c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

12 Agustus 2025

13:22 WIB

IP-CEPA Perluas Pasar Indonesia Ke Peru

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri meyakini perjanjian IP-CEPA perluas akses pasar beragam komoditas Indonesia ke Peru.

Penulis: Erlinda Puspita

<p id="isPasted">IP-CEPA Perluas Pasar Indonesia Ke Peru</p>
<p id="isPasted">IP-CEPA Perluas Pasar Indonesia Ke Peru</p>

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri. Sumber: Kemendag

JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri menyatakan, Indonesia akan fokus mengakses perluasan pasar usai penandatanganan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Peru (IP-CEPA) terlaksana pada Senin (11/8) lalu.

Roro menjelaskan, pada perluasan akses pasar ke Peru, maka Indonesia akan mengejar perdagangan barang, fasilitas bea cukai dan perdagangan, dan solusi untuk mengatasi hambatan perdagangan secara keseluruhan. Sejalan dengan target tersebut, maka dalam perjanjian ini, Indonesia menghapuskan tarif sekitar 85% pos tarif untuk lebih dari 9.700 produk asal Peru. Sedangkan Peru menghapus sekitar 87% pos tarif untuk lebih dari 6.900 produk asal Indonesia.

"Setelah penandatanganan IP-CEPA, Pemerintah Indonesia dan Peru akan segera melaksanakan proses ratifikasi agar IP-CEPA dapat diberlakukan. Implementasi IP-CEPA juga bermuara pada komitmen yang dibuat pada level pelaku usaha (business-to-business) dan pemangku kepentingan lainnya, termasuk Kadin (Kamar Dagang Indonesia)," terang Roro dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (12/8).

Sementara itu, berdasarkan struktur tarif most favored nation (MFN), Peru memiliki nilai rata-rata 8%. Mengingat ada sebanyak 87% total pos tarif yang akan dihapuskan, maka Roro menyakini peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor makin terbuka, seperti pada produk alas kaki, tekstil, lemak nabati dan minyak, serta sel primer mangan dioksida dan baterai primer.

Pada saat yang sama, potensi yang dimiliki Indonesia juga dapat memberikan keuntungan bagi Peru, khususnya karena Indonesia memiliki pasar yang besar dan posisi strategis di Asia.

"IP-CEPA akan memberikan tarif nol untuk produk-produk Peru yang akan masuk ke Indonesia, seperti cokelat, anggur, dan tara (Caesalpinia spinosa). Ketentuan tarif preferensi dalam IP-CEPA ini diproyeksikan akan meningkatkan daya saing ekspor pertanian Peru di pasar Indonesia yang terus meningkat dan mengikuti perkembangan permintaan konsumen," imbuh Roro.

Roro menambahkan, IP-CEPA juga secara strategis mampu membuka gerbang akses pasar Peru ke Asia Tenggara melalui Indonesia. Hal ini sejalan dengan tujuan diversifikasi ekonomi dan integrasi Peru untuk masuk ke regional Asia-Pasifik.

Baca Juga: Simak Dampak IP-CEPA Yang Diteken Prabowo-Boluarte Di Istana Merdeka

Oleh karena itu, Roro pun menekankan bahwa untuk memperkuat hubungan dagang di sektor perdagangan barang pasca IP-CEPA ini berlaku, perlu diterapkan beberapa strategi, antara lain meningkatkan volume perdagangan barang; memfasilitasi transfer teknologi perdagangan barang sebagaimana disepakati dalam perjanjian; dan membangun kerangka kerja yang dapat memperkuat perekonomian, mendorong aspek berkelanjutan, dan memupuk solidaritas dalam mengatasi tantangan global.

“Sudah saatnya kita bekerja sama dengan semangat gotong royong memantau dan mengevaluasi implementasi IP-CEPA di masa depan. Semoga IP-CEPA membawa kita lebih dari sekedar capaian angka-angka, tapi lebih jauh menyentuh hubungan antarmanusia yang diwujudkan melalui transfer budaya, pengetahuan, dan pengalaman; sembari menciptakan dampak ekonomi dan mengubah kehidupan menjadi lebih baik,” ujar Roro.

Menurut Roro, perjanjian IP-CEPA ini selain mendorong peningkatan perdagangan, juga mampu mengoptimalkan hubungan Peru dan Indonesia, baik di sisi hubungan pelaku usaha hingga people-to-people kedua negara.

“Bagi Indonesia, IP-CEPA merupakan perjanjian perdagangan kedua dengan negara di wilayah Amerika. Hal ini menunjukkan bahwa Peru adalah negara yang penting dalam hubungan Indonesia dengan negara di regional Amerika. Karena perjanjian ini bersifat inkremental, kami juga akan melakukan perundingan terkait investasi dan jasa setelah IP-CEPA diimplementasikan selama 2 tahun untuk meningkatkan hubungan bilateral Indonesia dan Peru,” lanjut Roro.

Perdagangan Indonesia-Peru
Sebelumnya, Presiden Peru Dina Boluarte juga turut mengajak pelaku usaha Indonesia, terutama yang tergabung dalam Kadin untuk bisa memperluas investasi di berbagai sektor strategis Peru, seperti infrastruktur, energi terbarukan, dan ketahanan pangan. Ia menilai, Peru dan Indonesia memiliki banyak kesamaan nilai dan pandangan terhadap perdagangan bebas dan investasi asing, politik, hukum, dan multilateralisme. Hal tersebut pun membuat kedua negara cenderung lebih mudah meningkatkan kerja sama.

Dari catatan perdagangan Indonesia-Peru, tercatat total perdagangan pada 2024 mencapai US$480,7 juta. Perdagangan kedua negara tumbuh rata-rata 15,08% per tahun sepanjang 2020-2024.

Baca Juga: Kadin: Peru Ingin Indonesia Jadi Hub Industri Halal Latin Amerika

Ekspor Indonesia pada 2024 bernilai sebesar US$331,2 juta. Pada periode 2020-2024, ekspor tumbuh rata-rata 15,4% per tahun. Adapun produk-produk ekspor unggulan Indonesia antara lain motor mobil dan motor kendaraan lainnya, alas kaki, minyak sawit dan turunannya, dan lemari pendingin.

Sementara itu, impor Indonesia dari Peru senilai US$149,6 juta. Produk impor Indonesia adalah biji cokelat, briket batu bara, bahan bakar padat, pupuk, anggur, dan seng mentah. Pertumbuhan impor tumbuh rata-rata 13,5% per tahun.

Indonesia merupakan ekonomi terbesar dengan populasi 280 juta menunjukkan tingginya potensi pasar untuk produk ekspor Peru, khususnya produk pertanian, termasuk biji cokelat dan anggur.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar