c

Selamat

Selasa, 4 November 2025

EKONOMI

04 Oktober 2025

10:47 WIB

Jagung Pakan Masih Mahal, Bapanas Gelontorkan SPHP 52 Ribu Ton

Bapanas mulai menyalurkan jagung SPHP di awal Oktober dengan alokasi 52,4 ribu ton, utamanya menyasar peternak di Kabupaten Kendal dan Kabupaten Blitar.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Khairul Kahfi

<p>Jagung Pakan Masih Mahal, Bapanas Gelontorkan SPHP 52 Ribu Ton</p>
<p>Jagung Pakan Masih Mahal, Bapanas Gelontorkan SPHP 52 Ribu Ton</p>

Ilustrasi- Petani menjemur jagungnya di Desa Pandere, Sigi, Sulawesi Tengah, Senin (30/8/2021). Antara/Basri Marzuki/aa

JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengakui perlu intensifikasi penyaluran jagung Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) agar agar kenaikan harga jagung pakan bisa teredam. Saat ini harga jagung kadar air 15% masih di atas Harga Acuan Penjualan (HAP) Rp5.800/kg.

Arief menyampaikan, pemerintah berupaya menekan harga jagung pakan dengan menyalurkan stok Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) ke peternak layer mandiri mulai awal Oktober, melalui program SPHP jagung. 

Melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 9046/KPTS/PK.240/F/09/2025 tanggal 3 September tentang Penetapan Koperasi, Asosiasi, dan/atau Peternak Mandiri Penerima CJP 2025, sebanyak 2.109 peternak di 16 provinsi akan menerima SPHP jagung dengan total target sebanyak 52,4 ribu ton.

“Pemerintah menyadari fluktuasi harga jagug pakan harus cepat diredam, agar tidak berimplikasi pada harga telur dan daging ayam juga. SPHP jagung ke peternak menjadi instrumen stabilitas pemerintah. Semoga Oktober ini dapat tuntas dan memberikan dampak positif sebagai faktor peredam harga,” katanya dalam keterangan resmi, Jakarta, dikutip Sabtu (4/10).

Baca Juga: Demi Kejar Produksi Padi, Kementan Akui Produksi Jagung Menurun

Penyaluran jagung SPHP 52,4 ribu ton tersebut dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan peternak mikro selama 3 bulan, kebutuhan peternak kecil 2 bulan, dan kebutuhan peternak menengah 1 bulan.

Harga SPHP Jagung Rp5.000-5.500/kg
Bapanas menetapkan, harga SPHP jagung sebesar Rp5.000/kg untuk pengambilan di gudang Bulog dan maksimal Rp5.500/kg sampai di tingkat peternak. Nantinya, selisih harga yang dialami Bulog akan ditanggung pemerintah melalui anggaran yang telah tersedia di Bapanas sebesar Rp78,6 miliar, dengan asumsi subsidi harga Rp1.500/kg.

“Sekali lagi, ini bukti hadirnya pemerintah bagi produsen pangan pokok strategis dalam negeri. Saat harga jagung pakan bagi peternak sedang berfluktuasi, pemerintah menyalurkan stok SJP bersumber dari jagung produksi dalam negeri yang diserap sejak awal tahun ini,” imbuh Arief.

Baca Juga: BPS: Cabai-Daging Ayam Picu Inflasi September 0,21%

Berdasarkan pantauan panel harga Bapanas pada Sabtu (4/10), rerata harga jagung di tingkat peternak untuk kadar air 15% senilai Rp6.189/kg atau 6,71% di atas HAP. Harga ini mulai menurun dari rerata pekan lalu yang sekitar Rp6.687/kg.

Meski telah mengalami penurunan harga, mahalnya harga jagung pakan telah berdampak pada harga daging ayam dan telur ayam ras. BPS mencatat, daging dan telur ayam ras menjadi penyebab kenaikan indeks harga yang diterima petani yang terbesar pada subsektor peternakan. 

Indeks harga diterima peternak unggas di September 2025 pun meraih indeks tertinggi di level 126,02, dan menjadi yang tertinggi dalam 3 tahun terakhir.

Distribusi SPHP Jagung Jateng-Jatim
Arief melanjutkan, penyaluran perdana SPHP jagung telah tiba di beberapa daerah sentra peternak unggas, seperti Kabupaten Kendal di Jawa Tengah dan beberapa daerah di Jawa Timur, seperti Kabupaten Blitar, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Trenggalek. Per 2 Oktober, hampir 300 ton jagung telah diterima koperasi dan asosiasi peternak di sana.

Baca Juga: BPS: Penurunan Produksi Jagung Picu Kenaikan Harga Daging dan Telur Ayam

Diketahui, kabupaten/kota yang menerima alokasi tertinggi jagung SPHP adalah Kabupaten Kendal dengan total alokasi 7.060 ton. Alokasi ini terdiri dari 201 ton bagi peternak mikro, 5.792 ton bagi peternak kecil, dan 1.067 ton bagi peternak menengah.

Selanjutnya, Kabupaten Blitar dengan total alokasi kedua tertinggi yakni 6.131 ton yang, terdiri dari 45 ton peternak mikro, 5.906 ton peternak kecil dan 180 ton bagi peternak menengah. 

Alokasi ketiga tertinggi adalah Kabupaten Malang dengan total 4.518 ton yang terdiri dari 15 ton peternak mikro, 3.846 ton peternak kecil, dan 657 ton peternak menengah.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar