c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

31 Mei 2025

11:56 WIB

IWIP Rencanakan Pengembangan Investasi Hilirisasi Nikel US$8 M

PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) merencanakan pengembangan investasi baterai kendaraan listrik dan hilirisasi nikel, energi hijau serta smelter alumunium elektrolitik.

Penulis: Fin Harini

<p id="isPasted">IWIP Rencanakan Pengembangan Investasi Hilirisasi Nikel US$8 M</p>
<p id="isPasted">IWIP Rencanakan Pengembangan Investasi Hilirisasi Nikel US$8 M</p>

External Relations Manager IWIP Jordan Xu (kedua kanan) menunjukkan konsep pembembangan PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) dalam media visit di Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, Sabtu (31/5/2025). Antara/Haria

HALMAHERA TENGAH - PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) merencanakan pengembangan investasi baru senilai US$8 miliar yang akan difokuskan pada tiga sektor strategis nasional, yakni industri baterai kendaraan listrik dan hilirisasi nikel, energi hijau, serta pembangunan smelter aluminium elektrolitik.

Direktur PT IWIP Scott Ye di Weda Bay, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, Sabtu (31/5), dilansir dari Antara, memaparkan rincian rencana pengembangan investasi baru tersebut. Pertama, proyek baterai dan hilirisasi nikel US$5 miliar. IWIP akan mengembangkan fasilitas produksi untuk bahan baku utama baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV), seperti Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), Nickel Sulfate (NiSO4), Cobalt Sulfate (CoSO4), dan Nickel Cobalt Manganese (NCM).

Ia menuturkan produksi dijadwalkan dimulai antara 2025 hingga 2026, termasuk pengembangan unit untuk produksi baterai EV, truk listrik, dan alat berat bertenaga listrik, yang ditargetkan mulai beroperasi pada Desember 2025.

Baca Juga: Menperin Targetkan Investasi Yang Masuk Ke Weda Bay Capai US$8 Miliar di 2025

"Kedua, pengembangan energi hijau dengan investasi US$2 miliar," lanjutnya.

Dalam mendukung kebutuhan energi industri yang semakin besar, IWIP juga akan membangun fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 2 GW dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) sebesar 500 MW.

Proyek energi terbarukan itu dikembangkan secara bertahap guna memastikan suplai listrik rendah karbon bagi seluruh kawasan industri.

Ketiga, smelter aluminium elektrolitik dengan investasi US$1 miliar. Proyek itu akan memproduksi aluminium elektrolitik, yang sangat dibutuhkan sebagai material ringan untuk struktur kendaraan listrik, komponen baterai, serta infrastruktur energi bersih.

Produksi dijadwalkan rampung pada 1 Oktober 2025 dan akan menggunakan pasokan listrik dari proyek PLTS dan PLTB guna menekan emisi karbon dalam proses produksi.

“Pengembangan ini tidak hanya memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global kendaraan listrik, tetapi juga mencerminkan transformasi IWIP menjadi kawasan industri berbasis teknologi, keberlanjutan, dan integrasi energi bersih,” imbuh Scott Ye.

Baca Juga: Pemerintah Janji Turunkan ICOR RI Jadi 4% Dalam Empat Tahun

Kawasan industri IWIP merupakan salah satu dari Proyek Prioritas Nasional yang masuk dalam RPJMN 2020-2024 serta ditetapkan menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).

Scott Ye mengatakan, IWIP terus mendukung hilirisasi ini sejalan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang menjadikan hilirisasi sebagai prioritas strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Sejalan dengan pengembangan kawasan industri terintegrasi dari hulu hingga hilir, investasi terus mengalir.

"Hingga awal 2025, total investasi yang tercatat mencapai US$15 miliar atau sekitar Rp240 triliun, menjadi penggerak pengembangan rantai hilirisasi nikel dan ekosistem kendaraan listrik (EV) di Indonesia," katanya.

Scott menambahkan, investor di kawasan industri IWIP berasal dari berbagai negara termasuk Indonesia, China, Prancis, Australia, India, Korea Selatan dan Taiwan.

Menurut dia, keberagaman tersebut mencerminkan tingginya kepercayaan investor global terhadap potensi hilirisasi di Indonesia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar