10 Juli 2023
08:00 WIB
SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menyiapkan cadangan pangan berupa ratusan ton beras guna menghadapi fenomena El Nino.
“Cadangan pangan pemerintah sebanyak 200 ton beras ini kami siapkan berikut skema gerakan pangan murah serta fasilitasi distribusi agar harganya terjangkau masyarakat,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Dyah Lukisari di Semarang, Minggu (9/7) seperti dilansir Antara.
Dishanpan juga menyiapkan skenario guna menjaga sediaan pangan dan pengadaan gabah yang diberikan kepada para kelompok di berbagai wilayah.
“Rencananya akan dibagikan ke 770 kelompok di mana masing-masing kelompok memperoleh 2,2 ton gabah,” ujarnya.
Menurut dia, cadangan pangan pemerintah akan disalurkan ke wilayah yang membutuhkan dengan skala prioritas.
Kerja sama juga dilakukan dengan menggandeng Badan Urusan Logistik (Bulog) yang memiliki ribuan cadangan beras untuk setiap kabupaten/kota di Jateng.
Baca Juga: Penguatan CPP, Siasat Pemerintah Hadapi Tantangan El Nino
Selain beras, Dishanpan Jateng juga menyediakan ribuan bungkus makanan berbahan lokal dan hingga akhir Juni 2023, masih tersedia 5.000 bungkus mi berbahan mocaf (tepung singkong).
“Lalu bagaimana jika harga pangan melambung karena permintaan meningkat, kami menyiasati dengan gerakan pangan murah dan menggenjot fasilitasi distribusi untuk mengatasi naiknya harga,” katanya.
Edukasi kepada masyarakat juga dilakukan dengan mengampanyekan setop pemborosan makanan, mulai dari tingkat sekolah hingga khalayak umum.
“Selain mengandalkan CPP Provinsi Jawa Tengah, ada pula cadangan Bulog yang memiliki sediaan per kabupaten sekitar 100 ton atau 3.500 ton,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyampaikan, penguatan stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) sebagai instrumen stabilisasi harga dan kondisi kedaruratan.
Menurutnya, penguatan ketersediaan stok pangan yang dikelola pemerintah menjadi kunci terselenggaranya tata kelola pangan nasional kuat, terencana, dan antisipatif.
“Berbicara El Nino, artinya kita berbicara langkah-langkah antisipatif, karena menurut BMKG dampaknya mempengaruhi sektor pertanian, terutama tanaman pangan semusim yang sangat mengandalkan air. Kondisi ini perlu diantisipasi agar tidak terjadi gagal panen yang berdampak pada krisis pangan,” ungkapnya di Jakarta, Senin (12/6).
Baca Juga: Target CBP Belum Tercapai, Bapanas Dorong Bulog Serap Beras Petani
Saat ini, penyelenggaraan CPP telah berjalan untuk 11 komoditas pangan strategis, seperti beras, jagung, kedelai, bawang, cabai, daging ruminansia, daging ayam, telur ayam, gula pasir, minyak goreng, dan ikan. Hal ini juga sejalan dengan Perpres 125 tentang penyelenggaraan CPP yang harus diamankan stok dan ketersediaannya.
“Namun dalam pelaksanaannya, untuk beberapa komoditas kita pecah lebih spesifik, seperti bawang menjadi bawang merah dan putih, serta daging ruminansia menjadi daging sapi dan kerbau. Semakin detail, maka semakin baik penyelenggaraan CPP dilakukan,” terangnya.
Untuk beras, tambahnya, Perum Bulog per 9 Juni 2023 memiliki stok cadangan beras 546 ribu ton dan beras komersial 55 ribu ton, sehingga total stok beras sekitar 601 ribu ton.
Guna meningkatkan stok, Bulog terus menggenjot intensitas penyerapan beras produksi dalam negeri. Arief mendorong agar Bulog dapat terus menyerap beras sebelum masuk semester Il/2023, yang bertujuan untuk mengamankan stok operasional.
“Selain itu, perlu juga mengamankan kontrak dan realisasi untuk tahun 2023, sehingga apabila kembali dilakukan pengadaan stok telah memperhatikan prakiraan pos penyalurannya dan target stok di akhir tahun,” ucapnya.