24 Maret 2025
18:44 WIB
Jerman Dan Jepang Gantikan AS Pimpin Pendanaan JETP
Mundurnya Negeri Paman Sam dari JETP tak mengubah rencana dan agenda transisi energi di Indonesia.
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (24/3/2025) (ANTARA/Bayu Saputra)
JAKARTA - Mundurnya Amerika Serikat dari agenda transisi energi global tak membuat Indonesia menghentikan rencana peralihan ke energi yang lebih bersih.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi persnya mengungkapkan Jerman dan Jepang masih punya komitmen yang kuat untuk tetap menyalurkan pendanaan dalam skema Just Energy Transition Partnership (JETP).
"Ada 9 partner daripada JETP dan pada pertemuan ini adalah komitmen dari Jerman dan Jepang untuk tetap menjadi JETP walaupun Amerika Serikat mengundurkan diri," ucapnya di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jumat (24/3).
Baca Juga: Hashim: JETP Cuma Omon-Omon, Hingga Kini Tak Ada Sepeserpun Diberikan Untuk RI
Dengan komitmen itu, dirinya meyakini mundurnya Negeri Paman Sam dari Paris Agreement tak mempengaruhi komitmen Indonesia untuk melaksanakan agenda transisi energi.
"Ditegaskan, keluarnya AS dalam Paris Agreement dan support JETP tak mengurangi komitmen 9 negara untuk mendukung NZE di Indonesia, jadi tidak ada perubahan," kata Menko Airlangga.
Dia menambahkan lewat implementasi JETP, sudah ada 54 proyek energi hijau yang mendapat dukungan pendanaan internasional senilai US$1,1 miliar atau setara Rp18,21 triliun dengan asumsi kurs Rp16.560 per US Dollar.
Dari angka itu, sebanyak 9 proyek mendapat pendanaan dalam bentuk pinjaman atau ekuitas, sedangkan 45 proyek sisanya mendapat hibah sebesar US$233 juta atau setara Rp3,85 triliun.
Selain itu, International Partners Group (IPG) atau kumpulan negara yang berkolaborasi dalam skema pendanaan JETP telah mengamankan jaminan US$1 miliar lewat Multilateral Development Banks.
"Itu guarantee untuk mempercepat proyek-proyek transisi energi bersih," imbuh Airlangga.
Baca Juga: Satgas Transisi Energi Diharapkan Percepat Transisi Energi dan Dekarbonisasi Industri
Pada pertemuan dengan sejumlah negara mitra, Airlangga menerangkan ada beberapa proyek yang disinggung, antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh di Sumatra Barat yang diharapkan dapat beroperasi tahun 2027 mendatang, hingga proyek photovoltaic di Saguling, Jawa Barat.
"Ada beberapa proyek lain juga seperti dekarbonisasi atau phasing out dari Cirebon Power, itu juga masuk dalam pembahasan dan di samping itu ada proyek waste to energy yang diusulkan untuk segera masuk dalam pipeline JETP, yaitu proyek di Legok Nangka di Jawa Barat," tandas Airlangga Hartarto.