07 Desember 2023
13:24 WIB
Penulis: Al Farizi Ahmad
Editor: Rikando Somba
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan terima kasih kepada para pelaku dan mitra UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) yang telah menjadi penopang ekonomi nasional. UMKM disebutnya sebagai penyerap tenaga kerja terbanyak di Indonesia. Jokowi, karenanya, ingin ke depan ada yang mempertemukan buyer (pembeli) dengan para pelaku UMKM.
Jokowi menuturkan, UMKM ke depan harus terus naik kelas dan go international. Selain itu, UMKM juga menguasai harus menguasai pasar lokal dan global.
"Kita tahu PDB Ekonomi kita, 61% didukung oleh UMKM, usaha mikro kecil dan menengah dan 97% yang berkaitan dengan tenaga kerja itu juga penyerapannya oleh usaha-usaha UMKM ini yang penting, " kata Jokowi dalam acara Pembukaan UMKM Expo(rt) Brilianpreneur 2023 Crafting Global Connection di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (7/12).
"Saya lihat kalau penampilan exponya ini memang agaknya perlu diperbesar lagi Pak Dirut ke depan, " ucapnya.
"Pasar kita besar sekali, tetapi juga tidak melupakan yang namanya pasar ekspor dan pasar global. Kalau kita lihat memang masih belum besar ekspor produk UMKM baru 15,7% UMKM kita yang masuk ke pasar export, masih di bawah Singapura itu 41%, Thailand itu 29%, ini yang menjadi pekerjaan besar kita, " imbuhnya.
Pembiayaan Dipermudah
Pada kesempatan itu, dia juga menekankan akan mendorong pembiayaan UMKM harus dipermudah. Sebab, yang terlihat penyaluran kredit perbankan ke UMKM baru 21% dari total kredit.
"Yang paling gede (besar) memang di BRI. Di BRI sendiri 83%, pengusaha mikro, usaha kecil, yang pegang memang semuanya berarti hampir semuanya dipegang oleh BRI Bank yang lain enggak diberi peluang," ujarnya.

Meski begitu, lanjut Jokowi, angka tersebut masih jauh dibandingkan China dan Jepang yang sebanyak 65%, dan India yang mencapai 50%. Jokowi pun meminta agar Kementerian BUMN bersama dengan otoritas terkait untuk memperbaiki regulasi guna mempermudah UMKM memperoleh kredit atau pembiayaan.
"Sehingga prospek itu mesti dilihat. Jangan hanya melihat agunannya mana. Nggak punya agunan, tetapi prospek bagus mesti juga bisa diberi kredit," tutur Jokowi.
"Saya juga tak bosan mengingatkan mulai produk UMKM harus selalu melihat permintaan pasar dilihat demmand-nya, melihat juga tren pasar, selera pasar itu seperti, apa urusan warna, urusan desain, urusan packaging, selalu harus diperbaiki setiap tahun harus selalu diperbaiki agar produk-produk kita tetap up to date dan mampu memenuhi selera pasar yang ada, " tutupnya.
Sementara itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan bahwa keberadaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang mayoritas digerakkan perempuan dapat berkontribusi mewujudkan target Indonesia maju.
"Perempuan memegang kunci kesuksesan suatu peradaban. Sekitar 90 persen usaha di Tanah Air itu UMKM dan 65 persennya itu pelaku usaha perempuan. Jadi, kalau Indonesia mau maju 2045, kata kuncinya adalah perempuan," ujar Zulkifli saat Pelantikan Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Badan Otonom (BPP Hipmi Banom) Womenpreneuer di Jakarta, Rabu.
Zulkifli menyampaikan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) memiliki fasilitas-fasilitas untuk meningkatkan kapasitas para pelaku usaha. Di antaranya, terdapat sekolah ekspor bagi pelaku usaha yang bisnisnya sudah berkembang dan ingin merambah ekspor.
Sementara itu, pelaku usaha termasuk UMKM yang sudah memiliki program unggulan Kemendag, dapat ikutsertakan dalam penjajakan bisnis (business matching) untuk mendapatkan pembeli mancanegara, serta diikutsertakan dalam pameran internasional.
Menurut Menteri Zulkifli, semua pihak harus ikut serta dalam membangun ekosistem di dalam negeri. Dia menegaskan, pelaku usaha lokal dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri. "Tidak boleh ditawar-tawar. Kita harus lindungi UMKM di dalam negeri," katanya