c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

13 Agustus 2025

14:07 WIB

Jelang Nota Keuangan, Sri Mulyani: Angka RAPBN 2026 Lebih Besar

Menkeu Sri Mulyani mengonfirmasi nilai APBN yang akan dibacakan presiden dalam Nota Keuangan dan RAPBN 2026 di DPR akan lebih besar dibanding tahun lalu.

Penulis: Siti Nur Arifa

Editor: Khairul Kahfi

<p class="query-text-line ng-star-inserted" id="isPasted">Jelang Nota Keuangan, Sri Mulyani: Angka RAPBN 2026 Lebih Besar</p>
<p class="query-text-line ng-star-inserted" id="isPasted">Jelang Nota Keuangan, Sri Mulyani: Angka RAPBN 2026 Lebih Besar</p>

Menkeu Sri Mulyani dalam acara Sarasehan Nasional Ekonomi Syariah, Jakarta, Rabu (13/8). Tangkapan layar Youtube/Bank Indonesia 

JAKARTA - Menteri Keuangan, Sri Mulyani, memberikan bocoran bahwa angka dalam Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 yang akan disampaikan Presiden Prabowo Subianto kepada DPR pada 15 Agustus mendatang akan lebih besar ketimbang tahun sebelumnya.

Adapun angka yang disampaikan dalam dokumen kebijakan fiskal tersebut termasuk angka pasti pendapatan dan belanja negara.

“Dua hari lagi Bapak Presiden akan menyampaikan (Nota Keuangan) untuk tahun depan, dan angkanya akan lebih besar sekali,” ujar Menkeu dalam acara Sarasehan Nasional Ekonomi Syariah, Jakarta, Rabu (13/8).

Baca Juga: DPR Prediksi Belanja Negara Dalam RAPBN 2026 Capai Rp3.820 Triliun

Bendahara negara menjelaskan, sebagai instrumen vital, APBN 2026 akan tetap mengedepankan Asta Cita sebagai fondasi untuk mencapai cita-cita Indonesia emas.

Dirinya menegaskan, pihaknya mengutamakan substansi keadilan sebagai wujud konsistensi terhadap ekonomi syariah dalam mendesain APBN dan melaksanakan Asta Cita.

Lebih lanjut, Menkeu juga mengungkap bahwa masyarakat kelompok bawah telah menikmati langsung Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai Rp1.333 triliun sepanjang 2025.

“Anggaran pemerintah pusat yang langsung dinikmati oleh masyarakat terutama kelompok bawah mencapai (Rp) 1.333 (triliun) untuk tahun ini,” imbuhnya.

Baca Juga: Sri Mulyani Pastikan Efisiensi Anggaran Berlanjut ke APBN 2026

Adapun pada tahun depan, alokasi anggaran untuk masyarakat kelompok bawah tersebut juga akan membesar, yang disalurkan melalui berbagai program perlindungan sosial pemerintah meliputi subsidi, kompensasi, hingga bantuan sosial (bansos).

Perkiraan RAPBN 2026
Sebagai catatan, dalam rancangan indikatif postur makro fiskal untuk RAPBN 2026 terdiri dari pendapatan negara sekitar 11,71-12,31% terhadap PDB; belanja negara di kisaran 14,19-14,83% PDB; keseimbangan primer 0,18-0,22% PDB; defisit di kisaran 2,53% PDB; dan pembiayaan di kisaran 2,48-2,53% PDB.

Spesifik, Ketua Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR) Said Abdullah sebelumnya juga memberikan prediksi bahwa pendapatan negara pada RAPBN 2026 akan berada pada kisaran Rp3.094-3.114 triliun. Diikuti belanja negara pada kisaran Rp3.800-3.820 triliun.

Baca Juga: Pemerintah dan Komisi XI DPR Setujui Asumsi Ekonomi Makro 2026

Sementara defisit RAPBN 2026 yang diprediksi berada dalam rentang 2,53% PDB akan berada pada kisaran Rp706 triliun.

“Mengacu pada beberapa pengalaman di tahun sebelumnya, biasanya pemerintah mengajukan pada batas atas ketimbang batas bawah,” ujar Said, Senin (11/8).

Said menyebut, angka tersebut juga lebih besar ketimbang prognosis atas APBN 2025 yang terdiri dari pendapatan negara sebesar Rp2,865,5 triliun; belanja negara Rp3.527,5 triliun; dan defisit yang diperkirakan mencapai Rp662,0 triliun atau 2,78% PDB.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar