c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

19 Juni 2023

18:39 WIB

Jelang Iduladha, Bapanas Jamin Stok Daging Sapi Cukup

Kebutuhan daging sapi pada Juni 2023 mencapai 240 ribu ton. Bapanas menyebut stok daging menjelang Iduladha 2023 aman.

Penulis: Khairul Kahfi

Jelang Iduladha, Bapanas Jamin Stok Daging Sapi Cukup
Jelang Iduladha, Bapanas Jamin Stok Daging Sapi Cukup
Kepala Badan Pangan Nasional (NFA) Arief Prasetyo Adi tengah memeriksa daging sapi di pasar tradisional, Jakarta, Senin (19/6). Dok. Bapanas

JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan komoditas daging sapi dalam kondisi yang cukup jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Iduladha 1444 Hijriah. 

Konfirmasi ini dilakukan untuk mengakomodasi kebutuhan komoditas ini yang biasanya mengalami peningkatan permintaan pada momentum Iduladha.

“Adapun untuk daging sapi yang biasanya mengalami peningkatan permintaan pada momentum Iduladha, dipastikan dalam kondisi yang cukup,” sebut Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam keterangan tertulis, Jakarta, Senin (19/6). 

Bapanas menyampaikan, kebutuhan daging sapi pada Juni 2023 mencapai 240 ribu ton. Jumlah ini dipenuhi dari stok carry over bulan sebelumnya sebesar 62,5 ribu ton, ditambah potensi produksi daging sapi/kerbau lokal dan bakalan sebanyak 779,7 ribu ekor atau setara dengan 137,5 ribu ton.

“Serta tambahan dari pengadaan luar negeri sebesar 69,9 ribu ton, sehingga di akhir Juni 2023 stok daging sapi/kerbau masih surplus sekitar 29,7 ribu ton,” ungkapnya.

Secara umum, mengacu data Bapanas/NFA, ketersedian daging sapi/kerbau pada 2023 sebesar 873.404 ton dengan estimasi kebutuhan sebesar 816.790 ton. Oleh karena itu, neraca daging sapi/kerbau pada akhir 2023 mencapai 56.614 ton.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengonfirmasi, terjadi kenaikan importasi sapi, kambing dan domba hidup jelang HBKN Iduladha 1444 Hijriah. Negeri Kangguru Australia jadi penyuplai utama ternak yang bisa digunakan untuk kurban selama Mei 2023.

Baca Juga: Per Mei 2023, Australia Jadi Eksportir Utama Hewan Kurban

Sejauh ini, importasi ternak dari Australia masih didominasi oleh sapi hidup. Nilai impor sapi hidup (HS 0102) sebesar US$36,99 juta pada Mei 2023, jumlah ini meningkat sebesar 4,42% secara (month-to-month/mtm). 

Sementara itu, Indonesia mengimpor kambing/domba hidup (HS 0104) US$129,93 ribu pada Mei 2023. BPS mengonfirmasi, tidak ada kenaikan pengapalan kambing/domba hidup di bulan sebelumnya.

Pada kesempatan sama, Arief mengatakan, pihaknya juga melakukan berbagai langkah strategis dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan menjelang HBKN Iduladha yang diperkirakan jatuh pada Kamis (29/6). 

Untuk itu, dirinya terus menguatkan kolaborasi bersama kementerian/lembaga, pemda, BUMN, BUMD, asosiasi dan pelaku usaha.

Hal itu dilakukan, antara lain dengan menggencarkan gelar pangan murah, fasilitasi distribusi pangan, dan memaksimalkan bantuan pangan untuk masyarakat berpendapatan rendah. Meningkatnya permintaan (demand) pada momentum HBKN Iduladha merupakan siklus tahunan.

Pemerintah harus memastikan pasokan aman dan terjangkau, sehingga tidak terjadi kelangkaan yang menyebabkan melonjaknya harga. 

"Kita bersama seluruh stakeholders, tentunya terus memantau pergerakan pasokan dan harga pangan, juga melakukan intervensi di lapangan melalui serangkaian kegiatan antara lain gerakan pangan murah dan fasilitasi distribusi pangan untuk mengantisipasi meningkatnya kebutuhan pangan jelang Iduladha,” ujarnya.

Gerakan Pangan Murah (GPM) menjadi salah satu instrumen pengendalian inflasi pangan di mana pemerintah menyediakan berbagai bahan pangan pokok strategis. Seperti beras, minyak goreng, daging ayam, daging sapi, cabai, bawang, dan lainnya dengan harga yang terjangkau atau di bawah harga pasar. 

Baca Juga: Dompet Dhuafa Gandeng DANA Jadi Platform Pembayaran Donasi Kurban 

Sementara itu, untuk Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) mencakup beragam komoditas seperti beras, jagung, gula konsumsi, dan minyak goreng yang didistribusikan dari daerah surplus ke daerah defisit.  

“Total distribusi (FDP) di tahun 2023 mencapai 1.200 ton,” ungkapnya. 

Selain itu, Arief juga menekankan, pentingnya kerja sama antar daerah dalam membangun sinergi keterjangkauan pangan sesuai arahan presiden. Kerja sama ini penting untuk membangun konektivitas antardaerah, sehingga setiap daerah mampu memetakan potensi pangan dan memiliki exit strategy mengatasi dinamika inflasi pangan dan tantangannya. 

“Kita mendorong hal tersebut melalui Rakornas pengendalian inflasi yang secara rutin digelar Kemendagri, peran daerah dalam menjaga ketahanan pangan kita kuatkan,” ujarnya. 

Instrumen lainnya yang juga menjadi penopang dalam rangka pengendalian inflasi dan menjaga daya beli masyarakat adalah dengan penyaluran bantuan pangan beras, daging ayam, dan telur ayam kepada masyarakat berpendapatan rendah dan keluarga berisiko stunting

Untuk beras, Perum Bulog tengah menggelontorkan bantuan tahap ketiga yang saat ini telah mencapai 67,9 % atau terealisasi 14,49 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari 21,353 juta KPM di seluruh Indonesia. 

“Sementara untuk bantuan daging ayam dan telur ayam yang dikelola ID FOOD untuk tahap pertama telah mencapai 93.1% atau 1,346 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS) dari total 1,464 juta KRS di tujuh provinsi dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi,” paparnya.  

Monitoring Harga 
Sementara itu, berdasarkan pantauan Panel Harga Pangan, beberapa komoditas pangan mengalami penurunan pada 11-19 Juni 2023, seperti kedelai biji kering turun 0,54%, beras medium 0,17%, bawang putih bonggol 0,11%, daging ayam ras 0,03%, dan minyak goreng kemasan 0,56%.

Sementara beberapa komoditas yang mengalami kenaikan antara lain jagung di tingkat peternak 0,47%, daging sapi murni 0,10%, dan cabai rawit merah 0,15%. Serta bawang merah, telur ayam ras, dan gula konsumsi terpantau stabil.

Arief menyampaikan, monitoring harga secara harian akan dilakukan bersinergi dengan seluruh dinas pangan provinsi dan kabupaten/kota, sehingga bisa terpantau kondisi pergerakan harga secara nasional. 

“Pada momentum HBKN memang biasanya terjadi kenaikan permintaan yang menyebabkan kenaikan harga pada beberapa komoditas tertentu. Namun, kita akan terus memastikan bahwa pasokan cukup, dan harga terjangkau melalui serangkaian instrumen kebijakan stabilisasi serta monitoring pasokan dan harga." pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar