak bisnis dari berbagai sektor antara Indonesia dan Australia.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Editor: Fin Harini

Kadin Indonesia Jajaki Perluasan Kerja Sama Ekonomi Dengan Australia
Kadin Indonesia Jajaki Perluasan Kerja Sama Ekonomi Dengan Australia
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia periode 2021-2026 Arsjad Rasjid. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

JAKARTA - Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan akan menjajaki peluang kerja sama yang lebih luas di bidang perdagangan dan investasi dengan Australia. Negeri Kangguru merupakan mitra dagang terbesar ke-10 bagi Indonesia dengan nilai perdagangan US$13,33 miliar pada 2022, dengan tren pertumbuhan nilai perdagangan sebesar 14,39% sepanjang 2018-2022.

Untuk memperluas kerja sama ekonomi tersebut, Presiden Joko Widodo bersama rombongan, termasuk delegasi Kadin Indonesia, melakukan kunjungan ke Australia pada 3-4 Juli 2023. Arsjad mengatakan, kunjungan bersama kali ini bertujuan untuk memaksimalkan potensi pertumbuhan kedua negara.

”Sebagai representasi pelaku usaha di Indonesia, kami mendorong segala upaya untuk menghubungkan lebih banyak bisnis dari berbagai sektor antara Indonesia dan Australia serta perluasan volume perdagangan dan diversifikasi investasi antara kedua negara,” tutur Arsjad, Selasa (4/7).

Pada pekan lalu, Arsjad bersama delegasi melakukan roadshow ke Australia dan menghadiri Australia-ASEAN Business Forum, di mana ia bertemu dengan sejumlah pemangku kepentingan untuk membahas kerja sama ekonomi di masa depan antara Indonesia, ASEAN dan Australia.

“Kami melihat adanya hasrat yang luar biasa untuk melakukan kerja sama yang lebih luas antara Indonesia, ASEAN dan Australia,” ungkapnya.

Sebagai informasi, catatan Kementerian Perdagangan menunjukkan Indonesia mencatatkan defisit neraca perdagangan dengan Australia. Pada 2022, defisit mencapai US$6,39 juta atau melebar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$6,2 juta miliar. Sepanjang Januari-April 2023, defisit neraca perdagangan Indonesia dengan Australia sebesar US$1,65 juta, naik dibandingkan tahun sebelumnya US$1,48 juta.

Baca Juga: Indonesia-Australia Teken MoU Bisnis US$3,6 juta

Sebelumnya pada Februari 2023, Kadin Indonesia dan Pemerintah Australia Barat Indonesia menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) untuk menjajaki peluang kemitraan dalam mineral kritis untuk industri baterai dan kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

Australia sendiri merupakan pemasok utama lithium, sedangkan Indonesia adalah produsen terbesar untuk nikel, komponen vital dalam baterai EV. Kedua negara memiliki cadangan yang cukup penting untuk produksi baterai dengan potensi saling melengkapi untuk mewujudkan kerja sama yang saling menguntungkan. 

Sebagai tindak lanjut dari MoU, Kadin Indonesia dan Pemerintah Australia Barat telah menyepakati rencana aksi (Plan of Action) untuk implementasi MoU yang dilaksanakan pada 2023 – 2025 guna mewujudkan pengembangan industri baterai EV terintegrasi.

“MoU ini telah membuka pintu yang lebih lebar bagi Indonesia dan Australia dalam mengkapitalisasi inovasi bersama untuk memperkuat posisi di rantai pasok global. Caranya, melalui investasi bersama pada area-area strategis dalam pembangunan ekonomi kedua negara,” sebutnya.

Dalam kesempatan tersebut, Arsjad yang juga menjabat Ketua ASEAN Business Advisory Council mengundang para pelaku usaha dari Australia Barat untuk berkunjung ke Indonesia dan menghadiri ASEAN Business and Investment Summit pada 3-4 September 2023 di Jakarta.

Menurut Arsjad, Australia adalah mitra strategis ASEAN di bidang perdagangan dan investasi. Pada 2021, nilai perdagangan Australia dengan 10 negara anggota ASEAN melampaui 127 miliar dolar Australia, lebih besar dibandingkan Jepang maupun Amerika Serikat.

Bawa UMKM Daerah
Kunjungan dua hari delegasi Kadin Indonesia juga diisi dengan agenda menghadiri Forum Bisnis Diaspora Indonesia di Australia.  Forum ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mempertemukan pebisnis diaspora dengan dengan para pelaku usaha Indonesia, termasuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

“Peran diaspora dalam membuka dan mengembangkan akses pasar bagi produk-produk Indonesia ke Australia diharapkan bisa membawa kepentingan dari kedua belah pihak untuk memaksimalkan potensi pertumbuhan bersama,” ucap Arsjad.

Baca Juga: Pebisnis: Produk Indonesia Diminati Australia, Namun Masih Rendah

Dalam forum pertemuan tersebut juga dilakukan penandatangan MoU kerjasama Kadin Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan Melbourne yang didukung Pemda Yogyakarta. Melalui MoU tersebut, Kadin DIY akan membangun warehouse di Melbourne sebagai fasilitas basis pemasaran produk UMKM dari Yogyakarta.

Kadin Indonesia juga membawa UMKM dari Nusa Tenggara Timur, La Moringa, untuk menandatangani MoU dengan Livingstone International, salah satu pemimpin pasar di bidang logistik di Australia yang didirikan oleh diaspora Indonesia, Ivan Paulus. Melalui MoU ini, La Moringga yang saat ini pasarnya sudah merambah Jakarta, diharapkan dapat melebarkan sayapnya ke Sydney, Australia.

Delegasi Kadin Indonesia juga menghadiri pertemuan dengan Menteri Perdagangan New South Wales, Anoulack Chanthivong yang dilanjutkan penandatanganan MoU dengan Katalis untuk kerja sama green economy.  Penandatangan MoU kerja sama bisnis juga dilakukan antara sejumlah perusahaan Indonesia dengan perusahaan Australia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar