Investree Perkuat Kolaborasi Dengan Ekosistem Keuangan Digital

JAKARTA – Memasuki tahun ke enam berdiri, fintech lending Investree berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi strategis dengan anggota ekosistem keuangan digital agar semua pemangku kepentingannya dapat tumbuh lebih solid dan memberi dampak positif bagi UMKM.

Co-Founder sekaligus CEO Investree Adrian Gunadi mengungkapkan sepanjang 2021 hingga saat ini, pihaknya telah menjalin kolaborasi strategis, salah satunya bersama Gramindo Berkah Madani untuk memberdayakan 1.000 pengusaha perempuan ultramikro yang tergabung sebagai borrower Investree yang saat ini terus bertambah hingga 5.000 pengusaha.

"Kolaborasi itu terbukti meningkatkan kesejahteraan ibu-ibu pedagang di Yogyakarta yang butuh dukungan pembiayaan untuk mengembangkan usaha sederhana mereka," jelas Adrian dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat (22/10).

Kemudian, Investree juga menggandeng perbankan yang sudah menjadi mitra, yakni Bank Danamon. Kolaborasi ini mendapatkan penghargaan dari The Asset Triple A-Treasury, Trade, Sustainable Supply Chain (SSC), hingga Manajemen Risiko bertajuk ‘Best Hedging and Risk Solution : FX’ atas penerapan inovasi baru dalam bidang pelindungan nilai valas dan manajemen risiko.

Tak sampai situ, Investree juga turut menjalin kolaborasi strategis dengan digital freight forwarder, Andalin guna menawarkan akses pembiayaan bea cukai dan pajak bagi klien Andalin lewat produk unggulan Buyer Financing.

Sinergi bersama Andalin diperkuat untuk meringankan beban biaya klien supaya mereka tak perlu lagi mengeluarkan dana besar di awal sehingga manajemen arus kas perusahaan dapat berputar dengan efektif dan optimal.

Dari aspek penguatan lender institusi, Investree pada semester II tahun ini juga menyambut Bank Jago serta BPR Lestari untuk menguatkan komitmen membantu pelaku UMKM bangkit dan pulih dari krisis ekonomi yang terjadi akibat pandemi covid-19.

"Itu sejalan dengan tujuan mencapai inklusi finansial. Bersama OJK pada Bulan Inklusi Keuangan ini, kami terus berupaya mendorong akses keuangan dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Adrian.

Adrian menambahkan, kolaborasi yang sudah terjalin dengan sejumlah mitra itu tentu akan terus bertambah dan akan semakin menguat dari segi proses bisnis, dampak, dan lain-lain bagi mitra yang sudah memiliki eksistensi tinggi.

"Untuk itu selain mengeksplorasi, kami juga gencar melakukan perbaikan dan pemeliharaan dari setiap kerja sama yang sudah terbangun," kata dia.

Sebagai informasi, hingga September 2021, Investree berhasil mencatatkan total fasilitasi pinjaman sebesar Rp12 triliun dengan nilai pinjaman tersalurkan sebesar Rp8 triliun atau meningkat 51% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dari segi angka pemberi pinjaman dan peminjam, hingga akhir kuartal III 2021 tercatat sudah ada sekitar 46.000 lender dan 6.000 borrower yang bergabung dengan Investree. Perbandingan lender individu dan lender institusi pun ada di presentasi 40:60.

"Hal ini menandakan semakin banyak institusi besar yang terdorong untuk memberdayakan UKM sekaligus mengembangkan aset perusahaan dengan menjadi pendana di Investree," tandas Adrian.

Adrian juga mengklaim kontribusi Investree terhadap industri fintech lending pun sudah terlihat secara nyata. Pasalnya, pinjaman outstanding Investree telah memiliki sumbangsih sebesar 8,3% dari terhadap pinjaman outstanding produktif negara. Per September 2021, TKB90 Investree mencapai 98,22% atau lebih baik dari rerata nasional sekitar 93,3%.